3

1.7K 246 14
                                        

Happy reading









Ketika bangun dari tidurnya, Jaemin tidak mendapati keberadaan Jaehyun di sana. Sudah jelas bahwa pria itu pergi meninggalkannya setelah Jaemin tertidur karena kelelahan yang disebabkan pergumulan panas mereka tadi malam.

Jaemin menghela napas. Dengan hanya mengenakan selimut yang menutupi tubuh telanjangnya, Jaemin berjalan menuju jendela besar apartemennya untuk melihat pemandangan yang ada di luar sambil menyesap sebatang rokok. Kemudian, dia dapat mendengar dengan jelas pintu apartemennya yang terbuka. Tanpa harus berbalik untuk melihat, Jaemin sudah mengetahui siapa yang datang.

"Tsk. Tadi Jaehyun ada di sini, kan?"

Mark yang merupakan manajer Jaemin itu mendengus begitu melihat kekacauan yang ada di hadapannya. Baju Jaemin yang tercecer di mana-mana serta keadaan ranjang yang begitu mengenaskan. Ah, tapi tidak lebih mengenaskan dari keadaan pemilik kamar apartemen itu. Mark tidak harus susah-susah menebak, karena dia tahu bahwa satu-satunya yang bisa membuat Jaemin seperti itu hanyalah satu orang. Siapa lagi kalau bukan si Jung Jaehyun itu?

"Ya, dia sudah pergi," balas Jaemin acuh tak acuh.

"Setidaknya kau membuka jendela agar udara segar masuk ke dalam sini. Tidak ada yang bisa aku cium selain bau sperma."

"Hyung, sejak kapan Jaehyun kembali ke Korea?" tanya Jaemin, mengabaikan keluhan Mark.

Mark menghela napas, "Menurutmu?"

"Kau tahu, dia sedang syuting film di China. Manajernya menghubungiku dan mengatakan bahwa dia tiba-tiba menghilang, padahal besok dia memiliki jadwal syuting. Aku datang ke mari karena aku memiliki firasat kalau dia akan mendatangimu, dan karena aku tidak menemukan dia di sini, itu artinya dia sudah kembali ke China. Jadi, aku rasa kita tidak perlu memikirkan bajingan itu lagi." Lanjut Mark.

"Tapi, apakah dia tidak mengatakan apa-apa padamu ketika dia datang dan pergi seperti ini?" tanya Mark.

Jaemin hanya diam. Dia mematikan rokok yang tadi dihisapnya, dan membuang benda itu di asbak. Tidak sedikit pun berniat untuk menjawab pertanyaan Mark dan membuat pria yang terpaut usia 2 tahun di atas Jaemin itu mengerucutkan bibir karena sebal. Bocah bodoh ini. Gerutunya dalam hati.

Beberapa saat kemudian, Mark teringat sesuatu. Selain mencari keberadaan Jaehyun, niatnya datang ke sini juga dikarenakan hal lain. Oleh karena itu, dia mengambil ponsel yang ada di sakunya dan mulai menyentuhkan jarinya di benda persegi panjang tersebut untuk membuka sesuatu yang hendak ia tunjukkan pada Jaemin.

"Kau harus berhati-hati ketika kau ada di luar. Mata dan telinga itu ada di mana-mana," ucapnya.

Jaemin mendongakkan kepalanya, "Kenapa? Apa ada sesuatu lagi yang muncul di internet?"

"Bukan hal yang penting. Ini tentangmu dan Jeno," jawab Mark, lalu menyerahkan ponselnya pada Jaemin agar dia bisa melihat artikelnya sendiri.

"Ada orang yang mengambil foto saat kau masuk ke dalam mobil Jeno dan mempostingnya di internet. Bahkan foto biasa seperti ini bisa menjadi sebuah isu, karena kau dan Jeno sama-sama terkenal. Kau mengerti maksudku, kan?"

Jaemin dapat membaca dengan jelas artikel dengan judul 'Where did Lee Jeno and Na Jaemin go last night in the car?' yang menampakkan dengan jelas figur dirinya dan Jeno. Pikirannya melayang pada kejadian semalam. Jaemin hampir saja lupa akan hal itu. Jeno pasti merasa terluka karena dirinya yang tiba-tiba menyuruh pria itu pergi. Padahal Jaemin sendiri yang meminta pria itu mengantarnya pulang, tapi dia juga yang mengusirnya seperti itu.

Mark yang melihat Jaemin melamun merasa terabaikan dan langsung mengambilnya kembali.

"Intinya, jika berita mengenai kau dan Jaehyun tersebar, akan sangat berbahaya bagi kalian berdua. Ingat itu baik-baik."

Behind The Scenes [NOMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang