8

993 144 22
                                        

Happy reading


⚠️🔞


"Apa kau baik-baik saja, Jeno? I'm sure you weren't expecting that.." tanya Jaemin sambil mengecek luka yang ada di leher Jeno.

Saat ini mereka sudah berada di dalam mobil Jaemin.

"Aku baik-baik saja, Jaemin. Ini hanya luka kecil."

Namun, Jaemin tidak mengindahkan perkataan Jeno dan tetap memasang wajah khawatirnya sembari terus mengecek luka tersebut.

"Umm.. Jaemin. Sorry for asking, but... Are you two on bad terms?"

Setelah mendengar pertanyaan Jeno, Jaemin langsung terdiam. Raut wajahnya terlihat sendu. Jeno yang melihat itu tentu saja langsung merasa sangat bersalah.

"Maaf. Seharusnya aku tidak bertanya," sesalnya.

Tangan kanan Jaemin bergerak untuk mengambil obat oles di kotak P3Knya.

"It's a bit more complicated than just 'on bad terms'," ucap Jaemin sambil mengoleskan obat itu di luka Jeno.

Jeno hanya diam.

"Sudah," ujar Jaemin, lalu menutup kembali botol obat itu dan menyimpannya di tempat semula.

Kemudian, Jaemin kembali melihat luka di leher Jeno dengan tatapan khawatir seraya berkata, "Aku sangat khawatir. Semoga lukanya cepat sembuh sehingga tidak menggangu pekerjaanmu."

"T-tidak. Ini tidak apa-apa. Sungguh!" balasnya dengan cepat.

Jaemin menghela napas dalam-dalam, lalu menyalakan mesin mobilnya.

"Tetap saja. Aku benar-benar meminta maaf atas perlakuannya."

Mobil Jaemin pun melaju keluar dari tempat parkir restoran itu.

"You don't need to. Seharusnya aku yang meminta maaf," ucap Jeno sambil menyentuh tengkuknya dan melihat ke luar jendela yang ada di sebelahnya.

"Keadaannya sudah cukup buruk dan aku langsung ikut campur begitu saja tanpa berpikir," lanjutnya.

"Itu karena Jaehyun memang pemarah," ujar Jaemin dengan datar sambil tetap melihat lurus ke depan.

Jeno memang pernah mendengar bahwa Jaehyun memiliki temperamen yang buruk. Setelah berhadapan langsung dan mendengarnya dari Jaemin, dia dapat menyimpulkan bahwa rumor tersebut benar adanya.

Dan lagi, bagaimana cara Jaemin memanggil Jaehyun membuatnya berpikir bahwa mereka sangat dekat. Namun, apa yang baru saja dia lihat justru mengatakan sebaliknya.

Sebenarnya, apa hubungan mereka sesungguhnya?

"Aku masih memiliki waktu sebelum ke tempat yang harus aku datangi, jadi aku bisa mengantar sampai ke tempat tinggalmu . Di mana tempatnya?" tanya Jaemin yang menyadarkan Jeno dari lamunannya.

"Oh, tidak usah. Turunkan saja aku di persimpangan itu. Aku akan memakai taksi."

"Aku tidak menerima penolakan. Aku akan mengantarmu," ucap Jaemin memaksa sambil melirik Jeno.

"Baiklah kalau begitu," Jeno pun menyebutkan alamat rumahnya pada Jaemin.

Sepanjang perjalanan menuju tempat tinggal Jeno, mereka berdua membicarakan hal. Seolah Jeno dan Jaemin merupakan dua orang yang telah saling kenal sejak lama sekali.

Behind The Scenes [NOMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang