Chapter 14

165 14 2
                                    

Azlan dan Maira tampak saling curi pandang dan menunduk malu saat tak sengajak bertemu di depan aula. Keduanya telah lulus ujian skripsi dan saat ini adalah acara wisuda mereka.

Suasana nampak ramai oleh orang tua para mahasiswa dan mahasiswi yang berdatangan. Mereka lantas segera masuk ke dalam aula dan duduk bersama mahasiswa dan mahasiswi lain yang juga akan menjalani wisuda hari ini.

Maira duduk di samping Naura dan terbayang setelah wisuda orang yang selama ini dikaguminya akan datang ke rumahnya bersama keluarga besarnya untuk memintanya pada abah.

"Mai, deg-degan nggak sih?" Tanya Naura yang dibalas anggukan oleh Maira.

Mereka mengikuti acara wisuda dari awal yaitu pembukaan acara hingga akhir yaitu penutupan acara. Setelahnya mereka melakukan foto bersama keluarga dan teman-teman sekelas mereka.

***

"Azlan, habis ini langsung pulang ya. Ibu bantu kemas barang-barang kamu." Ujar sang ibu setelah sesi foto bersama keluarga. Azlan mengangguk.

"Anak Ibu udah wisuda. Padahal dulu kamu masih bayi." Kata sang ibu sambil mengelus punggung Azlan. Sedangkan putranya hanya menanggapi dengan senyuman.

"Ibu mau jodohin kamu sama anak temen Ibu. Dia sholihah, hafidzah juga. Mau kan?" Kalimat yang barusan terucap dari mulut sang ibu berhasil membuat Azlan yang tadinya tersenyum mengendurkan senyumnya dan diam.

"Ibu nggak maksa. Dipikir-pikir dulu aja. Tapi Ibu harap kamu mau karena Ibu udah suka sama anaknya. Dia sopan, cantik, sholihah, sama-sama hafal Al-Qur'an juga." Tambah sang Ibu.

"Yaudah, kamu Ibu tunggu disini. Kamu foto-foto sana sama temen-temenmu." kata sang Ibu yang hanya dibalas anggukan oleh Azlan.

Azlan berjalan menghampiri teman-temannya yang sedang berfoto bersama. Raut wajahnya yang tadinya bahagia berubah menjadi sedih. Namun ia berusaha menyembunyikannya.

"Zlan. Ehm... Foto yuk." Tanya Maira ragu. Azlan hanya menanggapi dengan anggukan, seperti tak semangat dengan ajakan Maira berfoto bersama.

Maira memberikan ponselnya pada Azlan. Mereka tersenyum menghadap kamera ponsel Maira. Dan setelahnya jari jempol Azlan memencet tombol potret pada layar ponsel Maira.

Azlan menyerahkan ponsel Maira. Maira menerimanya dan menatap gambarnya dengan Azlan. Ia merasa di foto itu senyumnya terlalu aneh. Lantas ia menyerahkan kembali ponselnya pada Azlan.

"Lagi. Aku kelihatan jelek." Kata Maira yang hanya direspon anggukan kecil oleh Azlan.

Azlan kembali mengangkat ponsel Maira dan tersenyum ke arah kamera ponsel Maira, memencet tombol potret dengan jempolnya dan memberikan ponsel itu pada sang pemilik. Maira kembali mengecek dan cemberut. Sekarang pipinya yang terlihat tembam.

"Lagi. Pipiku kelihatan tembem."

Azlan hanya menghela nafas dan mengulangi lagi apa yang tadi ia lakukan. Namun belum sempat memencet tombol potret teman-temannya ikut muncul di kamera dan berpose. Ia mengabaikannya dan segera memencet tombol potret. Setelahnya ia menyerahkan ponsel itu pada Maira.

"Nah ini baru bagus." Kata Maira.

Tapi kok yang lainnya ikutan sih. Padahal pengen foto berdua sama Azlan. Batinnya.

Suratan Takdir dari Arsy [SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang