Chapter 12

190 14 1
                                    

Semester Lima

Papan pengumuman terlihat sangat ramai hingga para mahasiswa dan mahasiswi berdesak-desakan untuk melihat nama mereka di papan pengumuman. Namun tidak dengan Azlan yang kini menatap kerumunan mahasiswa dan mahasiswi itu. Ia memilih untuk melihatnya saat sudah sepi nanti. Dia berjalan menjauh dan berjalan menuju kelas. Tak terasa kini ia sudah semester lima dan akan mengikuti kegiatan KKN (Kuliah kerja Nyata).

"Cepet banget, udah lihat emang?" tanya Maira saat melihat Azlan masuk.

"Belum. Hehe." Maira hanya merespon dengan helaan nafas.

"Eh, tapi tadi si Mia lihat papan pengumuman kan? Tadi gue suruh fotoin. Tapi bisa nggak ya? Kan rame banget pasti. Susah lah pasti." Ujar Khansa.

"Bisa dong." Sahut Mia yang baru saja masuk tanpa disadari oleh teman-temannya yang sedang sibuk sendiri-sendiri.

"Share dong di grup." Pinta Khansa.

"Bentar. Otw tak share nih. Tapi rada ngeblur nggak apa-apa ya? Soalnya tadi udah kayak mau antri sembako." Kata Mia seraya menatap ponsel dengan jarinya bergerak memencet layar ponselnya.

Azlan segera menyalakan ponselnya dan membuka gambar yang dikirim oleh Mia dan mencari namanya serta ia kebagian kelompok berapa. Pria itu sedikit membulatkan matanya saat melihat tepat dibawah namanya terdapat nama Maira. Ia menoleh ke arah Maira yang ada disampingnya. Tanpa ia tahu Maira juga menoleh. Mereka sama-sama menoleh pada waktu yang bersamaan hingga membuat pandangan keduanya bertemu.

Keduanya segera memutus kontak mata dan segera mengalihkan suasana yang tadinya merasa cangung. Dengan segera Azlan mengucap sesuatu agar tak terlihat canggung dimata teman-temannnya, "Mai, kita satu kelompok." Ucapnya.

Maira membalasnya dengan senyuman tipis disertai anggukan kecil dan berkata, "Tapi kita cuma berdua aja. Lainnya dari prodi lain."

"Nggak apa-apa. Nambah temen." Ujar Azlan yang dibalas senyum manis oleh Maira.

Azlan hampir tak bisa berkedip menatap senyum Maira. Namun dengan segera ia memalingkan wajahnya dan beristighfar dalam hati. Karena memandang lawan jenis yang belum halal hukumnya haram. Dan istighfar adalah cara agar kita tak terlalu lama jatuh pada lubang dosa yang disebabkan karena hal yang mungkin dianggap sepele, namun sebenarnya bukanlah hal sepele belaka. Karena pandangan adalah salah satu pintu masuk syaitan untuk menggoda manusia agar terjerumus dalam kemaksiatan.

***

Azlan menatap pantulan dirinya di depan cermin. Pria itu lantas mengenakan jas almamaternya dan merapikannya. Jantungnya berpacu dua kali lebih cepat. Ia tahu, ini efek karena ia satu kelompok dengan Maira dan ia akan melakukan kegiatan bersama Maira selama dua minggu ke depan. Bukan. Bukan bersama Maira saja. Namun dengan teman-teman satu kelompoknya yang lain.

Azlan menghela nafas, "Hufftt. Tenang Zlan. Jangan kayak mau lomba qiro'at." Gumamnya menenangkan dirinya.

"Astaghfirullah. Harus banyak-banyak istighfar." Tambahnya.

Tak ingin berlama-lama di depan cermin, ia segera meraih tas ranselnya dan memakai sepatunya. Setelah itu ia keluar dari kamar kosnya dan menunggu ojek online yang sebentar lagi akan datang. Dan jantungnya masih saja berdebar kencang. Tak lama, ojek yang ditunggunya datang. Ia segera naik dan motor pun melaju menuju kampusnya.

Sepuluh menit kemudian ia sampai di depan gerbang kampus. Azlan lalu menyerahkan uang pada sang driver ojek online dan segera masuk ke area kampus. Matanya menelusuri sekeliling, berharap menemukan satu-satunya teman satu kelompoknya yang satu kelas dengannya, Maira.

Suratan Takdir dari Arsy [SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang