"Njun, kamu gak pulang?" Tanya Haechan "kamu ngusir aku?" Balas Renjun menatap Haechan yang berdiri dibelakangnya "bukan ngusir Njun, ngeliat kamu yang kaya gini bikin aku frustasi, lebih baik kamu kerumah baba kan?" Tutur Haechan
"Memangnya aku kenapa?" Kali ini Haechan menatap Renjun tak percaya "masih bertanya kau kenapa? Serius? Lihat dirimu Huang Renjun, tidak keluar dari rumahku, tidak melakukan siaran, berbohong sakit padahal laporanmu menumpuk, uring uringan disofa ku, bahkan kau belum mengganti baju mu 2 hari Renjun" terang Haechan lalu mendengus
Renjun menunduk, kembali uring uringan disofa rumah Haechan, yang sekarang sudah ntah bagaimana jadinya "lebih baik kau mandi, aku akan keluar membeli bahan makanan dan cake untuk mu, jadi bersemangatlah" Mata Renjun berbinar "belikan cake dengan moomin diatasnya!" Teriak Renjun pada Haechan yang berdiri didepan pintu "makanya mandi sana! Sofa ku sudah sangat bau karena mu"
Senang karena Haechan menurutinya, Renjun pun bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan setelahnya membersihkan ruma sahabatnya itu yang sudah sangat berantakan karenanya
.
.
.
.Jam menunjukan pukul setengah 4 sore, sudah sangat sore untuk Haechan yang seharusnya sudah pulang dari berbelanja, takut sesuatu terjadi pada Haechan, Renjunkan belum makan masa Haechan sudah meninggalkannya duluan
"Renjun! Aku pulang" baru saja Renjun akan menelpon Haechan, sahabatnya itu sudah pulang "kenapa lama sekali?" Tanya Renjun "kukira kau tak ingin pulang lagi" lanjut Renjun "seharusnya aku yang mengatakan itu, kapan kau akan pulang huh?" Dengan dagu terangkat Haechan bertanya
"Setelah makan aku akan pulang, lagi pula ini sudah dua hari, aku khawatir Jaemin tidak makan dengan baik" gumam Renjun lalu duduk di kursi meja makan berhadapan dengan Haechan
"Kau masih mengkhawatirkannya?" Tanya Haechan, menyodorkan sekotak ayam kedepan Renjun "tentu Jaemin masih suamiku" jawabnya mengambil sepotong paha ayam "syukurlah, masalah kalian itu sebenarnya bisa dibicarakan baik baik jika diperhatikan, karna bisa jadi hanya salah paham semata, makan dulu ayam mu baru cakenya, dan juga.. untuk kesalah pahaman malam itu aku dan Jeno sudah menjelaskannya pada Jaemin" Renjun mengangguk paham, menurut memakan ayamnya dulu, sebelum bergumam terima kasih
Ting tung~
Renjun berdiri melihat dari intercom rumah siapa yang datang sore menjelang malam seperti ini
"Siapa?" Tanya Haechan, Renjun mengangkat bahunya "tidak tahu" lalu membuka kunci dan berjalan ke arah pintu "siapa..?" Seorang laki laki berdiri didepan pintu dengan senyuman
"Huang Renjun?" Renjun mengerutkan dahinya bingung "iya benar dengan saya sendiri, tapi.. ini rumah lee donghyuck, anda siapa yaa?"
"Ah, saya pengacara langsung dari saudara Na Jaemin, ia menitipkan ini" jelasnya "kalau begitu saya pamit" lanjutnya meninggalkan Renjun yang masih termangun didepan pintu
"Renjun.. siapa? Kenapa lama sekali" Haechan datang dari belakang Renjun, menatap Renjun lalu melirik sekilas pada map yang tengah di pegang Renjun "pengadilan negri..." lirih Haechan lalu kembali menatap Renjun, Haechan tidak sebodoh itu untuk sekedar mengerti apa yang baru saja terjadi "Ren ayo masuk kembali" Haechan berujar menuntun badan Renjun yang hanya mengikutinya begitu saja dan membawanya kesofa yang sekarang tampak lebih baik, sofa tempat Renjun selalu uring uringan dua hari belakangan ini
Renjun menunduk, memusatkan perhatiannya pada map coklat didepannya, masih tak ingin untuk hanya sekedar mebukannya, makin lama menatap map tersebut hatinya semakin sakit "apa segitu tak inginnya Jaemin memperjuangkannya"
Mata Renjun berkaca kaca menandakan air matanya bisa saja jatuh saat ia memejamkan mata indahnya tersebut, Haechan yang melihat itu mendekatkan tubuhnya dan mendekap Renjun mengelus punggung sahabatnya perlahan, amarahnya mencuat, melihat Renjun seperti ini benar benar membuatnya ingin menghajar seseorang bernama Jaemin
KAMU SEDANG MEMBACA
hope | ( jaemin x renjun)《END》
FanficApakah gua harus menambahkan kata "less" dalam judulnya? _____________________________________ hanya sedikit kisah tentang aku, sebuah benci dan sedikit cinta yang menghasilkan sejuta harapan. _____________________________ Bahasa baku non-baku (?)...