Apakah gua harus menambahkan kata "less" dalam judulnya?
_____________________________________
hanya sedikit kisah tentang aku, sebuah benci dan sedikit cinta yang menghasilkan sejuta harapan.
_____________________________
Bahasa baku non-baku (?)...
Mau nyapa doang kok :) ________________________________________
- renjun pov
'tenanglah renjun, semuanya nya akan baik baik saja' batinnya saat menyadari semua orang sedang menatapnya dan xiaojun, renjun menunduk, menatap sepatunya
"semuanya akan baik baik saja" gumam gua berkali kali menetralkan kepanikan yang hampir aja terlihat tadi
Gua pun melirik kearah xiaojun ge yang tersenyum sambil menggenggam erat jemari tangan gua yang lebih kecil darinya
. . . .
"oh njun, sini duduk disini" ucap yuta menepuk kursi disebelahnya "kita masih menunggu anaknya taeyong dan douyong dulu ya" hanya senyuman yang kini bisa renjun berikan untuk saat ini
Ia hanya takut jika dia mengeluarkan suara untuk berbicara malah terdengar isakan nantinya, ia rapuh
"injun kenalkan dengan appa taeyong dan papi doyoung?" kali ini tanya baba pada renjun dan untuk kesekian kalinya renjun hanya mengangguk
"kasih salam dong injuni sayang" ucap baba lagi "eoh? Nee, salam kenal huang renjun imnida " ucap renjun dengan suara kecil dengan kecepatan tinggi
Krrieet Pintu berderit mengambil antusias semua mata yang berada dalam ruangan
"oh, sudah datang sini nak, duduk disini" ucap taeyong
'tunggu apa? Kenapa?' batin renjun tak percaya dengan siapa yang baru saja datang
"baba tau dia tampan, tapi jangan sampai bola matamu keluar dari lingkaran mata injun sayang" ucapan winwin berhasil membuat renjun menjadi titik perhatian
Bukan, bukan ketampanannya, melainkan siapa, siapa orang yang sudah duduk dihadapannya
"lho?!" "tunggu tunggu!" ucap renjun memotong pembicaraan dari seseorang yang sangat ia kenal -meluapkan sedikit emosinya- dengan tangannya yang menunjukan angka lima sebagai isyarat untuk berhenti berbicara
"jadi... jeno yang akan dijodohkan dengan ku?" tanya renjun langsung -was was- berharap akan datangnya kemungkinan lain, pasalnya ia tau apa yang terjadi jika ia menerima perjodohan itu, dia bisa memprediksinya
"oh renjun sudah kenal dengan jeno? Makin bagus dong kalau begitu" ucap douyong
"apa? Bukankan jaemin yang akan melakukan perjodohan?" tanya jeno yang kini memunculkan sedikit kepanikan pada wajahnya
"karena kalian sudah saling mengenal bukankah itu lebih baik?" ucap taeyong kini "tapi__" ucap jeno terhenti saat bertatapan mata dengan taeyong
"baba papa, renjun tidak ingin seperti ini, tidak ingin perjodohan ini" ucap renjun lirih dengan penekanan diakhir kalimat, dia bisa merasakan -sangat- ada sesuatu yang tidak seharusnya terjadi
"lho kenapa sayang? Apakah jeno jahat terhadap mu?" tanya taeyong yang mendengar lirihan renjun
"jeno baik, hanya saja aku tidak memcintainya" "tapi cinta bisa tumbuh karena terbiasa renjun"
'perse*tan dengan kalimat itu' batin renjun seraya bangkit dan menutup kedua matanya, menyembunyikan dua buah bola matanya yang indah
Xiaojun yang melihat adiknya sedang dalam keadaan tidak bagus hanya bisa mengelus pelan tangan renjun yang menggantung, tanpa berniat berbicara ataupun berkomentar
"appa jeno juga tidak mencintai renjun" jeno ikut berdiri dari duduknya, namun tampaknya tanggapan tersebut sama sekali tidak di idahkan siapa pun, membuatnya kembali duduk pada posisi semula #sadboy
"baba tolong... Jangan seperti ini" ucap renjun lalu jatuh terduduk di kursinya, meremat rambut rambutnya yang halus berwarna abu tersebut
Jari jari tangan renjun mulai bergetar kecil, menandakan panic attacknya telah melandanya
"tolong jangan buat orang lain tersiksa, renjun siap -lalu menggelengkan kepalanya- ah belum untuk saat ini, tapi bisakah itu tidak dengan jeno?" ucap renjun pelan, kembali membuka mata bak jelaganya tersebut
"renjun tau, jeno telah menyukai seseorang, bahkan orang tersebut adalah orang yang sangat renjun sayang, seseorang yang menguatkan, menghibur dan selalu ada untuk renjun, tolong jangan sakiti perasaannya"
Ada sedikit jeda renjun berikan, mengatur nafas, suara dan emosinya
"jeno menyukai sahabat renjun" ucap renjun lalu menatap dalam pada kedua manik mata jeno didepannya
"memangnya sia__" "dari mana kau tahu" kini ucapan jeno memotong perkataan douyong,
"ntah, hanya sekedar dapat merasakan aura positif dari kalian, hanya dengan melihat tingkah kalian satu sama lain aku dapat mengetahuinya, dan apakah jeno tau, haechan juga menyukai mu"
"haechan memang tidak mengatakannya, tapi perilakunya yang mengatakannya, kau pasti mengenal sifat haechan" ucap renjun lagi menjawab pertanyaan tersirat dari dua manik jeno
"jadi papa, baba, appa taeyong dan papi doyoung anggap saja renjun yang menolak jeno, dan bukankah memang seharusnya bukan jeno yang akan dijodohkan dengan ku?" tanya renjun lagi
Kali ini Renjun berhasil mengatur kepanikannya ah, ia berhasil
Xiaojun yang berada disamping adiknya itu langsung menggenggam tangan renjun dan tersenyum kepadanya
"besok adalah tahun terakhir renjun di masa perkuliahan, dan dua minggu lagi adalah ulang tahun renjun, bisakah kita membicarakannya sehari setelah ulang tahun ku?" pinta renjun
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. . . . . . . . .
Oke sampai disini... Pendek? Iya, memang T_T moomin juga tau ini pendek
Oh ya, moomin mau nanya, boleh gak?
Bodo amatlah moomin tetep mau nanya kalaupun gak dibolehin, Garing gak sih ceritanya? Karena jujur DULU moomin itu sering dibilang garing #sad