33. Allah, Jangan!

133 12 0
                                    

"Sulit untukku menerima ini semua. Aku tak ingin kamu pergi, namun Allah lah yang menetapi. Aku kecewa, juga terluka, tapi aku tak bisa melakukan apa-apa."

-Keyakinan Hati

🍁🍁🍁


"Saya dan tim hanya bisa memberikan yang terbaik. Saya hanya bisa menyelamatkan salah satu diantaranya. Ibunya atau anaknya,"

"Ibunya!"

Suara Riri tiba-tiba menggema. Riri berlari dengan air mata yang sudah bergelinang. Sedangkan Al hanya diam mencerna apa kata dokter.

"Dok, selamatkan kakak saya. Saya mohon," pinta Riri dengan menangis sesenggukan. Riri tidak siap jika harus kehilangan Kiran. Riri tidak mau jika kematian menjemput Kiran terlebih dahulu.

Dokter hanya mengangguk dan meminta Al agar masuk ke ruangannya. Al hanya diam tak berkutik, Yogi membantu Al berjalan dan menemani Al.

Yogi takut nantinya akan ada yang terjadi jika Al mendengarkan apa kata dokter sendirian. Al, Yogi, dan juga dokter berjalan ke ruangan dokter Syam. Dalam langkahnya, Al terus berdoa menyebutkan nama Allah dan Kiran.

Sampai di ruangan dokter Syam, Yogi duduk lalu diikuti Al. Dokter Syam akan menyampaikan sesuatu, yang siap tidak siap harus Al dan keluarga ketahui.

"Saya akan memberitahu beberapa hal yang mengenai pasien Kayla. Saat ini, kondisi Kayla tengah koma. Saya dan tim harus segera melakukan sesuatu. Takut terjadi apa-apa dan mengakitbatkan kefatalan.

Pasien Kayla dinyatakan mengalami pendarahan kehamilan. Dan juga penyakit kanker otak yang sudah lama menempel di dalam tubuhnya. Mungkin pasien sendiri tidak tahu akan gejala itu. Karena biasanya gejala ini kadang diketahui kadang juga tidak.

Kanker otak adalah pertumbuhan sel tidak normal (tumor) pada otak yang bersifat ganas. Sel kanker dapat menguasai dan mengambil ruang, darah, serta nutrisi dari sel sehat dalam tubuh.

Berdasarkan jenis selnya, tumor otak dapat bersifat jinak atau ganas. Tumor ganas pada otak atau kanker otak cenderung tumbuh lebih cepat dan menyebar ke bagian tubuh lain, serta dapat muncul kembali walaupun sudah diangkat." ucap dokter Syam panjang lebar.

Al tidak bisa mencerna perkataan dokter Syam dengan baik. Pikirannya hanya terus tertuju kepada Kiran. Sedangkan Yogi mengangguk paham.

"Apa kemungkinan menantu saya bisa sembuh?" tanya Yogi dengan raut yang sedih.

Selama menjadi menantu, Kiran sangat sopan juga ramah. Yogi juga merasa senang mempunyai menantu seperti Kiran. Berhati baik dan juga sholehah.

"Saya tidak bisa menjamin. Karena, faktor utama penyebab tumor otak adalah penurunan fungsi kekebalan tubuh, fungsi detoksifikasi menurun, terjadi penumpukan toksin/racun di otak, dan mutasi genetik dalam sel-sel jaringan otak, hiperplasia atau sel tumbuh tak terbatas. Pembelahan sel yang membentuk massa.

Kita ambil yang terbaik nya saja. Tidak lupa juga berdoa meminta yang terbaik. Saya bukan Allah yang maha penyembuh, saya bukan Tuhan. Saya mungkin hanya kecil perantaranya saja."

Yogi mengangguk paham. Al lalu mendongak memperlihatkan wajah tampannya yang terlihat acak-acakan. Sekarang ini, Al terlihat sangat tak berdaya.

"Jika melakukan operasi, apakah istri saya akan kembali sembuh?" tanya Al dengan pandangan kosong.

"Operasi tumor otak sangat berbahaya, sebagian besar pasien mengalami gejala pasca operasi, seperti kesadaran menurun/terganggu, lumpuh dan sebagainya.

Keyakinan Hati [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang