19. Menuju Kebersamaan

81 10 0
                                    

"Suatu kebersamaan akan terasa membahagiakan, ketika satu sama lain saling menjaga pandangan."

-Keyakinan Hati

🍁🍁🍁

Definisi bahagia itu seperti apa sih? Apakah kedua manusia yang saling mencintai? Apakah yang mempunyai harta banyak? Apakah yang wajahnya tampan juga cantik? Apakah yang derajatnya tinggi? Atau yang lainnya.

Bahagia itu tidak melulu soal saling mencintai dan dicintai, bukan pula yang mempunyai derajat tinggi juga kekayaan yang melimpah, atau tidak melulu yang wajahnya tampan menawan atau cantik menarik.

Bahagia yang memang terasa lebih menyenangkan adalah ketika melibatkan Allah dalam kebahagiaan itu. Jika niat ingin mencapai ridho juga ingin hidup bahagia, maka niatkan karena Allah. Karena Allah lah sang Maha segalanya.

Ada juga orang yang mempunyai kekayaan atau harta yang melimpah, menurut orang lain ia bahagia bisa membeli ini itu. Namun, balik lagi kepada dirinya, apakah ia bahagia dengan mempunyai harta yang begitu banyak, apakah hartanya ia pakai untuk apa? Sodaqoh kah? Amal kah? Atau hal lainnya. Itu balik lagi kepada dirinya sendiri.

Jika Allah saja Maha Kaya, lantas apa haknya manusia yang baru saja punya harta sekecil biji kurma tetapi sombongnya naudzubillah. Kita itu di mata Allah sama rata. Tidak ada yang dibeda-bedakan.

Allah tidak akan melihat seseorang itu dari jabatan, kekayaan, kesempurnaan wajah, tidak juga melihat ia turunan siapa. Bukan juga melihat ia anak Presiden atau Gubernur sekalipun. Tetapi Allah akan melihat seseorang itu dari ketaqwaan.

Ketaqwaan kepada Allah, dengan cara menyertai Allah dalam segala hal. Melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Allah, menjauhi larangannya Allah.

Percuma bahagia di dunia, tetapi tidak ingin mencapai kebahagiaan di akhirat. Itu sama saja dengan mengisi air di ember yang bocor. Sudah menunggu lama, tetapi percuma karena hasilnya nol. Tidak ada sama sekali.

Hidup terkadang harus bercermin dan berintropeksi diri. Tidak perlu merasa sombong atas apa yang dimiliki, karena bisa saja Allah megambilnya dalam sekejap.

Bisa dilihat dari tukang parkir. Ia mempunyai banyak mobil dan sepeda motor, ia tahu bahwa sang pemilik mobil san sepeda motor akan mengambilnya. Tukang parkir tahu, ia harus menjaga kendaraan milik orang lain itu. Dan itu semua hanya titipan yang bersifat sementara.

Kita juga sama, Allah menitipkan tubuh kita agar bisa dijaga bukan diruksak. Allah itu Maha Segalanya, ia bisa menciptakan sepasang mata, kaki, tangan, telinga dan organ tubuh lainnya. Hidup tanpa oksigen akan mati kan? Tetapi anak jaman sekarang kadang suka mengatakan aku tidak bisa hidup tanpa kamu. Lah aneh sekali.

🍁🍁🍁

Sama seperti Kiran saat ini, ia sedang merapikan tempat tidurnya. Mungkin nanti ia tidak akan meniduri tempat tidurnya ini. Kiran juga sekarang ini banyak membaca buku tentang hidup dan tentang cara menjadi ibu rumah tangga.

Kiran juga sadar, apa yang ia punya saat ini itu semua hanya titipan dari Allah. Jika memang bahagianya bersama Al, maka Kiran juga melibatkan Allah dalam semuanya.

Selepas acara lamaran itu, Kiran tidak keluar rumah sama sekali, hanya pergi mengajar dan kuliah. Kiran lebih banyak menghabiskan waktunya bersama keluarganya. Ayahnya, bundanya, dan juga Riri adiknya.

Keyakinan Hati [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang