Bab 4 :

251 7 0
                                    

Sudah 3 minggu Ayla bekerja diperusahaan ini, dan sudah seminggu Gevan tidak terlihat dikantor.

Ya, Gevan hilang tanpa kabar atau pesan sedikitpun. Ayla merasa semua yang ia lewati bersama lelaki itu hanya mimpi semata.

"Nona sebentar lagi akan ada meeting, bersiap-siaplah" ujar Noah dibalik pintu

Ayla mengangguk dan menyiapkan apa saja yang ia butuhkan untuk presentasi nanti.

"Apa kau merindukan bos Gevan nona?" tanya Noah ketika mereka berjalan ke ruang meeting.

Ayla mengangkat sebelah alisnya,
"Yah sedikit" jawabnya jujur

"Kau sangat jujur nona" puji Noah

"Aku hanya menyuarakan apa yang ada di hati dan pikiranku Pak" jawab Ayla.

Mereka pun memulai meeting bersama para karyawan dan juga calon client.

***

*Gevandra pov : on*

Aku terbaring di kasur kamarku setelah menyelesaikan penerbanganku. Segalanya terasa berbeda ketika aku tak lagi mendengar suara cempreng milik Ayla yang selalu menggangguku.

Oh aku tidak boleh seperti ini, gadis itu tidak boleh menaruh perasaan lebih untukku kecuali aku telah memiliki perasaan yang jelas untuknya. Aku mencoba memejamkan mata dan merilekskan tubuhku.

Besok adalah hari cukup berat, maka aku harus mempersiapkan energi yang cukup.

****

Aku terbangun pukul 12 siang, dan memutukan mandi untuk pergi ke kantor. Ya, aku merindukan suara khas milik Ayla.

*Gevandra pov : off*

Ayla baru saja keluar dari ruang meeting jam 1 siang, presentasinya tidak sia-sia. Client setuju untuk bekerjasama dengan perusahaan tempatnya bekerja.

Ayla sudah memesan Ririn untuk membeli makan siang, dan menaruh makanan itu dimejanya.

Ayla membuka ruangan Gevan, terkejut ketika mendapati lelaki itu tengah membelakanginya dengan kedua tangan disaku celana.

"Miss me Ay?" tanyanya, membuat Ayla menelan salivanya susah payah.

*Aylane pov : on*

Aku kaget ketika mendapati Gevan berdiri disana, dan makin kaget ketika lelaki itu bertanya aku merindukannya atau tidak?.

"Miss me Ay?" tanyanya aku melipat tanganku didepan dada, setelah itu dia berbalik menatapku dengan tatapan tajamnya.

"Sedikit" jawabku jujur, aku bisa melihat ekspresu terkejutnya yang sangat singkat itu.

Aku tidak ingin berlama-lama dengannya, dan memutuskan masuk ke bilik khusus disana alias ruang kerja pribadiku. Aku sangat lapar sekali, seperti biasa dia mengikutiku hingga depan pintu.

"Apa kau melewatkan makan siangmu Ay?" tanyanya saat aku mulai menyuap makanan ke mulutku.

Aku mengangguk, tanpa bersuara.

"Habiskan makananmu Ayla, kita perlu bicara" ucapnya kemudian pergi, aku memutar bola mataku malas.

Setelah menyelesaikan kegiatan makan siang, aku berjalan mendekati Gevan yang sedang menatap kearah dokumen dengan serius.

"Kau ingin berbicara apa pak?" tanyaku

"Duduk dulu Ayla" jawabnya tanpa menatapku, aku menurutinya.

Akhirnya setelah beberapa menit aku menunggu, ia meletakkan dokumen yang tadi dibacanya, ku denger dia sedang mengumpat kasar, tapi aku memilih diam dan tak perduli.

Lost Start Not Lost Love (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang