Bab 11

92 4 0
                                    

"Kamu mau minum apa?" tanya Gevan pada gadis yang duduk dihadapannya ini, diantara wanita yang pernah bersamanya Ayla adalah perempuan paling unik, gadis itu lebih senang duduk berhadapan dengannya daripada menyender di bahunya.

"Disini ada nya apa?" tanya Ayla

"Apa yang kamu pesen ada Ay, tenang aja" jawab Gevan.

"Aku mau teh manis aja" jawab Ayla

"Adanya teh kotak, mau?" tawar Gevan, dan disetujui oleh Ayla.

"Kalo saya jadi kamu, nggak mungkin sih saya bakalan mau" ujar Gevan sambil memberikan Teh kotak dingin.

"Maksudnya?" tanya Ayla, bingung.

"Kamu kenapa mau sama saya? Padahal saya udah nyakitin perasaan kamu banget" ujar Gevan.

"Kenapa ya?" Ayla balik bertanya.

"Saya nggak pernah nyangka juga sih, bakalan suka sama Mas. Kaya terlalu pasrah dan ngerasa nggak ada pilihan lain" jawab Ayla.

"Saya yang paling ngerti kamu ya?" tanya Gevan

"Saya yang paling memahami Om kali" jawab Ayla.

"Ya kalo nggak, saya nggak mungkin ada disini Ay" jawab Gevan.

"Awalnya saya kecewa sih, kenapa Mas bisa kaya begini ke saya. Apa saya terlalu muda mas udah tua?" tanya Ayla

"Saya masih muda" tegur Gevan.

"Whatever, tapi makin kesini saya mikir. Bukan sikap kamu yang salah, bukan perlakuan kamu juga sih. Tapi lebih tepatnya karena ekspetasi saya ke Mas itu udahh jauhhhh bangetttt" ujar Ayla

"Saya nggak bisa mengontrol emosi saya tentang Mas Gevan, sampe akhirnya semua harapan saya jadi boomerang. Saya mau istirahat disini, tapi keburu disusul" lanjut Ayla.

"Saya nggak bisa jauh lagi" ujar Gevan.

"Saya juga udah nggak mau lari lagi" sahut Ayla.

"Hati saya udah hilang Ayla, semenjak mama pergi. Saya terlalu fokus sama kebahagiaan bapak saya, saya nggak mau ditinggal lagi. Hati saya udah pergi, cinta saya udah pergi, jangan sampe bapak pergi dan saya kehilangan jiwa saya" jelas Gevan.

"Saya ini licik, Orang tua Diandra lebih tepatnya ayahnya korupsi udah dari lama. Saya nggak mau usaha Ayah saya di manfaatin sama orang kaya gitu. Saya mengorbankan diri saya, juga kamu. Maafin saya Ayla" ujar Gevan

"It's Okay, saya paham" jawab Ayla.

"Saya yakin kamu bisa ngisi kekosongan yang saya diemin bertahun-tahun, saya yakin Mama saya nggak keberatan kalo kamu yang ngisi" ujar Gevan.

"Saya biar begini juga jago caper kali" ujar Ayla.

"Kalo anak remaja sekarang pacaran harus ngapain?" tanya Gevan.

"Saya nggak pernah pacaran, lagian sejak kapan kita pacaran?" tanya Ayla membuat Gevan menggaruk tengkuk belakang kepalanya.

"Iyasih saya kan ngelamar kamu ya, bukan nembak kamu buat jadi pacar" jawab Gevan.

"Apasih" guman Ayla sambil tertawa.

"Kamu tau kosekuensi yang kamu dapetin kalo kamu mau terima saya dihidup kamu Ayla?" tanua Gevan

"Apa?" ujar Ayla balik bertanya.

"Kalo kamu bukan ciuman pertama saya gimana?" tanya Gevan

"Wajar, malah kayanya saya lebih ga percaya kalo ada yang bilang orang kaya kamu nggak pernah ciuman sama perempuan sebelumnya"

"Kamu nggak marah?" tanya Gevan

"Ngapain?. Buat bisa selamanya nggak harus jadi segala hal yang pertama" jawab Ayla

"Umur kamu berapa kok dewasa banget gemesss"

"Hmmmm"

"Ay"

"Hm"

"Ayla"

"Kenapasi?" tanya Ayla gemas dengan tingkah laku Gevan yang terus memanggil namanya.

"Gapapa manggil aja" jawab pria itu membuat Ayla menghembuskan nafasnya malas.

"Kamu cantiikkkk" lanjur Gevan

"Emangggg" sahut Ayla

"Kamu mau saya kaya gimana?" tanya Gevan tiba-tiba.

"Gimana apanya?" Ayla balik bertanya.

"Kamu suka laki-laki yang kaya gimana?"

"Ya yang ngga kaya gimana-gimana sih"

"Kamu nggak mau nanya saya sukanya perempuan yang kaya gimana?"

"Emang yang kaya gimana?"

"Yang kaya kamu" jawab Gevan.

Dasar om-om gajelas! Bikin orang salah tingkah aja.

***

Kalo diingat kembali, Gevan emang lelaki dewasa yang tajir dan juga ganteng. Siapa yang nggak suka liat Gevan? Ayla bisa menjamin hampir semua perempuan akan menyukai pria yang tengah fokus menyetir mobil.

Agak lucu dan sedikit memalukan ketika menyadari perbedaan jarak usia antara Ayla dan Gevan, tapi katanya kalo udah cinta nggak mandang umur.

Ayla nggak pernah terbayang akan ada diposisi ini, posisi dimana beberapa langkah lagi ia akan menjadi tanggung jawab Gevan sepenuhnya.

"Mas Gevan" panggil Ayla, membuat yang dipanggil menoleh sebentar dan kembali fokus pada jalanan.

"Kenapa?" tanya Gevan

"Maafin saya ya kalo saya belum jadi orang yang sempurna buat hidup kamu"

"Maksudnya?'" tanya Gevan bingung.

"Kalo nanti ternyata saya nggak bisa ngasih kisah yang sempurna buat kita, jangan kecewa ya" ujar Ayla.

"Nggak sempurna gimanasih maksud kamu? Aku jadi bingung" ujar Gevan

"Ish! Au ah lupain aja" kesal Ayla.

"Ya semuanya sempurna kalo kita selalu bareng, sama ikhlas sih. Kamu ikhlas nerima saya, saya ikhlas nerima kamu, gitu" jawab Gevan.

Ayla enggan menjawab hanya tersenyum samar.

"Justru saya yang harusnya minta maaf sama kamu, maaf kalo nanti saya nggak sesuai ekspetasi-ekspetasi kamu" ujar Gevan

"Tapi kayanya nggak mungkin, saya ganteng, tajir kurang apalagi ya Ay kira-kira?" tanya Gevan

"Kurang cepet nikahin anak orangnya nih!" sahut Ayla sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Ya sabar dong cantikkkkk" jawab Gevan sambil tertawa.

Kalo nanti hubungannya dengan Gevan harus berakhir, Ayla harap itu akhir yang menyenangkan untuk mereka berdua.

✨✨✨

Lost Start Not Lost Love (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang