Bab 6.

170 7 0
                                    

*Aylane pov : on*

Aku berada di Bandung sekarang, kejadian putusnya hubungan Gevan dan Diandra sudah berlalu kurang lebih 1 bulan yang lalu. Jika kalian mengira setelah kejadian itu aku dan Gevan menjadi dekat, kalian salah.

Semenjak kejadian itu, aku dan Gevan seperti memiliki sebuah batas transparan. Kami masih sering bertemu karena aku mengiyakan tawaran kerjasama yang diajukan Noah saat itu.

Ponselku berdering tanda panggilan masuk.

'Mba Ayla baik-baik aja disana sendirian?' tanya Ririn disebrang sana.

Ya yang menelponku adalah Ririn.

"Baik, kenapa telpon Rin?" tanyaku

'Pak Gevan nyari mbak kesana-kesini sambil marah-marah. Mirip kaya orang kesetanan'

"Masa?" tanyaku

'Iya, mbak cepet ke sini lagi deh mending! Saya ogah dengerin pak Gevan bentak-bentak semua orang gak jelas'

"Lusa saya pulang Rin. Jangan bilang saya lagi di Bandung ya" ucapku kemudian aku mematikan sambungan telepon.

Aku menyesap teh tawar hangatku, udara Bandung selalu sejuk menurutku. Jika suatu saat aku bisa menetap disini, maka itu adalah rencanaku yang bisa terrealisasikan.

Pekerjaan dengan perusahaan Gevan bulan depan akan berakhir, dan bulan depan adalah bulan terakhirku berada di negara ini. Aku memutuskan untuk rehat sejenak dari pikiran dan bayang-bayang Gevan yang selalu menggangguku.

Aku sudah berdiskusi bersama kedua orang tuaku, dan mereka mendukung keputusanku untuk mengikuti pendidikan model di luar negri.

Aku membuka ponsel, melihat instagram. Postingan Gevan bersama seorang wanita cantik yang tidak asing dimataku, caption yang pria itu tulis cukup romantis.

Aku menghela nafas, masih terasa sesak namun semua bisa untuk aku kendalikan sekarang.

Gevan cinta pertamaku, Gevan ciuman pertamaku, Gevan sialan.

*Aylane pov : off*

***

"Ayla!" panggil seseorang membuat gadis itu menoleh kesumber suara. Betapa terkejutnya ketika ia mendapatkan kakak sepupunya berdiri tegap dibelakangnya.

Perkenalkan lelaki tampan blasteran bule turki, bernama Genta.

"Lo ngapain disini?" tanya Genta

"Refreshing otak" jawab Aylane sambil tersenyum.

"Sendirian?" tanya Genta yang sudah berdiri disampingnya.

"Emang pernah rame-rame?" ucap Ayla membuat Genta tersenyum.

"Cari tempat duduk yuk" ucap kakak sepupunya itu sambil menuntun Ayla.

Mereka duduk berhadapan, Ayla memandang jalanan Bandung dimalam hari.

"Udah lama banget kita nggak ketemu, padahal cuma beda kota" ucap Genta sambil melihat wajah jutek adik sepupunya.

"Lo yang nggak pernah main kerumah" sahut Ayla, Genta tertawa.

"Lo udah punya pacar?" tanya Genta membuat Ayla memutar bola matanya malas.

"Bisa nggak sih tiap ketemu gue lo nggak usah nanya masalah itu" jawab Ayla, lagi-lagi Genta tertawa.

"Terakhir kali gue liat lo ditaksir cowo pas SMP, gue liat didepan kepala mata gue sendiri tuh cowok lu tonjok" sahut Genta, Ayla meringis mengingatnya.

"Jangan galak-galak jadi cewek La" ucap Genta, Ayla tak menyahut ia sibuk minum milkshake yang baru saja datang.

Genta juga meminum kopi yang ia pesan tadi.

Lost Start Not Lost Love (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang