Bab 7

140 7 0
                                    

"Lo ada perasaan ya sama si Diandra?" tanya Ayla pada kakak sepupunya, Genta menoleh kearah gadis itu kemudian mengehembuskan nafasnya.

"Lo bahkan nggak peduli sama tangan gue yang lagi berdarah-darah loh bang" Tegur Ayla lagi.

"Lo kan bisa ngobatin itu sendiri, gue panik banget La. Gue bahkan bingung harus nolongin siapa duluan" ujar Genta

"Kenapasih kadang orang yang pantesnya digampar malah nggak gue gampar, nggak lo, nggak si Gevan, sama aja tau nggak! Sama-sama bikin gue makin ancur!" maki Ayla, gadis itu bangun dari brankar rumah sakit dan pergi meninggalkan Genta.

Ayla melirik Ririn dan Beni yang sedang duduk diluar kamar, kemudian ia bergegas pergi.

Genta mengejar adik sepupunya itu, khawatir dengan keadaan Ayla.

Ayla terus berlari di lorong rumah sakit, hingga langkahnya terhenti ketika melihat pemandangan yang tak kalah menyayat hatinya.

Gevan dan Diandra berada dalam kamar rumah sakit yang sama, disana terlihat kedua manusia itu tengah berpelukan.

Saat melihatnya, Ayla merasa semakin bodoh, harusnya ia bertahan pada pendiriannya untuk hidup mandiri, tidak ada keterlibatan apapun antara manusia lainnya. Cukup dirinya sendiri, dan memang hanya dirinya sendirilah yang harus ia perdulikan.

"Ayla" panggil Genta ketika tau apa yang sedang dipandang adik sepupunya itu.

Tubuh Ayla merosot, semua pertahanannya hancur. Apa yang ia tahan selama berbulan-bulan, orang yang ia selalu selipkan didalam doanya. Cinta pertamanya, ciuman pertamanya.

Pertanyaan yang terus ada diotak Ayla adalah, mengapa harus Gevan?.

"Ayla!" teriak Genta, lelaki itu langsung berlari kearah Ayla.

Di arah lain, Indra ayah Gevan menatap samar seorang gadia yang terjatuh dilantai. Ia menatap kearah lain ketika ada seorang lelaki berlari kearah gadis tersebut.

"Ayla, La bangun hei!" ucap Genta, Indra terkejut melihat wajah gadis yang pernah ia temui di halte bus.

Ia melirik perban ditangan gadis itu yang semakin memancarkan warna merah.

"Suster tolong tangani pasien segera ya" ucap Indra, sambil menggotong tubuh Ayla.

***

Saat setelah Gevan bertanya hubungan Ayla dengan Genta, lelaki itu terbaring lemah di kursi kantornya.

Ya, selama Alya menghilang Gevan kalang kabut mencari keberadaan gadis tersebut. Dan kabar mengejutkan sekali lagi terjadi saat Ayla kembali bersama Genta.

Gevan terpaksa beristirahat dirumah, memanggil dokter keluarganya. Diinfus dirumah, saat diinfus ia selalu meracau nama Ayla.

Noah berinisiatif untuk membawa Ayla untuk bertemu tuannya, namun siapa sangka jika Diandra bisa menyelinap masuk bahkan saat Gevan dan Noah masuk kedalam rumah setelah pulang dari kantor.

"Kaya gitu ceritanya Ta" ujar Noah sambil terbaring dikasurnya.

Setelah Ayla sudah ditangani dokter, Genta berinisiatif untuk menemui Noah. Lelaki itu memiliki luka robek akibat sayatan di leher.

"Terus kok Diandra bisa masuk kerumah Gevan, emang dirumah Gevan nggak ada yang jagain?" tanya Genta

"ART sama supir lagi izin belanja bulanan, sedangkan satpam lagi meriksa ke belakang rumah" jelas Noah jujur.

"Ini lo nggak ada niat terselebung kan?" tanya Genta.

"Sumpah Demi Ta, gue ngga tau kenapa tuh nenek lampir bisa masuk rumah tuan Gevan" jawab Noah.

Lost Start Not Lost Love (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang