•Bab 20•

818 61 2
                                    

Semua murid berhamburan keluar dari kelas untuk pulang ke rumah masing-masing.

Dania dan Akil sedang menunggu seseorang di depan gerbang sekolah, beberapa menit berlalu tapi orang yang di tunggu belum juga datang

"Kil, kamu pulang saja dulu, aku nggak papa kok" ucap Dania

"Nggak, aku temani kamu tungguin Kak Reynan, atau biar aku saja yang mengantarmu, aku nggak bisa meninggalkanmu sendirian di sini" ucap Akil

"Makasih, tapi lebih baik kamu pulang duluan Kil. Rumah mu lebih jauh dari pada aku, dan kamu juga bilang kalau tante sedang sakit. Kamu pulang duluan saja, tante pasti membutuhkanmu" bujuk Dania

"Tapi.." Akil merasa berat meninggalkan Dania sendirian disana, belum lama ini Dania kehilangan Abinya.

"Nggak papa, aku baik-baik saja kok sekarang. Masih banyak orang juga di sini, cepatlah, tante membutuhkan mu" ucap Dania

"Fuh.. kalau gitu aku pulang duluan, kamu.." ucap Akil seraya memasang helmnya

"Aku baik-baik saja" ucap Dania meyakinkan Akil

"Aku pergi dulu, sampai jumpa" ucap Akil seraya menghidupkan motornya dan berlalu pergi

Dania tersenyum melihat Akil yang lama kelamaan semakin menjauh, senyuman yang penuh arti dan terlihat bahagia.

'Makasih sudah mengkhawatirkan aku Kil. Sudah lama sekali aku nggak merasakan perasaan itu dari seorang teman' batin Dania

'Bi, saat ini Dania bingung tentang perasaan Dania, semuanya terasa campur aduk sekarang. Dania sedih karena kepergian Abi, tapi disisi lain Dania juga bahagia karena bisa merasakan lagi perasaan di mana Dania dipedulikan oleh seorang teman'

'Benar kata Abi, ada saat dimana kita merasa sedih akan suatu hal, tapi setelah kesedihan itu akan ada kebahagiaan yang menggantikannya, semua punya waktunya. Seperti malam yang gelap akan digantikan dengan pagi yang terang lalu kembali lagi ke malam yang gelap, seperti itulah kesedihan dan kebahagiaan secara bergantian mengisi kehidupan kita' batin Dania

Dania menatap sebuah motor yang sedang melaju mendekati dirinya, motor yang sangat ia kenali. Setelah memakai helm, ia naik ke motor dan duduk seraya tanganya memegang erat jaket pengemudi yang di depannya. Tak lama motor itu melaju membela jalanan kota menuju ke sebuah tempat, rumah Dania.

"Maaf kakak terlambat" ucap Kak Reynan dengan mata yang fokus ke depan melihat jalanan

"Nggak papa Kak" ucap Dania

"Lama nunggunya ?" tanya Kak Reynan

"Nggak terlalu, tadi juga di temani Akil jadi nggak bosan"  ucap Dania

'Akil.. apa kamu juga akan tetap menemani ku setelah kamu tahu hal itu ? akankah kamu tetap jadi sahabat ku jika kamu tahu hal itu ?' batin Dania

"Dek ? dek ?" panggil Kak Reynan

"Ah iya kak ? kenapa ?" tanya Dania yang tersadar dari lamunannya

"Kamu yang kenapa ? tadi sepertinya kamu melamun saja, kamu punya masalah ? bicara sama kakak" ucap Kak Reynan

"Itu kak, tadi saat menunggu kak Syikri, Akil nggak mau tinggalin Dania sendirian, tapi aku bujuk agar dia pulang duluan karena tante sedang sakit. Aku senang karena Akil peduli padaku, bukan hanya Akil, teman-teman kelas juga begitu" ucap Dania

"Bukankah itu hal yang bagus ? kenapa kamu terlihat sedih begitu" ucap Kak Reynan yang melihat wajah Dania dari kaca spion

"Apa Akil dan yang lainnya akan tetap jadi teman ku walau mereka tahu hal itu ? Walau suatu saat mereka nggak mau berteman denganku dan memilih menjauh, aku tetap bersyukur karena aku sudah bahagia bersama mereka walau hanya sesaat" ucap Dania

Cinta Beda Agama [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang