•Bab 2•

3.9K 272 6
                                    

Dua minggu telah berlalu sejak Stefano cerita kepada Akil. Di saat Stefan sibuk memikirkan apa yang akan ia pilih, ternyata ada hati lain yang juga sedang bingung memikirkan masalahnya. Pemilik hati itu sudah tidak kuat memendam masalahnya sendiri, ia pun berencana akan cerita kepada teman dekatnya.

•~•~•

Pulang sekolah, Dania meminta izin kepada Abi-nya untuk mampir ke rumah Akil. Setelah mendapatkan izin, ia dan Akil pun menuju ke rumah Akil dengan mengendarai motor. Setelah beberapa saat, mereka pun sampai di rumah Akil.

"Akil pulang" teriak Akil ketika memasuki rumahnya

"Iya, ehh ada Dania juga" ucap mama Alice keluar dari dapur yang baru saja selesai memasak dan menghampiri kedua remaja itu

"Halo tante" sapa Dania tersenyum

Kedua gadis itu salim kepada Mama Alice

"Halo Dania, ayo makan dulu" ucap mama Alice menyuruh keduanya makan

"Bentar Ma, aku sama Dania mau ke atas dulu" ucap Akil sambil menaiki anak tangga menuju ke kamarnya dan diikuti Dania di belakang

"Yaudah, nanti turun makan"

"Iya Ma"

Dania dan Akil membaringkan tubuhnya di kasur, menatap langit-langit kamar.

"Kil, aku mau jujur" ucap Dania seraya memejamkan matanya

"Mau jujur apa Dan ?" tanya Akil penasaran dan menatap Dania, menunggunya untuk cerita

"Umm, sebenarnya.. selama ini aku punya rasa sama, Stefan" ucap Dania tanpa melihat Akil, ia bangun dan duduk seraya tertunduk.

"Apaa !? jadi maksudnya kamu suka sama Stefan ?" tanya Akil terkejut dan ikut bangun, ia terus memperhatikan Dania, ia masih belum sepenuhnya percaya dengan kenyataan tersebut

"Iya, dulunya begitu, tapi sekarang perasaanku udah berubah jadi lebih dari suka" jawab Dania masih tertunduk

"Tapi Dan, kamu tahu sendiri kan kalau Stefan itu berbeda keyakinan sama kamu"

Akil sedih melihat kedua sahabatnya, ia tak habis pikir, ternyata selama ini kedua sahabatnya mempunyai rasa yang sama, namun mereka terhalang karena ada batasan di antara keduanya. ia juga sedih karena ia tak tau harus bagaimana menolong mereka, "Tuhan, aku tak tahu skenario apa yang engkau tetapkan untuk kedua sahabat ku, kenapa jalan cinta mereka harus sesulit ini ? aku hanya berharap mereka bahagia" doa Akil dalam hati

"Iya aku tahu itu, tapi aku benar-benar menyukainya, dulu hanya sekedar suka, tapi aku nggak tahu sejak kapan berubah jadi gini. Aku juga nggak bisa melarang perasaan ini muncul"

"Cobalah untuk melupakannya Dan, sebelum perasaan itu lebih besar lagi. Kita ini remaja SMA, kita masih labil" jelas Akil seolah mengatakan itu adalah cinta monyet. Sungguh dia tidak ingin kedua temannya ini akan berada dalam situasi yang buruk nantinya

"Mau dikatakan cinta monyet, yah mungkin begitu. Tapi semakin aku mencoba untuk melupakannya, bukannya hilang, perasaan itu malah menjadi lebih besar seiring aku mengenalnya. Menghindar juga bukan pilihan yang tepat, karena kita ini adalah teman. Jadi aku harus bagaimana ? Ini juga sulit untukku. Jika sesulit ini, apa ini bisa dibilang cinta monyet ?" ucap Dania tertunduk lesu, matanya berkaca kaca

Akil yang mendengarnya hanya terdiam, ia tak tahu harus bagaimana menanggapinya. Setelah beberapa saat terdiam, Akil menatap gadis yang berada di hadapannya itu

"Jadi sekarang kamu mau bagaimana ? Apakah kamu akan memilih perasaanmu itu atau memilih keyakinan mu ?" tanya Akil, ia merasa deja vu dengan keadaan sekarang ini. Bagaimana tidak ? masalah tentang sahabatnya Stefan masih belum selesai, lalu di tambah ada masalah Dania, dan masalah mereka berdua sama dan saling terkait

Cinta Beda Agama [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang