♥PULIH KEMBALI♥

241 21 1
                                    

       Author pov
    Setelah kejadian kemarin dan setelah mendapat penanganan dokter selama 5 hari akhida sudah di nyatakan sembuh total dan boleh di bawa pulang hari ini,akhida hanya duduk di kasur mengamati aban mengemasi barang barangnya,seperti ada yang mengamati aban
"Sayang ada apa?  Hm? "ujar aban menghampiri sang istri dan ikut bergabung duduk di depannya
"Tidak apa apa mas"ujar akhida sembari tersenyum
   Aban tersenyum mengamati wajah akhida sembari mengenggam tangan nya yang masih terpasang infus rumah sakit
"Berjanjilah untuk tidak menyakiti dirimu sendiri seperti kemarin,mas khawatir dengan kondisi mu"ujarnya sembari tersenyum pada sang istri
"Insyallah mas,akhida tidak bisa berjanji,mas juga harus berjanji untuk selalu jujur apa pun yang akan terjadi"ujar akhida pada sang suami sembari tersenyum
"Maaf,permisi saya mau mencabut infus milik bu akhida"ujar salah satu suster masuk ruangan milik akhida
"Ah iya,silahkan suster"ujar aban turun dan berdiri di samping kiri akhida
"Apa saya sudah di perbolehkan pulang?"ujar akhida sembari memberikan tangannya kepada sang perawat
"Tentu saja. Dokter bilang bu rida sudah sembuh total,setelah melepas infus bu rida bisa mengganti pakaian santai"ujar sang perawat sembari melepas infus yang menempel di tangan akhida
"Sudah selesai,bu rida bisa mengganti pakain rumah sakit dengan baju santai saya tinggal ya,mari pak bu"ujar sang perawat dengan ramah sembari meninggalkan ruangan akhida
"Terimakasih suster"ujar aban pada sang perawat.
      Setelah perawat keluar ruangan akhida masuk ke dalam kamar mandi untuk mengganti baju syar'i yang aban bawa dari rumah
"Sudah selesai dik?"ujar aban tatkala melihat akhida keluat dari toilet
"Sudah. Kita pulang sekarang?"tanyanya dengan ragu
"Kenapa sayang? Takut?"ujar sang suami menghampiri akhida di depan pintu toilet
"Sedikit,akhida takut jika harus bertemu orang selain mas aban"ujar akhida sembari menunduk
"sshht! Mas ada disini tidak perlu takut ya?"ujar sang suami membawa akhida ke dalam pelukannya
"Kita pulang?"ajak aban pada sang istri dan hanya di jawabi anggukan kepala oleh akhida
      Setelah berhasil membujuk sang istri aban dan akhida berjalan melewati koridor rumah sakit sembari saling mengenggam tangan
"Sya'baan!"ujar laki laki yang tak jauh dari mereka
"Lho mas,kesini to? Ada apa nih"ujar aban pada laki laki tersebut
"Niat nya mau jenguk akhida,eh kata umi akhida pulang hari ini ya udah sekalian kesini jemput kalian berdua"ujar sang lelaki yang berada di depan akhida dan aban
"Mba wirda nggak ikut mas?"tanya mas aban pada sang lelaki
"Wirda ada di dalam mobil sama si nang. Hai da! Udah membaik?"ujar sang lelaki pada akhida
    Akhida tidak menjawab pertanyaannya tapi malah meremas tangan aban pelan
"Mas,kita pulang berdua aja"ujar akhida pelan sembari meremas tangan aban pelan
"Akhida? Kenapa? Dia kenapa ban?"ujar sang lelaki itu pada aban
"Akhida masih belum bisa menemui orang selain ku dan kedua orang tuanya mas ahkam,jadi kemungkinan kita akan pulang berdua saja,dia masih takut dengan orang lain"ujar aban berterus terang pada ahkam
"Ah baiklah,kalau begitu ayo kita ke halaman rumah sakit bersama"ujar ahkam pada mereka berdua

         Akhida pov
     Aku masih takut untuk bertemu dengan semua orang bahkan umi dan abhi mertua ku sekali pun,aku masih bingung kenapa aku merasakan tekanan seperti ini? Apa aku tidak berhak untuk bahagia? Apa ada masalah di masa lalu yang belum terselesaikan? Ya allah hamba ingin memiliki kehidupan layaknya pasangan pada umumnya..
"Sayang,sedang apa hm?"ujar mas aban sembari duduk di seblah ku yang sedang mengamati langit yang begitu indah
"Sedang mengamati langit mas. Subhanallah indah sekali"ujarku sembari tersenyum pada suamiku
"Hari ini langit begitu indah,seakan menyambut dirimu yang sudah kembali pulih,mas senang kamu sudah kembali kerumah ini"ujar mas aban sembari tersenyum menatapku
"Cantik aku atau langitnya"ujarku sembari menangkup wajahnya
"Sampai kapanpun kamu yang paling cantik"ujar mas aban sembari mencium keningku
"Ih,modus!"ujar ku sembari tertawa
"Jangan terlalu lama bersedih sayang,biarkan tawa ini yang menghiasi hari hari mas aban"ujar mas aban sembari menatap ku
"Insyallah mas"ujar ku memeluk suamiku
     Rasanya masih sama seperti memeluk mas aban pertama kali hangat dan nyaman itu yang pertama kali ku rasakan,boleh nggak sih aku bersyukur punya suami kayak mas aban,lembut,penyabar,penyayang,kuarang apa lagi coba..
"Mau jalan jalan?"ajaknya padaku
"Nggak dulu mas,masih takut di tempat rame"ujarku padanya
"Ya udah,udah siang waktunya jam makan,mas ambilin atau makan di bawah?"tanyanya
"Mau coba makan di bawah aja mas"ujarku padanya
     Gimana pun aku harus bangkit aku nggak boleh down kek gini
"Eh malam ngalamun! Ayok turun makan"ujarnya padaku
"hehehe,ayok mas"ujarku sembari tersenyum
       

        SKIP»»»BEBERAPA HARI KEMUDIAN.......

         Author pov
  Akhida sudah benar benar sudah berani bertemu dengan semua orang,pagi ini pasutri muda masih terlelap dalam tidurnya,karena setalah sholat akhida dan aban melanjutkan tidurnya kembali kerena semalam bergadang
    EKHEM BERGADANG KALIAN TAU LAH OKE 🌚🌚

  —TOK TOK TOK–
  
        Oke suara ketukan pintu menganggu pasutri yang sedang beristirahat akhida yang mendengar ketukan pintu itu berusaha membangunkan sang suami di sampingnya
"Mas bangun deh diluar ada umi ketuk pintu kek nya kita bangun kesiangan deh"ujar akhida dengan nya belum kumpul tapi masih kuat mukul tangan si aban
"Sayang aja deh yang buka pintu,mas masih ngantuk nih,semalem begadang"ujar aban kembali menutup dirinya dengan selimut
"Mas,akhida capek ah! Ayolah mas aja yang nyamperin umi,cepetan sana"ujar akhida pada sang suami
"Ah,ya udah mas aja deh"akhirnya aban yang mengalah meninggalkan akhida yang masih bermain di dunia mimpinya. Serasa nyawanya sudah berkumpul aban membuka pintu dan benar ada uminya di sana
"Umi? Ada apa? Pagi pagi sekali bangunin kita"ujar aban dengan mengacak acak rambutnya dengan asal
"Pagi kamu bilang? Dasar anak nakal!ini siang aban! Kemana istrimu biasanya dia bangun pagi"ujar sang umi kepada putranya sembari menjewer telinga milik putranya
"Aduh iya umi maaf,kita semalem bergadang jadi bangun kesiangan,tapi tadi kita udah sholat kok umi,aduh lepasin umi sakit,menantu umi kecapean juga gara gara semalem"ujar aban pada sang umi
"Ah begitu rupanya,ya sudah lanjutkan tidur kalian,tapi jangan lupa ajak istrimu makan nanti"ujar uminya sembari melepas tangannya dari telinga milik aban
"Ada apa dengan umiku? Ah aneh sekali"ujar aban sembari kembali masuk dan menutup serta mengunci kamarnya
      Aban kembali merebahkan dirinya di ranjang bersama sang istri,mengamati wajah sang istri yang tengah tidur ini aktivitas yang ia suka sebelum istrinya bangun
"Jangan terus memandangku seperti itu,umi kenapa kemari?"ujar akhida dengan mata masih terpejam
"Ah rupanya kau tidak tidur? Umi kemari menyuruh kita untuk sarapan"ujar aban sembari membelai rambut panjang milik akhida
"Lalu kau jawab bagaimana?"ujarnya dengan masih terpejam dan menikmati belaian tangan aban di kepalanya
"Aku jawab saja tadi malam kita bergadang,tadi umi mencarimu,aku bilang jika kau kelelahan karena kemarin malam"ujarnya yang seketika membuat akhida bangkit dari tidurnya
"Astaga! Apa yang kau katakan! Itu sangat memalukan! Ah menyebal kan!!"ujar akhida sembari memukuli aban memggunakan bantal
"Aduh aduh sakit yang,kan aku nggak suka boong"ujar aban sembari merintih
"Berbohonglah sekali untuk hal seperti ini,ini sangat memalukan,aku malu bertemu umi"ujar akhida sembari menutup wajahnya menggunakan telapak tangannya
"Sudah sudah dari pada kau marah marah dan memukuli mas aban,sekarang tidurlah kembali mas tau kau masih mengantuk,kemarilah"ujarnya sembari menepuk kasur kosong di seblahnya,tak mau melewatkan kesempatan emas,akhida kembali tidur dengan beralaskan tangan aban dan memeluknya,tangan aban membelai surai hitam nan panjang milik akhida
"kapan lagi aku bisa bermanja dengannya"batin akhida

#ASALAMUALAIKUM MAAF KALO MAKIN NGGAK NYAMBUNG NIH CERITA😂BTW MAKASIH YANG UDAH MAU BACA♥

 
  

KU GENGGAM LEWAT DO'ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang