Hai readers semua! Selamat hari raya Idul Adha bagi yang menjalankan, ya! Tau kok telat tapi gapapa lah wkwk. Inget, selalu jaga kesehatan, hey! Jangan sampe sakit apalagi sekarang kan kasus covid tuh dah nembus 100k orang :(
Oh iya ada info penting nih, berhubung aku tuh orangnya agak 'plin plan' jadi ada 2 chapter yang bakalan aku ubah alur ceritanya. Kenapa? Soalnya jujur ya kalau kalian udah baca yang chapter 8 & 9 sebelumnya itu menurut aku agak berbelit tau ga sih? Dipikir lagi juga kelanjutannya bakal kyk gimana hehe. Oke jadi aku bakal ubah cuma 2 chapter kok ^^
Happy reading!
Don't forget to vote and comment!
"Apa lo juga ngerasain apa yang sama kayak gue?" batin Aldo.
Tiga bulan kemudian..
"Aduh, kamu lama banget bawain barang segitu doang. Cepetan, dong!" kesal Acha.
Aldo hanya menatap datar Acha itu yang kini berstatus sebagai pacarmya. Ya, karena setelah kenaikan kelas Aldo berusaha untuk mengungkapkan perasaannya pada gadis itu tapi terkadang dia terkadang masih bersikap dingin padanya dan tentu membuat Acha geram seakan ingin membuang Aldo ke rawa-rawa.
"Eh, Do. Menurut lo mending yang mana?" tanya Acha sembari memegang 2 baju yang dipegangnya.
Tapi Aldo tidak menggubris dan malah sibuk dengan ponsel nya.
"Aldo." panggil Acha.
"Hm."
"Ck, tau ah. Balik aja gue." Acha menyimpan kembali baju nya.
Aldo sontak menoleh pada Acha yang berjalan keluar toko sembari menghentakkan kakinya.
"Sayang!"
"Mau kemana?" tanya Aldo yang kini sudah berdiri di hadapannya.
"Balik."
"Gajadi beli ---"
"Gak. Buruan anter aku pulang." ujar Acha yang berjalan melawati Aldo.
Aldo hanya menghela nafas pelan dan mengikuti langkah gadis itu.
Sepanjang perjalanan, Acha hanya diam sambil menyenderkan kepala nya ke jendela mobil.
"Cha."
"Acha."
Tapi Acha masih tetap diam tak berniat bergeming. Aldo menghentikan mobilnya ditepi lalu membuka seatbelt nya dan menatap Acha dari samping.
"Acha cantik.." panggil Aldo lagi berniat menggoda gadis itu.
Acha menggigit bibir bagian dalamnya berusaha menahan senyum yang terbit.
"Kesayangannya aku."
Acha terpaksa menoleh sambil memasang wajah cemberut yang dibuatnya.
"Kamu marah?" tanya Aldo.
"Menurut ngana?" tanya Acha balik.
"Jangan marah, nanti cantiknya ilang." ujar Aldo menoel-noel pipi Acha gemas.
Acha yang merasa salting pun memegang tangan Aldo dari pipinya sambil tersenyum manis.
Aldo pun ikut tersenyum karena memang sangat sederhana untuk membuat Acha mood kembali tanpa harus di iming-iming dengan es krim atau apapun seperti pasangan pada umumnya, itulah yang unik dari gadis itu yang membuat Aldo lebih tertarik.
*****
"Makasih, ya udah nemenin aku seharian." ujar Acha.
Aldo mengelus lembut rambut Acha dan tersenyum tipis "Sama-sama, sayang."
"Aku pulang dulu, ya."
Sebelum Aldo kembali masuk ke mobilnya, Acha menahan lengannya yang membuat Aldo berbalik.
"Kenapa?" tanya Aldo.
"Ada yang ketinggalan." ujar Acha.
Aldo mengerutkan alisnya lalu pandangannya melihat ke dalam jendela mobilnya.
"Gaada barang kamu lagi disini." ujar Aldo.
"Ih, bukan itu!"
"Terus?"
"Sini deh deketan."
Dengan polosnya, Aldo sedikit membungkuk dan mensejajarkan wajahnya dengan Acha yang tingginya hanya sebatas bahu.
Cup!
Acha mengecup pipi Aldo yang membuat cowok itu membelalakan matanya. Karena semenjak mereka pacaran, biasanya Aldo yang mencium pipi Acha duluan itupun hanya sesekali.
"Hati-hati ya, sayangnya Acha!" ujar Acha yang segera berlari dan masuk ke rumahnya.
Aldo menegakkan tubuhnya, terkekeh dan menggelengkan kepalanya pelan melihat tingkah Acha yang sangat menggemaskan.
*****
Keesokan harinya, Aldo sedang berada di cafe sambil mengerjakan sesuatu menggunakan laptopnya. Kenapa ia tidak mengajak Acha? Soalnya cewek itu sedang pergi ke luar kota.
Aldo menghela nafas nya lalu menumpu kedua siku tangannya diatas meja sembari menundukkan kepalanya di dalam tumpuan tangannya itu seakan sedang memikirkan sesuatu.
"Aldo?"
Yang merasa terpanggil pun mendongkakkan kepala nya tapi tak lama setelah itu Aldo benar-benar terkejut dengan perempuan yang kini ikut duduk di hadapannya.
"Dira?" gumam Aldo.
"Aku kangen banget sama kamu." ujar Dira yang langsung memeluk leher Aldo dengan erat.
Aldo hanya terdiam dan masih membeku karena seseorang yang selama ini ia rindukan telah kembali.
Nadira keyra, perempuan sekaligus cinta pertama yang pernah singgah di hatinya. Tetapi ada saat dimana hubungan mereka harus berakhir karena Dira yang meminta putus tanpa alasan yang jelas.
Di lubuk hati kecil nya, Aldo bahagia karena Dira telah kembali, tapi di sisi lain ia juga sudah menyayangi Acha yang telah menggantikan posisi Dira di hatinya.
Lengan kiri Aldo terangkat berniat membalas pelukan hangat itu, tapi pikirannya seakan terlintas bagaimana jika Acha tahu soal ini? Apa ia juga akan meninggalkannya?
Aldo melepas lengan Dira dari lehernya dan menatap datar mantannya itu.
"Lo ngapain disini?" tanya Aldo dingin.
"Aku dateng cuma buat kamu, Al. Aku masih sayang sama kamu." ujar Dira tersenyum.
Aldo berdecih "Gue gak butuh lo disini."
Senyum Dira perlahan memudar.
"Apa kamu masih benci sama aku, Al? Aku kesini mau perbaikin hubungan kita."
"Gaada lagi kata 'kita', Dir. Semua udah berakhir. Lo ninggalin gue gitu aja, emangnya gue berharap untuk baikan sama lo? Jangan ngarep. Malah gue berharap lo menghilang selamanya dari hidup gue."
Setelah mengucapkan itu, Aldo meraih tasnya dan memasukkan laptopnya lalu berjalan keluar dari cafe.
Dira merasakan dadanya sesak dan matanya mulai berkaca-kaca, gadis itu pun segera menyusulnya dan menahan lengan Aldo.
"Al, please. Oke, aku tau aku salah tapi dengerin alesan kenapa aku pergi ninggalin kamu waktu itu."
"Kita mulai semuanya dari awal, kamu mau, kan?" lanjut Dira.
"Gue ---"
Ddrrtt
Aldo menarik lengannya dari Dira lalu merongoh ponsel dari saku celananya. Karena tinggi Dira tidak beda jauh dari Aldo, maka ia pun diam-diam melirik siapa yang menelfon Aldo.
Acha❤ is calling..Tbc.
See you next chapter!
KAMU SEDANG MEMBACA
Alacha
Teen FictionDON'T COPY THIS STORY! Singkat cerita, kita jatuh cinta. Rank #3 in Coconutbook #9 in smastory #28 in Acha