"Aishh.. Itu rak yang ketinggian atau emang gue yang pendek?" keluh Acha kesal yang melompat-lompat untuk mengambil buku yang ada di rak paling atas.
Dengan tak sengaja tubuh gadis itu membentur rak yang membuat buku buku yang dibagian atas seperti akan bersiap jatuh dan pasti akan menimpa kepala Acha.
"Aaaa..." pekik Acha.
Acha menutup mata dengan kedua tangannya, tapi dia merasa pundaknya dipegang oleh seseorang dan tubuhnya seperti berputar.
Buku-buku itu pasti sudah jatuh berhamburan ke bawah, tapi dia tak merasa ada yang mengenai dirinya.
Kepala Acha menoleh ke belakang dan alangkah terkejutnya dia melihat seseorang yang kini menutup matanya yang mungkin menahan sakitnya akibat buku yang malah jatuh menimpanya.
******
"Acha ga bareng lo?" tanya Aldo pada Bella.
Bella mengedikkan bahunya acuh. "Acha tadi sempet makan bekelnya dikelas, soalnya dia mau pergi ke perpus buat minjem buku."
"Tumben, ga biasanya tuh anak pergi ke tempat begituan." ujar Nayla seraya mengaduk-aduk buburnya.
"Ah, perasaan Acha salah mulu di mata lo." celutuk Devan.
"Bukan gitu, emang lo ga nyadar kalau Acha lebih rajin daripada dia yang dulu?" tanya Nayla.
"Kan doi nya pinter, masa ceweknya harus tetep jadi orang bego." ujar Rafa.
"Ngomong gitu lagi, gue sleding juga lo." Aldo melemparkan kulit kacangnya ke kepala Rafa.
"Alah bacot lo. Dulu aja bilang 'bukan cewek gue'." ejek Rafa dengan menirukan suara Aldo.
"Sekarang aja dapet karmanya. Kemakan omongan sendiri juga kan, lo?" kekeh Rafa.
"Sialan lo." umpat Aldo yang ikut tertawa.
*****
"Maaf, gara-gara gue malah jadi lo yang kesakitan." lirih Acha sambil membereskan buku yang tergeletak.
Cowok itu tersenyum tipis.
"Kepala lo masih pusing? Mau gue anter ke UKS?" tanya Acha khawatir.
"Gausah, gue gapapa." ujar cowok itu.
"Serius?" cowok itu mengangguk pelan dan ia masih menatap lekat Acha.
"Long time no see, Anya. Lo makin cantik aja." ujarnya sambil tertawa kecil.
Acha pun ikut tertawa "Bisa aja lo, Rey."
Reynand Handika adalah teman kecil sekaligus sahabat Acha, seseorang yang selalu bisa dipercaya baginya.
Setelah selesai, keduanya meletakkan buku-buku itu ke tempat semula.
"Lo anak baru?" tanya Acha.
"Hm.. Gue pindah kesini 2 hari lalu." balas Reynand.
Setelah dari kantin, Aldo berniat melangkahkan kakinya menuju koperasi untuk membeli sesuatu.
Saat sangat kebetulan, Aldo melihat Acha yang baru saja keluar dari pintu perpus. Tapi dia juga melihat cowok yang berjalan disamping Acha, karena penasaran akhirnya cowok itu pun menghampiri mereka.
"Cha." panggil Aldo.
"Oh? Hai, Do." sapa Acha balik.
Aldo tersenyum tipis pada Acha, lalu ia beralih menatap cowok disamping sang pacar yang sedang menatapnya balik.
"Aldo Malvin Pratama, gimana kabar lo, men? Makin cakep aja lo." tanya Reynand seraya memperhatikan penampilan Aldo yang begitu rapi dari atas hingga bawah.
"As you can see." balas Aldo singkat.
"Kalian udah saling kenal?" tanya Acha heran.
Reynand menoleh pada Acha sambil tersenyum "Kita udah kenal lama."
Ia kembali menatap Aldo.
"Hubungan lo, masih stay sama Nadira?" tanya Reynand.
Aldo sontak menatap tajam Reynand, lalu menoleh pada Acha yang langsung mengerutkan keningnya bingung. Cowok itu langsung menarik Reynand sedikit menjauh dari Acha.
"Jangan bahas Dira lagi didepan gue." ujar Aldo.
Reynand terkekeh "Kenapa? Bukannya dulu lo yang ngerebut dia dari gue?"
"Gue gak ngerebut dia dari lo. Dia udah ninggalin gue, jadi gaada yang perlu dibahas lagi soal dia."
"Tapi lo masih sayang sama dia?" tanya Reynand yang membuat Aldo terdiam.
"Aldo!" panggil Acha.
"Kenapa, Cha?" sahut Aldo.
"Gue ke kelas duluan, ya. Udah mau bel." ujar Acha.
Aldo tersenyum mengangguk, setelah itu Acha pun pergi meninggalkan mereka berdua.
Reynand menatap punggung Acha yang mulai menjauh "Dia pacar lo?"
"Kalau iya, kenapa?"
"Mendingan lo balik aja sama Dira, biar Acha yang jadi cewek gue."
"Karena dia itu cinta sama lo! Gue heran aja kenapa dia lebih milih lo ketimbang gue. Oh iya, asal lo tau dia itu pergi ninggalin lo karena buat nyusul orang tuanya ke Jerman dan keduanya meninggal waktu itu. Dia udah gapunya siapa-siapa, Al!" jelas Reynand.
Aldo tentu terkejut tapi dia masih bisa bersikap tenang melalui ekspresi datarnya.
"Kenapa ga lo aja yang ngurus Dira? Secara kan lo yang katanya bener-bener 'sayang' sama mantan gue itu."
"Gue udah ga peduli sama Dira, Al. Karena sekarang, udah ada Acha yang lebih cantik dari dia dan sebentar lagi akan jadi milik gue."
Aldo tertawa sinis "dengan lo cerita semuanya, lo pikir gue bakal balik lagi sama Dira dan dengan mudahnya lo bisa rebut Acha dari gue?"
Aldo melangkah mendekat seraya memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya.
"Coba aja kalau bisa, Reynand. Lo pasti tau kalau gue itu selalu selangkah lebih pintar daripada lo."
Setelah itu, Aldo tersenyum miring dan pergi dari hadapan Reynand.
*****
Tbc.
Reynand Handika
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SEE YOU NEXT CHAPTER!! Jangan lupa vote komen guys! ^^