Aldo dan Acha menyusuri sekitar jalan yang ada disana, tak lupa dengan Acha yang setia membawa kamera kecil nya.
Kenapa mereka hanya berdua? Karena Rafa lah yang merencanakan itu, mencari kesempatan dalam kesempitan supaya bisa berduaan dengan Nayla tentunya.
Sedaritadi Acha sibuk memotret apa yang ia lihat dengan senyum masih mengembang. Sedangkan Aldo dengan tangan yang dimasukkan ke dalam saku celana dan wajah datarnya, ia hanya berjalan mengikuti kemana gadis itu melangkah.
"Do, fotoin gue, dong." pinta Acha sambil menyodorkan kamera nya.
"Gak." balas Aldo singkat.
"Ck, pelit banget. Buruan!" desak Acha.
"Gue gamau." Aldo pergi meninggalkan Acha yang memasang wajah kesal.
"Ck! Kenapa sih tuh anak cuek amat? Mau gue baikin malah ngelunjak." gerutu Acha.
Acha membalikkan badannya dan berjalan entah kemana, tak berniat mengikuti Aldo yang sudah pergi mendahului nya.
"Lagian si Rafa ngapain sih harus misah segala? Udah tau tuh anak nyebelin, masih aja maksa gue harus jalan sama si Aldo." cibir Acha kesal.
*****
Aldo masih belum menyadari kalau Acha sudah tidak membututinya lagi. Tiba-tiba perutnya mulai merasa lapar, mungkin tidak masalah jika ia mencari makanan dulu.
"Cha, lo —" Aldo berbalik lalu mengerutkan dahinya terkejut saat tak ada Acha di belakangnya.
"Loh, kemana dia?" tanya Aldo bingung.
Aldo segera berlari mencari keberadaan Acha, karena ia juga sadar sudah jauh sekali dirinya berjalan dari tempat tadi.
Aldo berusaha menelepon gadis itu beberapa kali.
Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif.
Sementara disisi lain, Acha sendiri tidak tau dirinya dimana sekarang. Ia tersesat. Ia mengedarkan pandangannya tapi tidak ada seseorang yang bisa ia tanyai arah.
Perasaan tidak enak mulai terasa dibenaknya, masalahnya disini sangat sepi dan ia juga menyesal tidak mengikuti Aldo.
"Hai, cantik. Sendirian aja, nih?"
Tiba-tiba ada yang membelai pipinya dan sontak itu membuat Acha berbalik.
Saat Acha ingin kabur, tapi cowok itu menarik tangannya.
"Mau kemana lo? Kita senang-senang dulu, dong." ujarnya.
Acha berusaha menghempaskan tangan cowok itu tapi nihil, tenaga lawannya lebih kuat.
"Sialan, lepasin gue!" sentak Acha.
"Mau kemana, sih? Main-main dulu sama gue." godanya.
Plak!
Acha menampar dengan keras pria itu dan membuat ia meringis.
"Wah, tangan lo boleh juga."
Pria itu mendorong tubuh Acha ke tembok. Gadis itu benar-benar ketakutan sekarang, ingatan masa lalu mulai menghantui pikirannya.
"Lo pasti tersesat, kan? Kok bisa sih cewek secantik lo dateng ke tempat sepi gini?"
"Siapapun tolongin gue!" teriak Acha yang sudah menangis sesegukan.
"Gaakan ada yang bisa nolongin lo!" bentak pria itu sambil menarik dagu Acha kasar yang membuat tangis gadis itu semakin menjadi-jadi.
Acha menggelengkan kepalanya sambil memejamkan matanya, kini mulutnya tidak mampu berkata apapun, dirinya hanya berharap bakal ada yang datang menolongnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alacha
Teen FictionDON'T COPY THIS STORY! Singkat cerita, kita jatuh cinta. Rank #3 in Coconutbook #9 in smastory #28 in Acha