Semenjak adegan Aldo meminta maaf pada Acha, hubungan mereka kembali membaik seperti semula. Acha pun senang karena Aldo menjadi lebih perhatian dan terbuka padanya. Meskipun dia masih ingin mengintrogasi Aldo secara detail.
Hari ini, Aldo tidak bisa mengantarkan Acha ke sekolah karena cowok itu diminta mengikuti Olimpiade Fisika dan Matematika selama 2 hari. Karena mobilnya pun sedang berada di bengkel dan ayahnya tidak bisa mengantarnya, jadi terpaksa Acha menaiki angkot.
Meskipun bunda nya sudah menyuruh Acha naik ojek online tapi Acha kekeuh tidak mau dengan alasan 'hemat', soalnya lebih baik dia menabung untuk membeli beberapa buku untuk persiapan Ujian Nasional. Karena Acha sudah mulai berpikir dan berusaha agar bisa menjadi juara kelas walaupun hanya satu kali dan juga agar ia bisa lolos masuk ke universitas yang ia inginkan.
Back to topic..
Acha melirik jam tangannya kesal karena macetnya jalan membuat angkot yang ia taiki melaju melambat.
"Astaga, bisa telat gue kalau naik siput begini." batin Acha.
Dengan duduk yang berdempetan dan hawa yang panas membuat Acha mengibaskan rambutnya dengan tangannya. Dia sudah bosan dulu dirinya sering hukum lagi oleh guru BK karena alasan terlambat ataupun membuat ulah, sekarang dia juga lagi berusaha untuk memperbaiki nilai sikap dan akademiknya, apalagi kini Acha sudah berstatus sebagai pacar Aldo 'sang jenius yang selalu mendapat gelar juara umum di sekolah'. Apa kata orang jika ceweknya sangat bodoh dalam hal apapun?
Setelah sampai di dekat sekolah, Acha berlari menuju gerbang dan ternyata usahanya sia-sia. Gerbang nya sudah ditutup.
"Ampun dah. Eh, Pak Mamat, bukain dong gerbangnya! Gue mau masuk." titah Acha dengan wajah tak berdosanya.
"Maaf neng, gabisa. Bel masuk udah bunyi dari 15 menit tadi." ujar Pak Mamat yang berjaga disana.
Acha menendang batu kerikil yang ada didepannya, karena dirinya sudah lelah untuk berdebat dengan satpam gendut yang tak bisa diajak kompromi ini, akhirnya dia memutuskan berjalan menuju jalur belakang sekolahnya yang dulu biasa ia pakai untuk bolos.
"Hai, gerbang kesayangan. Lama ya kita ga ketemu." sapa Acha pada gerbang yang berdiri tegak di hadapannya.
"Sorry, ya. Gue terpaksa harus manjat lo lagi." Acha mulai mencari batu besar dan berdiri di atasnya agar ia bisa mencapai puncak gerbang.
Setelah sampai atas, Acha melompat turun lalu berlari lagi menuju kelasnya dengan nafas yang masih terengah-engah dan tak peduli dengan penampilan nya sekarang.
"Akhirnya sampai juga." lirih Acha.
"Kenapa lo? Abis marathon?" tanya Bella.
Karena letih, Acha tidak menggubris pertanyaan Bella dan lebih memilih duduk di bangkunya.
"Kenapa sih, lo?" tanya Bella lagi.
"Jangan bilang lo nerobos jalan belakang lagi." ujar Bella.
"Kata siapa? Sok tau lo." ujar Acha cuek.
Bella terkekeh geli "Oh gue lupa, kan Aldo tersayang lagi pergi ninggalin pacarnya demi ikut Olim."
Acha menatap datar temannya itu dan mengangkat buku tulis Bella.
"Tangan gue gatel, udah lama ga nabok lo pake ini." ujar Acha.
Bella menyenggol lengan Acha dengan sikutnya "Jangan galak-galak, ah. Lo cantik tapi kelakuan masih barbar aja."
Acha menatap sekitar karena suasana kelasnya masih ramai, ada yang mabar, dan ada juga yang sibuk sendiri.
"Kok belum mulai belajar? Bukannya sekarang ada ulangan?" tanya Acha heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alacha
Teen FictionDON'T COPY THIS STORY! Singkat cerita, kita jatuh cinta. Rank #3 in Coconutbook #9 in smastory #28 in Acha