5.pulang malam

7 1 0
                                    

"L-lo punya jakun?" Tanya seseorang yang masih mematung di belakang adiba.

Kemudian adiba,kak gina serta rifaldho menoleh pada sumber suara.

Rifaldho dan kak gina dibuat tertawa geli oleh seseorang yang menanyakan itu kepada adiba.

Kemudian Adiba berdiri menuju seseorang itu dengan langkah yang masih sempoyongan karena masih merasa kantuk.

Sesampainya dihadapan orang itu,adiba memukuli dada bidang laki-laki itu.

"Aaaa apasihhh,darel!" Rengek adiba yang masih memukuli dada bidang darel.

Orangnya darel guys:)

"Aduhhh,dib. Sakit hati abang" darel meringis sedramatis mungkin dengan nada alay nya yang dibuat-buat.

"NAJIS!BUKAN TEMEN GUE,LO!" teriak rifaldho dengan kedua telapak tangan menempel pada bibir yang membentuk seperti terowongan.

"Apaan si ikut-ikut aja kamu,mas" jawab darel yang masih dengan logat alay nya.

Adiba yang melihat tingkah darel seperti itu merasa muak.
Kemudian adiba menjambak rambut darel agar tidak berbicara dengan logat seperti itu.

"Iya dib,ampun!!!lepasinnn,ashhh" ucap darel penuh permohonan dan kali ini berbicara layaknya seorang laki-laki.

Dan adiba pun melepaskan tangannya.

Kak gina yang menyaksikan itu hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Nih,gin" ucap rifaldho menyerahkan barang kepada kak gina.

"Taro tas nya aja" jawab kak gina dan diangguki oleh rifaldho.

&&&

Adiba melemparkan tubuhnya pada kasur kingsize nya dan jangan lupa dengan baju pagi yang ia pakai masih menempel.

"Akhirnya..." Monolog adiba dengan nada lelah nya.

Iya,adiba sudah sampai di rumahnya tepat pada pukul 22:13.

Mengapa semalam itu?

Flashback on.

"Lo masih mau disini,dib?ini udah malem banget lho?" Ucap lisa dengan wajah yang khawatir terhadap sahabat nya itu.
Tapi yang di khawatirkan malah menyepelekan.

"Aelah,udah gapapa. Lagian lo tau sendiri keadaan rumah gue gimana" alibi adiba menenangkan pikiran lisa.

"Yaudah gue sama kak gina balik duluan ya,lo baik-baik disini" ujar lisa.

"Iyaaa,santai" jawab adiba disertai senyuman nya.

Lisa mengangguk sebagai jawaban lalu melangkah keluar lapangan bersama kak gina.

Sekarang pukul 21:06, tetapi adiba belum mau pulang dikarenakan dia bosan jika terus-terusan menjadi bahan Omelan.

Sepeninggalan lisa,adiba menghampiri davi dan teman-temannya yang sedang duduk pada bangku warung disebelah pojok lapangan.

Karena disini memang tersisa remaja laki-laki saja.

"Davii" panggil adiba sambil berlari kecil menuju davi.

Davi membulatkan matanya tak percaya jika adiba masih disini dengan waktu selarut ini.

Sedikit info;semua teman adiba memang mengenal adiba sejak lama,dan adiba merupakan orang yang terbuka terhadap sahabat-sahabatnya. Tetapi untuk problem family,adiba memilih-milih teman jika ingin menceritakan tentang keluarga nya itu. Oleh sebab itu,banyak yang beranggapan bahwa adiba memiliki keluarga yang harmonis dan juga bahagia. Memang bahagia, tapi Yang merasakan kebahagiaan hanyalah ayah,bunda,serta adiknya itu.bukanlah adiba.
Dan orang yang mengetahui itu semua hanyalah lisa dan putri.

RIFALDHO ATHALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang