22

34 1 0
                                    

"Kau libur kan, besok?" Tanya Jeonghan yang baru saja turun dari bus. Ia menyamakan langkahnya denganku, sehingga kini kami berjalan berdampingan.

Aku tidak menjawabnya, melainkan mengarahkan kamera HP-ku padanya dan mengambil fotonya dari samping. "Ya, apa yang kau lakukan?" Protesnya berusaha merebut HP-ku.

"Hehehe cuma untuk story..." Dia pun berhenti setelah mendengar jawabanku itu. Dengan cepat aku menuliskan beberapa kata lalu meng-upload foto tersebut sebagai story terakhir hari ini.

Sudah seminggu semenjak aku mengumumkan 'pertunangan' kami ke insta. Tidak kusangka ternyata responnya lumayan positif, dan kecemasanku yang berlebihan pun tidak terjadi. Walau followers-ku sempat berkurang, tapi sekarang justru bertambah dengan sendirinya. Mungkin mereka fans barunya Jeonghan. Hahaha dia semakin populer semenjak konfirmasiku itu.

Semenjak itu juga aku jadi sering berfoto dan meng-update story bersama Jeonghan. Terutama karena dia selalu menjemputku setiap selesai bekerja, seperti sekarang. Huh, padahal sudah malam, tapi dia tetap menjemput walau harus naik bus. Aku juga sudah bilang kalau pulang bareng saat masuk shift pagi saja, biar dia tidak kesusahan. Tapi dia yang keras kepala, yasudahlah.

"Senna-ya, aku kan tadi bertanya."

"Oh iya.. Kenapa tadi?" Tanyaku balik. Aku tidak fokus saat dia bertanya tadi.

Dia menghela nafas sebelum mengulang pertanyaannya. "Kau libur kan, besok?"

Aku mengangguk, tapi kemudian menggeleng dengan cepat. Hal itu sukses membuatnya mengkerutkan kening. "Harusnya aku libur, tapi Seungkwan minta tukar. Jadi aku liburnya jumat lusa." Ucapku merajuk dengan bibir yang di-pout.

"Oh.." Dia hanya mengangguk-angguk pelan. "Tidak apa-apalah. Kau bahkan sampai berdebat minta tukar hari libur dengannya saat ke Sokcho dulu."

"Memangnya itu gara-gara siapa?" Protesku cepat.

Tidak terasa kini kami sudah memasuki gedung apartment. Aku pun dengan cepat menaiki tangga, merindukan kasurku yang kecil tapi nyaman. Namun sebelum aku berbelok ke kiri menuju kamarku, Jeonghan menahan tanganku. Membuatku kembali berbalik menghadapnya.

"Oh iya." Ucapku cepat, hampir saja aku melupakannya. "Terima kasih ya sudah menjemputku. Hehe.."

"Jadi besok kau masuk shift pagi?" Aku mengangguk menanggapi pertanyaannya yang retoris itu. "Karena kau libur jumat besok, berarti kau bisa ikut denganku."

"Hah? Kemana?" Tanyaku sedikit excited.

"Shooting. Besok aku beritahu detailnya." Ucapnya sambil melepaskan tanganku dan berjalan mundur perlahan. "Selamat malam, Senna." Kini ia membalikan badannya dan masuk ke kamarnya setelah berucap begitu dengan senyum yang sangat cerah.

Aku terdiam di tempat. Hanya bisa mengerjapkan mata beberapa kali, kemudian memegang pipiku dan menarik nafas panjang. Dasar orang gila.

.

.

"Waah~ Nuna!"

Aku sedang memeriksa semua penjualan selama hari ini saat mendengar teriakan Dino dari pintu masuk. Atensiku pun teralihkan kepada dua orang yang sekarang sudah berdiri di depanku. "Oh? Belum jam 4, apa kalian pulang cepat hari ini?"

Dino mendesah panjang. "Aku juga maunya begitu, tapi kami malah lembur lagi hari ini."

Jeonghan yang sedari tadi cuma tersenyum mendengar pembicaraanku dengan Dino, kini menunjukan layar HP-nya. "Tolong diinput ya, sayang. Kali ini jangan ditukar nama-namanya."

Huh, sial. Melihat senyumnya yang dipaksakan itu membuatku makin ingin menukar nama-namanya lagi. "Iyaaa..."

Tapi tentu saja aku melakukan pekerjaanku dengan profesional. Setelah menginput pesanannya dan menyelesaikan pembayaran, aku pun menulis nama sesuai pesanannya.

Just An Ordinary Love Story Of Fallen AngelsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang