5

97 4 0
                                    

Aku bergegas menuruni bus yang baru saja berhenti, tidak peduli dengan gerutuan kesal orang-orang yang terganggu olehku. Aku telat. Aku akan telaatttt.

Sesampainya di cafe, aku langsung menempelkan ID Card karyawan ke papan absensi. 07.28. Fiuh safe~

"Kau terlambat." Ucap Seungkwan sambil mengepel lantai di sekitar kakiku.

"Lebih tepatnya butuh 2 menit lagi untuk terlambat." Jawabku menang. Seungkwan hanya mencibir.

Hahaha kenapa dia sangat suka sensi, sih?

"Eonni, kau terlihat berantakan." Kali ini adalah Umji. Dia rekan kerjaku yang paling imut >w<

"Hehe iya aku ganti baju dulu ya." Aku melangkah ke ruang loker. Setelah mengganti baju lengkap dengan apron Diamond Café, aku mengikat ranbutku menjadi bun. Rambut ombreku jadi semakin terlihat.

Aku melihat ke cermin. Sepertinya make up tipis seperti ini tidak apa-apa. Yang terpenting kan alis, pipi, dan bibir sudah berwarna. Oke sekarang tinggal mengurus mesin cash register.

Setelah aku dikenal sebagai ulzzang, pekerjaanku di Diamond Café ini lebih sering menerima order dan kasir. Karena manajer tahu aku adalah alasan utama pengunjung kesini. Hahaha

"Hei, sudah tinggal 5 menit lagi opening. Apa pagi ini hanya kita bertiga?" Tanyaku pada Umji yang sedang menyiapkan mesin espresso.

"Katanya Soobin ada quiz dadakan di kampus. Jadi dia minta switch shifts." Jawabnya sambil masih mengecek setiap kebutuhan barista-nya.

"Lalu siapa penggantinya?"

Umji mengedikkan bahu. "Entahlah. Belum ada info lagi."

Aku menoleh ke arah pintu masuk. Sudah ada beberapa orang yang menunggu di luar. Sepertinya pagi ini akan ramai, apalagi cuma ada kita bertiga.

.

.

"Iced Americano 1. Apakah ada tambahan lainnya?" Tanyaku ramah pada customer di depanku. Pria itu sedang sibuk menelepon, tapi melihatku dan menggeleng menandakan tidak.

"Okey 1 Iced Americano atas nama Baekhyun. Pakai Card atau Payless?" (ceritanya payment app gitu)

Pria itu mengeluarkan selembar kartu kredit dan menyodorkannya padaku. Aku langsung me-charge biayanya dan memberikan order tersebut ke Umji. Gadis imut itu terlihat masih menyiapkan beberapa cup orderan customer sebelumnya, tapi mengangguk setelah mendengarku.

Pasti berat sekali Umji mempersiapkan semua pesanan sendirian. Seungkwan harus membersihkan lantai atas. Katanya ada customer yang menjatuhkan Cappuccino Float.

Aku melirik antrian customer. Kenapa panjang banget?? Padahal baru setengah jam cafe ini buka.

Akhirnya setelah beberapa lama antrian pun selesai. Mungkin karena hari ini sangat panas, jadi banyak orang yang memulai hari dengan kopi dingin. Apalagi cafe ini berada di tengah daerah perkantoran dan dekat dengan beberapa kampus.

Kulihat sosok laki-laki berjas memasuki pintu cafe. Laki-laki itu tersenyum begitu mata kami bertemu.

"Kau masih setia setelah 7 tahun bekerja di cafe ini?" Tanyanya jahil.

"Kau masih sulit melupakan cafe ini sampai beli kopi disini setiap hari?" Balasku meledeknya. "Padahal kau hanya bekerja selama 4 tahun disini."

"Hahaha selama aku bekerja di dekat sini, dan kau masih ada disini, kenapa tidak?"

Xu Minghao. Dia adalah teman satu kampusku dulu. Kami menjadi dekat karena sama-sama penerima beasiswa full. Bedanya, dia penerima beasiswa full dari luar negeri. Yupp dia berasal dari China. Dan dulu aku harus mengajarinya banyak mengenai bahasa korea.

Just An Ordinary Love Story Of Fallen AngelsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang