Chapter 2 - Hyperspace

3.3K 475 72
                                    

Ya! Hari minggu. Fisika pikir, Izar akan datang ke rumahnya. Tetapi setelah menunggu dari pagi hingga langit telah menggelap. Batang hidung Izar tidak kunjung muncul.

Mustahil, kalau Izar tidak mengingat rumah tempat ia menghabiskan masa kecilnya. Sebagai gantinya, Fisika baru tahu. Kalau Tante Ikel telah menelepon mamanya dan mengatakan bahwa ia ingin merekrut Fisika sebagai karyawan di perusahaannya yang berada di luar kota.

Tania yang masih berhubungan baik dengan Ikel. Tampak tidak keberatan mengenai hal tersebut. Dia bahkan meminta Fisika untuk menjaga sikap selama bekerja di sana.

Di kamar, Fisika masih merasa heran. Izar tidak bilang, akan membantu pekerjaan di perusahaan keluarga mereka. Pria itu hanya menyinggung membantu pekerjaannya. Namun apapun itu, Fisika rasa mungkin ia yang salah penafsiran. Pekerjaan Izar mungkin yang dimaksud memiliki arti yang cukup luas.

Dering notifikasi dari pesan whattsapp pun mengalihkan atensi Fisika.

Vulcanno : Besok pagi jam 8. Kita ketemu di tempat kemarin. Lo bawa barang yang sekiranya perlu aja di dalam ransel. Gue saranin gk perlu bawa koper.

Fisika : Lo gak bilang, kalau gue kudu bantu urusan di perusahaan keluarga lo. Mama lo nelepon nyokap gue tadi

Vulcanno : Itu bagian dari rencana. Tante Tania gak curiga, kan? Gak tanya aneh-aneh sama lo?

Gue juga gak nyangka. Bisa ketemu lo setelah sekian lama kita berpisah. Ya, gue rasa. Ini semacam takdir. Lo percaya takdir gak sih?

Fisika : Mama gk tanya aneh2. Cuma bilang, gue baik-baik kerja sama keluarga lo. Kalian masih merintis usaha butik ya? Tapi gue gak ada bakat di bagian seni. Gimana nih?

Gue pikir, gue cuma bantu karir lo dunia literasi saja. Mana gue tahu. Kalau ada double job.

Vulcanoo : Don't worry. Lo memang cuma bantu urusan gue aja. Soal mama gue dan mama lo. Itu cuma rencana kamuflase.

Fisika : Maksud lo? Lo gak ngerjain gue lagi kan?

Eh, gara-gara manager lo itu. Gue sampai searching di google buat cari arti ini bilangan aneh di tangan gue. Maaf aje nih.

Gue tahu. Otak gue lemot, tapi ini sumpah bikin otak gue mendidih. Jawabannya 10.

Bilangan 4,7, ... 13, 15.. Itu masing-masing ditambah 3. 4+3=7. Begitu pula, 7+3=10, 10+3 =13, 13+2=15


Lo serius kasih gaji gue segitu?


Vulcanno : Serius. Gue bakal jelasin SOP nya besok pagi. Lo tidur nyenyak malam ini.

Btw. Aerglo itu bukan manager gue dan lo suka nulis fantasi dan sci-fi kan?

Fisika : Lalu Sagi siapa? Teman kerja lo kan?

Iya. Gue suka nulis itu. Dan gue suka banget sama naga.

Vulcanno : Oke. Met malam, Fis

Fisika : Dih. Malam juga

.
.
.

Senin pagi merupakan awal hari yang penuh rutinitas. Meski baru setengah 7 pagi. Lalu lintas sepanjang Karta cukup padat oleh orang-orang yang pergi bekerja dan anak-anak yang pergi sekolah.

Kuanta (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang