labirin globalisasi

63 9 1
                                    

15 Oktober menjadi agenda bergengsi internasional yang ditunggu-tunggu setiap setahun sekali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

15 Oktober menjadi agenda bergengsi internasional yang ditunggu-tunggu setiap setahun sekali. Asosiasi Kesehatan Dunia (AKD) menggelar ajang Olimpiade Kemiliteran Medis (OKM) ke-50 diselenggarakan pada akhir tahun 1999. Setelah kesepakatan dari evaluasi berbulan-bulan, panggung unjuk gigi yang akan digunakan untuk tahun ini adalah Negeri Tirai Bambu. Sebagaimana negeri tersebut tengah digadang-gadang memimpin dan menyetir pasar-industri dunia lima tahun berturut-turut secara konsisten.

Ajang tersebut disokong oleh La Fondan Magueru, pendiri REDplus. Adalah suatu kubah korporasi internasional yang meraksasai banyak anak perusahaan kelestarian sumber daya manusia lintas negara. Mereka menancapkan cakarnya dalam-dalam di berbagai industri dari tahun ke tahun. Pengaruh besar terealisasikan pada dunia reformasi farmasi; produksi penjualan kosmetik, makanan kesehatan, dan obat-obatan; termasuk merambah pada alat kesehatan, berikut layanan kesehatan terpadu pada transportasi dan pariwisata. Baru-baru ini pun REDplus telah melahirkan cicit cabang Organisasi Kesehatan Jantung (OKJ) di Nusanesia, Ratu Vitamin, kawasan Tropis.

Sekurang-kurangnya ada puluhan bendera kebangsaan yang mewakili tiap negaranya telah hadir pada tanggal 1 Oktober. Melalui geladi resik, peserta turut mempersiapkan segala antisipasi sebelum hari H dimulai.

Mereka dipilih dari seleksi sistem gugur secara ketat pada ajang tingkat nasional yang dipegang oleh Dr. Garcia langsung—dengan mendatangkan para ahli spesialisasinya, selaku pelopor suplemen makanan Ion-Animac XIX; sekaligus penguji alat kesehatan serta produk obat tingkat 1 besutan AKD.

Tiba hari H, La Fondan Magueru berdiri di podium pangkalan Kemiliteran Laut Timur. Semua peserta turut hadir menyiapkan peresmian ajang tersebut.

"Kita tahu bahwa di masa sumber daya alam terus menyusut, tak sebanding dengan pertumbuhan manusia yang semakin meledak. Selain menekan pertumbuhan yang lebih produktif, visi misi diselenggarakannya Simulasi Latihan Pandemi Tingkat Tinggi tiap tahunnya demi mengeratkan kerja sama publik dan sektor privat untuk dibutuhkan dalam merespons serta menangani pandemi yang semakin parah. REDplus dan AKD selalu memberi solusi baru untuk masalah yang paling mendasar dialami manusia untuk mengurangi dampak ekonomi dan sosial yang diakibatkannya," terang La Fonda. "Dengan pemberian nama kode Simulasi Latihan Pandemi Tingkat Tinggi (SL-PTT) yang diberi kode NC-2019 dibuka!"

Keberhasilan ajang OKM tersebut membuahkan sebuah produk temuan virus dan vaksinasinya. Sesuai pengodean simulasi, mereka diberi kode batang pasangan nCov-19. Terobosan spektakuler yang akan diuji beta dan klinis selama dua dekade ke depan tersebut, langsung diklaim dan dipatenkan oleh AKD.

Tiga tahun kemudian markas pusat AKD dipindahkan ke Kutub Utara. Pulau Tanah Hijau Beku yang masih memiliki oksigen murni dengan pusat ekosistem muara air seluruh dunia.

Akhir 2019 pun terjadi panic global. Bermula ketika salah seorang pasien dilaporkan kabur dari sebuah laboratorium bio-teknologi Negeri Tirai Bambu membawa infeksi pneumonia akut.

Kurang dari sebulan isu merebak terkait pandemi yang menyerang pernapasan manusia secara akut. Di Negeri Latin, seorang pemuda dilaporkan meninggal ketika tengah mengisap rokok elektrik. Kronologi beritanya sebagai berikut, setelah menghisap beberapa kali, sang pemuda lantas tersungkur dan sesak nafas. Sayangnya, begitu dilarikan ke rumah sakit, ternyata sang pemuda naas tersebut divonis terkena pneumonia akut dampak dari mengkonsumsi rokok elektrik dan tidak terselamatkan.

Tak berselang lama, kasus serupa (kematian mendadak terkena peradangan akut pada paru-paru) ini cepat menyebar ke berbagai negara belahan bumi dengan total kematian nyaris dua ratus orang.

Akan tetapi, warta itu dibantah ketika para Peneliti Virologi Dunia (PVD) anak cabang REDplus mengemukakan bahwa vaping atau rokok elektrik bukan pemicu utama dari kasus kematian yang mengakibatkan pneumonia begitu cepat. Opini paling masuk akal adalah jenis virus yang menginfeksi serius paru-paru manusia.

Dari situlah dimulai kajian penelitian lebih mendalam dan menyeluruh, seiring makin bertambahnya korban jiwa.

Akhirnya, tajuk berita internasional menyuarakan konferensi pers AKD ke publik atas hasil penelitiannya selama ini.

Dr. Cucmey selaku penerus Dr. Garcia berujar, "Pemicu yang mengguncang dunia hingga menumbangkan lajur arus bisnis diberi nama klaim coronavirus—Corona yang berasal dari Bahasa Latin: mahkota, karena struktur permukaan virus terdapat duri yang berbentuk seperti mahkota."

Pria berusia kepala empat itu memberi jeda sejenak.

"Disebutkan bahwa coronavirus bagian dari keluarga besar virus dengan gejala mirip flu. Oleh karena itu gejala yang ditimbulkan berupa batuk, demam, gangguan tenggorokan, dan hidung meler—hingga dalam beberapa kasus, gejala yang diidap menjadi lebih serius seperti pneumonia."

Arah mata Dr. Cucmey kembali ke layar kamera.

"Bagi siapa saja yang merasakan gejala yang disebutkan harap segera memeriksakan diri ke rumah sakit. Sekian."

Langkah selanjutnya AKD melalui Dr. Cucmey mengeluarkan status gawat darurat. Dengan menekan habis-habisan setiap negara untuk segera menetapkan status darurat atas pandemi global. Sehingga antisipasi yang akan diberlakukan oleh AKD berikutnya adalah vaksinasi global.

 Sehingga antisipasi yang akan diberlakukan oleh AKD berikutnya adalah vaksinasi global

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

2020


ReSFeBeR: (D)eadly (W)riting (C)hallenge NPC 2020 ― ⌠selesai⌡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang