Akhirnya pemuda yang masih berrompi putih—sebagai tanda kelas pagi jurusan sejarah antropologi study kasus mengenai aroma yang menghipnotis lawan jenis—itu terdampar di sebuah kubah segitiga—sisi sayap kiri bangunan pagoda dekat dermaga langit, setelah berulang-ulang menabrakkan diri ke tembok kelas.
"Hah, di mana ini!? Piramid, eh?" Rafael memandangi sekitar seraya beranjak, berjalan gontai karena kepala keliyengan. Pusing bukan main melakukan kontrak sihir perpindahan fisik dengan cara barbar. Namun, demikian ia tidak bisa dilacak dan dianggap barang hilang. "Bukan! Ini planetarium kubah segitiga! Kenapa aku masih terdampar di Akademi Dungeon!"
"Hei kau, bisakah tenang sedikit? Aku sedang mencoba tidur siang yang layak. Di tempat yang sunyi, tanpa ada Sensei yang seliweran!"
Rafael mendelik, ia pasang kuda-kuda pada bocah berambut hijau limau yang tengah berselonjor di singgasana altar pusara Pharaoh. "Siapa kau?"
"Heh, justru aku yang bertanya siapa kau? Baumu seperti Shishou Magi Kuning, OH! kau pencuri parfum limited edition sale up to 70% Off yang dijual di Dungeon Lidah Api, yak!"
"Enak saja, ini minyak wangi warisan dari Papaku!"
"Emang, siapa Papamu?"
"Buat apa kautahu? Kau yang justru mau merampok harta peninggalan kami ya!"
"Pffft—buat apa? Asal kau tahu, akulah si Vorqa, murid kesayangan Shishou Magi Kuning yang berhasil menyuling sari pati kentut Kantong Semar menjadi parfum seduktif penyebar feromon demi menyaingi white musk ala CEO Negeri Awan Oren!" oceh Vorqa panjang lebar. "Yeah, itu salah satu penemuanku, kau tak perlu melongo begitu."
"Siapa yang melongo!" Kontan Rafael mengatupkan mulutnya. Lantas ia mengendus-endus tubuhnya penasaran. "Serius ini asalnya dari enzim busuk Kantong Semar?"
"Yoi!" Vorqa melompat turun, menghampiri pemuda wangi itu. "Jadi, gimana caranya kau bisa dapat parfum yang seharusnya hanya diketahui oleh diriku dan Shishou Magi Kuning seorang, hm? Apa ceritamu tadi hanyalah akal-akalan?"
Rafael melangkah mundur. "Kau yang mengarang cerita itu, pasti! Mana ada parfum sewangi ini berasal dari aroma yang lebih busuk dari Bunga Bangkai Sumatera!"
"Bodoh, kalau kau masih mengelak, aku punya prototip seri kedua, ini lebih kuat dari yang kaugunakan." Bibir Vorqa terkereseng lebar. "Aku tahu, kau sebenarnya sedang menghindari dari kejaran makhluk berjenis kelamin perempuan, 'kan? Entah apa motifmu memakai parfum dengan takaran enggak kira-kira. Aku bisa bayangkan kehebohan yang terjadi di gedung kelas utama."
"Omong kosong! Tidak ada gunanya aku berdebat denganmu!" tukas Rafael mengibas tangan sembari lalu melenggang pergi.
"Jadi kau menantangku, ya!" Vorqa mengejar Rafael yang hendak melakukan kontrak sihir perpindahan. "ASAL KAUTAHU, AKU MENYEBUT INI PARFUM CENDERAWASIH KARENA TIDAK LAIN DAN BUKAN UNTUK MENGELUARKAN WANGI PADA BENDA-BENDA YANG HILANG! KAU AKAN KUJADIKAN OBJEK PERCOBAAN, SEBERAPA BERHASILNYAKAH EKSPERIMEN UJIAN DARI SHISHOU MAGI KUNING INI UNTUKKU! GHAHAHAHAHAHA!" papar bocah pencipta parfum seksi itu meledak-ledak penuh bangga.
Celaka, berkali-kali Rafael membuat diagram kontrak sihir perpindahan ruang, tak kunjung membentuk ceruk Lorong Pindah. Apakah karena kubah ini sakral!? batin Rafael menerka-nerka. Samar-samar ia menoleh ke belakang, atensinya tertuju pada mata mumi Pharaoh yang berdengar janggal.
"PERCUMA KAU MAU PAKAI KONTRAK SIHIR PINDAH RUANG! JUSTRU PARFUM CIPTAANKU ADALAH PENANGKAL SIHIR YANG SUKA DIPAKE BUAT MAIN PETAK UMPAT!"
"Sial, sial, SIAL!" Rafael memutar arah berlari sejurus ia mengeluarkan akar besi dari tembok kubah pusara untuk menyerang mundur Vorqa yang melompat dari atas langit-langit.
Vorqa terdorong bersama pantulan sihir perpindahan Rafael. Sedangkan, pemuda pembawa wangi parfum aji-aji Vorqa terkena percikan cairan prototipnya yang mampu meledakkan gelombang elektromagnetik.
Keduanya pun menghilang bersamaan dengan para penjaga Akademi berderu mendobrak pintu planetarium. Namun, mereka tak menemukan bukti konkret siapa pembuat keributan di ruangan sakral para nekromansi mengawasi perjalanan bintang leluhur Akademi.
Mereka menghilang tanpa ada jejak, selain akar besi yang diyakini sihir spesialisasi Rafael dari kelas pagi jurusan sejarah antropologi dan botol kristal yang terbukti memiliki aroma parfum cenderawasih. Meski begitu penyelidikan masih dilakukan hingga Akademi memiliki bukti telak siapa pelakunya sebenarnya, bukan sekadar asumsi karena keterkaitan properti yang tertinggal.
2020
KAMU SEDANG MEMBACA
ReSFeBeR: (D)eadly (W)riting (C)hallenge NPC 2020 ― ⌠selesai⌡
Cerita Pendek"Aku mencari Kepala yang cocok dengan tubuhku! Siapa di antara kalian yang punya?" "Kami hanya punya tiga puluh Kepala! Anda ingin memiliki otak seperti apa?" "Hanya tiga puluh? Aku sudah menjajal 3 Juta Kepala orang tersohor, tapi tidak ada satu pu...