Knot

587 70 7
                                    

Pagi menjelang, sinar mentari masih tak dapat menembus tirai tebal di sebuah kamar.

Sang empu masih menggulung tubuhnya di dalam selimut sampai ia harus terkejut karena tangan yang melingkar di pinggangnya.

"Cooky?" Jimin si pemilik kamar terlonjak dari tidurnya. Menatap sang adik yang menggeliat karena merasa terusik dengan gerakan reflek sang kakak.

"Hyung, kau sudah bangun?" Pemuda itu meregangkan badan dan mendudukkan tubuhnya, menatap sang kakak dengan mata yang masih setengah terbuka.

"Apa yang kau lakukan disini?" Si kakak turun dari ranjang dan menyibak tirai, mempersilahkan cahaya mentari masuk kedalam kamarnya.

Jungkook yang masih setengah sadar, merasa sangat terganggu karena cahaya itu.

"Sejak kapan kau dikamarku?" Tanya Jimin kembali, sang adik tak ada niat untuk menjawab hanya menguap beberapa kali.

"Aku disini sejak semalam, Tae-Tae hyung memintaku untuk tidur disini. Tadinya aku akan tidur di kamar appa tapi ternyata appa sudah kembali dari perjalanan bisnis." Jelas Jungkook seraya menyeret tubuhnya menuju kamar mandi.

Jimin tak ada niat lagi untuk bertanya lebih lanjut. Pemuda itu memilih turun dan menggunakan kamar mandi bawah untuk membersihkan diri.

Benar saja Tuan Lee saat ini tengah duduk di sofa dengan pakaian berantakan. Jimin tau pasti jika sang ayah pasti pulang dalam kondisi mabuk.

Setelah membersihkan diri, dengan telaten Jimin membereskan kekacauan yang ayahnya perbuat. Botol-botol sisa minuman keras Jimin kumpulkan dan buang di tempat sampah.

Merasa semua selesai, ia pergi ke dapur dan mulai memasak sarapan untuk keluarganya. Tak lama Taehyung dan Jungkook tiba, kedua pemuda itu menatap Jimin sejenak dan segera membawa tubuh sang ayah menuju kamar.

"Jim, mian aku terlalu lelah semalam jadi aku lupa membereskan semuanya." Taehyung berujar seraya merebut mangkuk dari tangan saudara kembarnya itu.

Jimin membalas dengan senyuman, ia ingin menyampaikan jika tak perlu khawatir akan hal itu.

Sedikit informasi, Pria yang dianggap ayah oleh ke tiga pemuda itu bukanlah ayah kandung mereka melainkan sahabat dekat sang ayah.

Tuan Kim ayah kandung ke tiga pemuda itu telah tiada saat usia Jimin dan Taehyung menginjak 12 tahun. Sejak saat itu sang ibu pergi meninggalkan si kembar dan membawa pergi Jungkook, dan pada akhirnya si kembar di rawat oleh Tuan Lee.

***

"Aku tak akan pulang malam ini, karena harus menyelesaikan model bangunan." Ujar Jimin pada kedua adiknya setelah turun dari bus.

Kedua pemuda yang lain hanya menganguk singkat dan berjalan beriringan menuju gedung universitas. Tak ada yang membuka suara hanya saling memperhatikan keberadaan masing-masing, hingga mereka terpisah di ujung lorong.

Hari menjelang siang jadwal kulia pagi berakhir beberapa menit yang lalu. Jungkook yang baru saja selesai berkemas sudah tak mendapati sosok kakak keduanya, netranya menyapu setiap sudut ruangan namun nihil.

Tak terlalu berpikir panjang Jungkook melangkahkan kakinya keluar dan meninggalkan gedung universitas, bayak yang harus ia lakukan seperti membuat karya seninya.

Ketika malam tiba ketiga saudara itu masih tak saling memberi kabar, mungkin saja mereka sibuk dengan rutinitas masing-masing.

Hingga nampak seorang pemuda yang melangkah keluar dari gedung apartemen dengan setelan jaket hitamnya. Ia nampak tergesa sesekali melihat ke arah belakang guna memastikan situasi.

Sejenak ia berhenti membenahi posisi topinya dan menarik senyum simpul.

"Akan ada berita hebat esok pagi, hah...... ia benar-benar harus membayar semua yang telah dilakukan."

Tangan pemuda itu merogoh saku jaketnya, menarik keluar sebuah tabung kaca dengan isi cairan merah pekat. Menarik lagi kurva di sudut bibirnya sebelum memasukkan kembali tabung itu kedalam sakunya.

***

"Oh..... hyung kau sudah pulang?" Jungkook du buat terkejut dengan kedatangan Taehyung.

"Ini sudah jam 1 dini hari, kau belum tidur?" Tanya Taehyung sembari berjalan melalui sang adik guna mengambil segelas air.

"Ah.... aku baru saja kembali dari perpustakaan, ada beberapa materi lukis jadi aku pergi untuk mencari reverensi." Jelas Jungkook seraya menatap sang kakak yang meneguk air rakus.

"Hyung sendiri mengapa baru pulang?" Pertanyaan Jungkook hampir membuat Taehyung menjatuhkan gelasnya.

"A....aku ada beberapa urusan, sebaiknya kau segera tidur." Taehyung berlalu begitu saja menyisakan Jungkook yang menatapnya curiga.

Taehyung tak peduli lagi, ia sangat lelah saat ini. Pemuda itu melempar jaketnya begitu saja tak ada niat untuk membersihkan diri, namun tak selang beberapa lama ia kembali bangkit dan berjalan menuju kamar mandi.

Air dingin yang menyapi tubuhnya membuat cairan merah pekat turut mengalir bersama air. Matanya memanas, mengingat apa yang telah ia lakukan.

"Mianhae, tak ada lagi yang bisa kulakukan."

Bersambung.........

Killin Me NowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang