"Kau menemui Kim Jimin?" Seorang pria yang baru saja menginjakkan kakinya di salah satu kantor polisi langsung disambut dengan pertanyaan salah satu rekannya.
"Eum, hyung apakah menurutmu Kim Jimin juga ambil bagian dari kasus ini?" Namjoon, pemuda berlesung pipi itu menatap rekannya serius. Pria dengan ID Min Yoongi itu hanya mengangkat bahunya sebagai respon.
"Bukankah Kim Taehyung memintamu untuk tidak menemui saudaranya itu? Mengapa kau tak mencari tau alasan sebenarnya mengapa ia berkata demikian?" Yoongi berujar seraya mengaduk ramen yang baru saja ia seduh.
"Kurasa aku harus mendatangi rumah mereka malam ini." Namjoon mendudukkan tubuhnya dan menarik cup ramen milik Yoongi, sementara si korban hanya dapat meratapi nasib ramennya.
***
'Brak'
Tumpukan buku diatas meja jatuh ke lantai karena ulah seorang pemuda, ia nampak mengobrak abrik isi kamarnya guna mencari benda yang sangat ia butuhkan saat ini.
Merasa tak ada hasil, pemuda itu mendekati cermin di sudut kamarnya
"Argh!" Dalam sekali pukulan kaca itu pecah berkeping-keping. Bahkan sampai melukai tangannya, namun sensasi itulah yang ia cari.
Darah yang mulai mengalir membuatnya merasa lebih tenang. Suara yang terus berputar di kepalanya membuat pemuda itu semakin muak.
"Kami mencurigai jika saudaramu itu terlibat dalam kasus ini."
"Eomma akan menikah kembali."
"Kau terluka?"
"Dia membunuh Tuan Choi."
"Mianhae Jimin-ah."
"Darah apa ini?"
"Bukankah dia tidak pulang semalam? Ia merencanakan ini."
"Kau percaya padaku?"
"Eomma harus pergi."
"Argh..........!!" Jimin menarik kasar rambutnya kala suara itu kian menyiksa, pemuda itu tak peduli dengan rambutnya yang rontok karena terlalu kencang menariknya.
"Wae?! Mengapa tak mau hilang!" Pemuda itu beranjak kakinya yang tak beralas apapun harus terkena serpihan kaca dan suksen membuat darah segar mengalir keluar dari telapak kakinya.
"Argh......." lagi-lagi Jimin melukai tubuhnya, membenturkan kepalanya beberapa kali ketembok hingga darah keluar mengotori dinding kamarnya.
Tubunya mulau lemas, pemuda itu menjatuhkan diri begitu saja di atas lantai. Jangan tanyakan lagi, tubuhnya kini rata dengan luka sayat karena serpihan kaca. Lengan, kaki dan sekitar wajahnya darah keluar dari semua luka itu.
Ia terus meraung bahkan masih menarik-narik kuat rambutnya.
Sementara itu di sisi lain Taehyung memacu lebih cepat mobil yang ia kendarai, Jungkook yang berada di dekatnya hanya bisa diam kala melihat sang kakak yang mulai menggila.
Beberapa saat lalu mereka tiba di Busan, tetapi tak ada Jimin disana. Salah seorang teman Jimin mengatakan jika pemuda itu melewatkan kelas pagi untuk membuat model bangunan.
Dan tentu saja Jimin tak pergi ke Busan dengan teman se fakultasnya. Beruntung salah satu mahasiswa itu mau meminjamkan mobilnya pada kedua Pemuda Kim itu untuk kembali ke Seoul.
"Kau dapat menghubungi appa?" Taehyung melesatkan pertannyaan pada sang adik yang tengah sibuk dengan ponselnya.
"Bukankah appa pergi ke Jeju?"
"Aish..... sial!"
***
"Ketuklah!" Pemuda berlesung pipi yang tengah berdiri di depan pintu nampak merasa ragu untuk mengetuknya.
"Kita kemari bukan untuk berdiri diam seperti ini." Yoongi yang mulai kesal tangannya terulur untuk mengetuk pintu dihadapannya.
"Hyung, kurasa tak ada orang di rumah kau lihat bahkan lampunya tidak menyala." Namjoon menyuarakan pemikirannya, sementara Yoongi nampak mengernyit melihat sekitar rumah yang memang cukup gelap.
"Tak ada salahnya mencoba." Yoongi kembali mengulurkan tangannya, hingga cahaya yang cukup menyilaukan membuat niatnya kembali terhalang.
Mobil hitam berhenti di halaman kediaman Keluarga Kim, dua pemuda keluar dari sana dengan langkah tergesa.
"Apa yang kalian lakukan hah?!" Taehyung mendorong tubuh Yoongi dari depan pintu.
Taehyung ingin sekali mengumpati dua detektif itu, namun itu tak lebih penting dari Jimin.
"Jimin-ah!" Taehyung terus berteriak memanggil saudaranya, Jungkook yang berjalan di belakangnya hanya berharap cemas tentang kondisi sang kakak. Bukan hanya Jimin tetapi juga Taehyung.
"Kim Jimin!" Taehyung membuka kasar kamar saudara kembarnya. Dan ya.... yang dicemaskan Taehyung benar-benar terjadi.
Tanpa aba-aba, segera ia melangkah mendekati Jimin yang terkapar di lantai tak peduli jika serpihan kaca itu juga melukai kakinya.
"Jimin hyung."
"Jungkook cepat bantu aku, kita bawa Jimin kerumah sakit." Bungsu dari keluarga Kim itu segera turun dan menyipkan mobil sementara Taehyung membawa tubuh Jimin yang terkulai lemas dengan darah yang mengalir dari setiap inci tubuhnya.
Namjoom dan Yoongi yang masih berada di halaman rumah itu mengernyit heran tentang kelakuan kedua pemuda itu. Dan saat Taehyung keluar membawa Jimin yang mungkin hampir kehilangan kesadarannya barulah dua detektif itu mengerti situasi.
"Kita ikuti mereka." Yoongi menarik kasar tangam Namjoon memasuki mobil kala pemuda Kim itu telah melesat pergi.
***
Taehyung dan Jungkook hanya dapat melihat para dokter itu menagani saudara mereka, Jimin yang sudah kehilangan kesadaran saat tiba di UGD membuat suasana semakin kalut."Permisi Taehyung-ssi." Pemuda bermata elang itu menoleh kala seseorang memanggilnya, tak lagi dapat mengontrol emosinya Taehyung mendorong kasar pria berjaket kulit hingga membentur dinding.
"Apa yang kau inginkan hah?!"
"Aku hanya memintamu untuk tidak membawa Jimin kemasalah ini, apakah itu sulit?!"
"Kim Taehyung-ssi, sebaiknya jaga perilakumu kau akan mendapat tuntutan karena melakulan penyerangan" Pria lain yang lebih pendek berusaha melepaskan cengraman Taehyung pada kerah rekannya.
"Lalu bagaimana kalian akan bertanggung jawab atas ini hah?! Kau bahkan tak punya bukti, tapi mengapa kau ingin menghancurkan keluargaku?!"
Bersambung............
KAMU SEDANG MEMBACA
Killin Me Now
Fiksi UmumMenjadi tersangka........ Selalu diperhatikan.......... Dan dia yang tak peduli........... Hanya ingin menjalani kehidupan normal sebagaimana remaja seusianya, namun berbagai kekurangan yang membelenggu disertai kebencian yang membara. Membuat mere...