Epilog

986 92 19
                                    

Flashback on

"Hyung, aku bawa sup untukmu. Apakah kau mau makan sekarang?!" Jungkook meletakkan kantung plastik yang ia bawa di atas meja makan.

Pagi ini Jimin meminta untuk pulang, jadi Jungkook membawa sang kakak kembali ke Seoul.

Jungkook pun telah memutuskan akan menyerahkan dirinya setelah ini.

Ia tak ingin lebih jauh lagi melukai kakaknya, sepetinya membusuk di penjara adalah keputusan terbaik untuknya.

Karena tak ada balasan dari Jimin, Jungkook berjalan menuju lantai atas mungkin saja Jimin tak mendengarnya.

"Hyung!"

Jungkook membuka pintu kamar sang kakak dan mulai masuk kedalam, ia masih memanggil sang kakak.

"Jimin hyung!" Tak dapat menggerakkan lagi tubuhnya Jungkook tersungkur begitu saja.

Disana, di dalam bathtub tubuh Jimin terendam disana dengan warna air yang memerah.

"Jimin hyung......andwae..... hyung......!!" Jungkook berusaha mengangkat tubuh Jimin yang terkulai lemas.

Wajah pucat Jimin mengatakan semua, tak ada lagi yang dapat Jungkook lakukan selain meraung seperti orang gila sembari memeluk erat tubuh sang kakak.

Ia kembali membunuh satu orang, sang kakak yang ingin ia bahagiakan justru berakhir seperti ini karena kesalahannya.

"Hyung!!"

Flash back end

Pagi yang datang dengan cahaya yang berbeda, tak ada rasa hangat sama sekali.

Taehyung dengan setelan jas hitamnya tengah menunduk di hadapan guci abu saudaranya.

Nama Jimin terukir disana ia tak sanggup menatap benda itu. Pemuda itu membiarkan air mata yang mengalir keluar.

Ia mendapat ijin keluar dari penjara karena tuduhan yang diberikan sebagian telah dicabut, hanya bersisa kesaksiannya mengikuti kelompok mafia untuk mendapatkan sejumlah uang yang masih dipertanyakan.

"Mengapa kau pergi begitu saja? Kau tau Jim, aku telah mengumpulkan uang untuk biaya berobatmu." Taehyung menghentikan ucapannya, pemuda itu mendongak berusaha menghilangkan sisa air matanya.

"Ini yang kutakutkan, jika kau harus meninggalkanku karena kebiasaan mengerikanmu. Hahaha..... dan bodohnya aku, yang menjadi penyebab kepergianmu." Foto Jimin dengan senyuman lebarnya membuat Taehyung semakin merasa sesak.

Pemuda itu bangkit dan merapikan jas hitamnya. Membungkuk singkat sebelum kembali berucap.

"Mari kita berjumpa lagi, mereka menungguku. Aku berjanji kita pasti akan bertemu."

Taehyung mulai beranjak, perjalanan dari Busan menuju Seoul cukup memakan waktu. Ya..... Jungkook meletakkan abu Jimin di dekat abu sang ayah, bahkan Jimin mengatakan pada si bungsu Jika sang ibu jika melakukan bunuh diri di Busan dan dimakamkan tak jauh dari tempat abu.

Beberapa petugas polisi telah menanti kedatangan Taehyung, baru saja mereka hendak memasang borgol di tangan pemuda itu.

Taehyung terlebih dulu berujar
"Bisakah aku pergi ke pantai, setidaknya aku bisa menikmati senja disini."

Ya.... para petugas itu berpikir cukup lama, sampai Namjoon membuka suara.

"Baiklah kau bisa pergi, kami akan menunggu di sini."

Taehyung mengangguk sekilas dan mulai beranjak.

***

Sementara itu Jungkook harus menjalani hukuman 20 tahun penjara, si bungsu nampak memberika tatapan kosong kearah pintu besi.

Tak ada lagi keinginan hidup pada dirinya, andai saja tak ada Taehyung pemuda itu memilih mati. Mungkin dengan menyayat urat lehernya atau gantung diri itu juga tidak buruk.

"Tahanan no 9701!" Suara yang cukup lantang diiringi pintu besi yang terbuka.

Beberapa petugas masuk kedalam sel dan membawa Jungkook keluar.

"Detektif ingin menemuimu, jadi pakai ini." Petugas itu memberikan pakaian pada Jungkook dan beranjak dari sana.

Tak ada yang menarik atau menyentuh Jungkook dalam perjalanan hanya borgol di tangannya sebagai penahan.

"Kalian akan membawaku kemana?" Suara pertama yanh keluar dari bibir Jungkook yang tampak kering.

"Busan." Hanya jawaban singkat, namun berbagai kalimat panjang tersusun di kepala Jungkook.

Hingga setelah perjalanan panjang mereka tiba di Busan saat fajar.

Kali ini Jungkook di gandeng oleh Namjoon yang telah menantinya.

"Apa yang terjadi..... apa..... yang..." Pemuda itu kehabisan kata, tenggorokannya tak mampu lagi bersuara.

Ketika Namjoon membawanya menemui Taehyung yang sudah tak bernyawa dengan wajah pucat pasi.

Untuk kedua kalinya, dengan mata kepalanya sendiri Jungkook melihat kakaknya tak lagi bernyawa.

"Taehyung terjun kelaut, dari atas tebing dan terseret ke tengah laut."

"Apa yang kalian lakukan hah.....!! Aku sudah menyerahkan diri!! Apa itu masih kurang.... argh.....!!"

Tubuh Jungkook di kunci dan dijatuhkan begitu saja ke tanah, ia berusaha meronta dan terus berteriak.

Dunia sungguh tak adil padanya.....

Jungkook mulai tenang, ia tak lagi memberontak. Hanya isakan pilu yang terdengar.

Namun itu tak berlangsung lama, Jungkook kebali berteriak dan meronta.

Membuat para petugas kualahan, dan mulai berlari menjauh dari rumah duka.

"Kim Jungkook!! Apa yang kalian lakukan kejar dia....!!" Namjoon yang geram segera mengambil langkah cepat guna menyusul pemuda itu.

Tatapi langkah Jungkook lebih cepat, pemuda itu terus berlari membelah jalan raya.

Tak peduli dengan mobil yang beberapa kali akan menabrak tubuhnya.

"Kim Jungkook kuperingatkan kau, berhenti sekarang!!" Teriakan Namjoon tak membuat pemuda itu berhenti.

Hingga di teriakan berikutnya langkah Jungkook terhenti. Dengan seringai pemuda itu menatap para petugas, ia berhenti tepat di pinggir pembatas jembatan jalan dengan jalur lain di bawanya.

"Wae.....!! Mengapa dunia tak mengijinkan kami bahagia.... tapi tak apa, karena kami akan bahagia bersama setelah ini."

"Bersama appa, eomma, Jimin hyung dan Tae-tae hyung aku akan bahagia. Bukankah begitu?"

Namjoon berusaha tetap tenang dan terus mendekati Jungkook.

"Jungkook-ah, tenangkan dirimu dan mari kita bicara."

"Tak ada yang perlu dibicarakan lagi, trimakasih atas kerja keras kalian dan maaf karena aku sangat merpotkan."

"Aku..... bahagia sekarang."

"Tidak.......!!" Namjoon memekik kala Jungkook menjatuhkan tubuhnya, jalanan yang ramai di bawah sana membuat tubuh pemuda itu jatuh tepat di atas sebuh mobil yang tengah melaju.

Rasanya nyawa Namjoon hilang saat itu juga. Tak lagi bersisa dari garis keluarga Kim itu.

Namjoon hanya bisa meyakinkan dirinya jika mereka akan bahagia bersama saat ini.

Kasus yang tak akan pernah dapat Namjoon selesaikan, dan akan tetap begitu.

The End

Killin Me NowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang