Salty || JuMil JuJae 18+

Bertemu

Akhir-akhir ini Juyeon merasa selalu kesepian, dimanapun ia berada. Berada tempat yang ramai bersama teman-temannya pun ia tetap merasa sepi.
Seperti ada sesuatu yang kurang dalam hidupnya— dan memang kurang.

Juyeon memang orang yang gila-gilaan dalam bekerja. Selama 3 tahun ia bekerja disebuah perusahaan pengekspor minyak bumi— karena ia merasa gajihnya cukup besar disana. Bukan berarti Juyeon adalah orang tidak mampu, sama sekali bukan.

Keluarganya pun juga memiliki perusahaan sendiri— bisa dibilang dia termasuk orang yang berada. Namun, Juyeon ingin mandiri. Setelah merasa tabungannya sudah cukup, ia membangun perusahaannya sendiri dari 0. Perusahaan yang berjalan dibidang teknologi, ia ingin melakukan sebuah inovasi.

Dengan waktu 3 tahun—lagi— Juyeon mengembangkan perusahaannya gila-gilaan. Dan terbukti perusahaannya berjalan cukup lancar, bahkan sekarang ia sudah memiliki beratus-ratus pegawai dan beberapa cabang didalam maupun diluar negeri.

Butuh 6 tahun bagi Juyeon untuk sukses. Ia bahkan tidak sempat memikirkan untuk sekedar berkencan atau bahkan mating dengan seseorang. Walaupun begitu ia baru saja menyadari fakta bahwa teman-temannya bahkan sudah mating, menikah dan memiliki anak.

Ia merasa kesepian ketika pulang tidak ada orang yang menyambutnya— tidak ada siapa-siapa. Ketika ia makan tidak ada yang menemaninya— memasak untuknya.

Disini lah Juyeon memilih liburan bersama Chanhee —seorang omega— untuk melepas penat disebuah negara tropis —atas rekomendasi temannya— dengan hotel yang langsung menghadap kearah pemandangan pantai. Oh, ia berpikir sepertinya akan berjemur dan membuat kulitnya agak sedikit coklat. Tidak terlalu buruk, bukan?

Setelah meredakan jet lagnya, ia menganti bajunya dengan sebuah kemeja putih dan celana pendek abu-abu.

Ia membiarkan 3 kancing atas kemejanya terbuka menampakan otot dadanya yang keras. Ia seorang alpha, bukan? Jadi menjaga bentuk tubuh seperti keharusan untuknya. Ia harus dominan disegala aspek apapun.

Setelah memastikan telah membawa dompetnya serta memakai kacamata ia keluar dari kamarnya menuju kamar Chanhee. Dia mengetuk pintu beberapa kali setelah mendengar teriakan Chanhee yang menyuruhnya masuk ia mulai memasuki kamar tersebut.

"Chanhee, aku akan turun kebawah untuk berjemur, kau mau ikut?" Tanya Juyeon memperhatikan Chanhee yang memejamkan matanya.

Chanhee menggeleng, "Tidak, kurasa jet lagku belum reda, kepalaku masih pusing. Tidak apa-apa kan, kalau kau pergi sendiri?"

Juyeon bergumam, dia mengusap rambut Chanhee sebelum akhirnya ia keluar dari kamar tersebut dan langsung berjalan menuju arah lift. Tak lama kemudian pintu lift terbuka ia pun masuk kedalam lalu memencet tombol tujuan ke lobby. Setelah sampai dilobby ia menitipkan kunci kamarnya pada resepsionis hotel tersebut untuk berjaga-jaga ia tidak kehilangan kunci kamarnya.

Ia berjalan menuju pantai, setelah sampai dia membuka kemeja dan menyewa sebuah kursi pantai yang tersedia disana.

Ia mendudukan tubuhnya menikmati pemandangan laut dengan suara debur ombak yang membuat suasana hati merasa tenang.

Disana banyak tatapan kagum para omega maupun beta yang memandanginya secara terang-terangan. Ia berusaha tidak memperdulikan itu. Badannya terasa tersengat oleh terik matahari, ia berusaha menahannya, ia ingin kulitnya agak sedikit tan bukan?

Tiba-tiba ia memikirikan Chanhee yang berada dikamar hotel. Juyeon mengenal Chanhee satu bulan yang lalu. Dia lebih muda 8 tahun dari Juyeon.
Seorang omega muda yang Juyeon akui dapat menarik perhatiannya. Juyeon tidak jatuh cinta pada anak itu atau mungkin belum, entahlah. Chanhee lumayan baik, dia pintar, mudah berinteraksi, dan yang terpenting dia seorang omega yang belum mating. Namun, Chanhee terasa seperti adik baginya, entahlah.

Ia belum memikirkan menuju kemana arah hubungan mereka nantinya.

1 jam kemudian ia merasa sudah mulai sore karena cahaya matahari tidak menyengat kulitnya lagi, ia memasang kemejanya kembali, akhirnya ia memutuskan untuk membeli sebuah kelapa segar yang tampak nikmat dipandangannya.

Setelah selesai dengan minumannya ia memutuskan balik kekamarnya untuk memastikan apakah jet lag Chanhee sudah reda atau belum. Ia ingin melihat Sunset bersama anak itu, lalu malamnya mereka malam direstoran hotel.

Ia berjalan menuju meja resepsionis untuk meminta kembali kuncinya, setelah itu ia langsung memasuki lift.

"Tunggu." Juyeon melihat sesorang yang berlari menuju lift ketika pintu lift hampir tertutup Juyeon menahannya agar orang tersebut dapat memasuki lift juga.

Orang tersebut masuk kedalam lift lalu berterima kasih dengan Juyeon.

Namun ada hal yang aneh, tiba-tiba ia mencium sebuah aroma feromon yang tampak manis dan nikmat diindera penciumannya. Tiba-tiba ia merasa terangsang.

"Fuck, kau sedang heat?" Tanya Juyeon.

Orang tersebut tergagap, "Shit, sepertinya efek obat penekan heatku sudah habis." Ucap orang tersebut takut.

Mata Juyeon berubah menjadi berwarna biru terang, yang artinya ia benar-benar terangsang dan wolf nya ingin mating.

Ia mendorong orang tersebut pada dinding lift serta mengunci pergerangan tangannya. Orang tersebut berteriak menolak. Namun Juyeon menulikan pendengarannya.

"Tuan— tolong jangan." Gumam orang tersebut.

Dia menelusupkan kepalanya dileher orang tersebut dan aroma feromon heat nya semakin menguar diindera penciumannya. Lantas ia mengeluarkan aroma feromon alpha dominan nya untuk membuat omega tersebut terangsang dan tidak bisa menolaknya. Terbukti omega tersebut terdiam tidak memberontak lagi.

Dia mengecup leher omega tersebut sampai pada akhirnya pintu lift terbuka, ia segera mengangkat orang tersebut dipundaknya untuk dibawa kekamarnya.

Setelah sampai dikamarnya dia membanting tubuh orang tersebut diatas kasurnya, "Siapa namamu?" Tanya Juyeon sambil melepas kemejanya.

"Hyunjae, tuan—" Cicitnya memalingkan wajah saat Juyeon melepas kemejanya.

"Juyeon, remember my name, you'll be screaming it later, sweetie."

TBC
Maaf untuk segala typo kesalahan kata, bahasa campur aduk dan segala ketidaknyamanan yang lainnya hehe jangan lupa vomment yaw tinggalin jejak☺️

03 Juli 2020.