Thursday
____________Authour Pov
Setelah Putri menyelesaikan ceritanya, giliran Adit yang diam. Baru tau kisah seorang Putri yang blangsakan gajelas ini sedramatis itu, kirain critanya cuman haha hihi doang.
Tapi, Adit terdengar familiar dengan cerita itu, seperti pernah dialami dengan seseorang yang dia temui juga.
"Put, lo--"
Deg!
Ucapan Adit terpotong melihat pipi Putri yang dibanjiri oleh air matanya. Ntah perasaan dari mana Adit merasa tidak bisa melihat Putri yang menangis seperti ini.
Sedangkan Putri, dia udah mati matian menahan air matanya. Dipikirnya dia tidak akan mengeluarkan setetes air mata lagi, ternyata rasa sakit mengingat kejadian itu masih nempel terus dihati Putri.
Putri yang merasakan tatapan menyeramkan dari sampingnya langsung sadar dan dia langsung nengok menghadap Adit yang menatapnya lekat.
HARGA DIRIQU SUDAH TAK PERAWAN DEPAN ADIT HUHU - Putri
"E-eh...iya. Aduh gue sampe nangis begini dah, ma-maap yak gue tadi abis ceritain kejadian gila di hidup gue. U-udah gue tahan ni air mata tapi ga bisa, su--"
Adit melempar jas almameternya ke atas kepala Putri membuat wajah Putri tertutup seluruhnya.
Putri udah kaget dicampur bingung membuatnya membuka sedikit almameter Adit dan melihat wajah Adit dengan tatapan bingung.
"Dit?" Tanya Putri.
"Gua benci liat lo nangis dan lo juga gamau nangis depan gua kan. Tapi gua tau keadaannya sekarang. Jadi kalo mau nangis, nangis aja disono kagak bakal ada yang liat" jawab Adit menutup kembali lubang almameter yang Putri buat tadi.
Putri yang mendengar itu jadi membuang semua perasaan gengsinya.
Merasa suasana menjadi nyaman sekali, seperti lagi dikamar. Dan suasana yang ia rasakan ini sama seperti suasana Putri dan Putra yang sedang bercanda tawa di kamar Putra, membuat air matanya terdorong keluar.
Tak lama kemudian munculah suara tangisan Putri yang dari tadi ditahannya. Adit menggerakan tangan kirinya dan menepuk pelan kepala Putri yang sudah tertutup jas almameternya.
"Makasih udah percaya sama gua" ucap Adit pelan.
Setelah dua menit terdiam dan hanya mendengar tangisan Putri akirnya tangisan itu lama kelamaan padam. Membuat Adit melirik ke samping kirinya.
"Udah?" Tanya Adit.
"He'e" jawab Putri sembari melepas almameter Adit. Putri mengelap matanya dan pipinya dengan tangannya menghapus air mata yang tersisa.
"Oh ya Put gua mau kasih saran ke lo soal cerita lo tadi. Boleh?"
"Hm, apa?"
"Gua tau lo susah buat buka hati lo tentang pertemanan antar perempuan. Tapi gua mau kasih tau kalo ga semua perempuan kayak yang ada dipikiran lo. Gua ga mau muji dia depan lo apa gimana, tapi Jeni bener bener ingin punya temen kek lo, dan gua yakin dia bisa ubah mindset lo tentang pertemanan" ucap Adit dengan menatap Putri.
KAMU SEDANG MEMBACA
waketos ¦ lty
Fanfiction❝kasih jabatan wakil ketua osis aja bu❞ ❝saya yang tanggung jawab.❞ - ❝HE GOBLO!! GILA YA GUE JADI WAKETOS ?!❞ ❝kalo ketos udah ngomong ya mau gimana lagi ?❞ cover cr pinterest. btw guys, ini pake nama lokal ya bukan nama asli idol nya walaupun emg...