138 23 6
                                    

~Enjoy~

{🌟}

     Myunji bergerak tidak nyaman di kursinya sedari tadi, sementara Mr.Mark sedang menjelaskan suatu materi bahasa Inggris didepan kelas dengan suara lantang. Myunji merasa risih sekali karena ia sungguh ingin menghentikan perbuatan dari Hana yang duduk tepat dibelakangnya. Hana terlihat mendorong-dorong kursi Myunji menggunakan kakinya yang terbalut sneakers Nike berwarna putih.

     Murid baru bermarga Kim itu menengok ke belakang secara terang-terangan membuat Mr.Mark menaruh atensi penuh kepada dirinya.

     "Kim Myunji, what are you doing?"

     Myunji tersentak kaget dan segera menjawab pertanyaan Mr.Mark barusan. "Nothing, sir, sorry."

     "Alright, please pay attention to me. Next"

     Myunji yakin jika ia mendengar Hana tengah tertawa kecil.

     Beberapa menit kemudian bel pertanda bahwa mata pelajaran bahasa Inggris telah habis sudah berbunyi, diikuti oleh Mr.Mark yang pamit undur diri, meninggalkan kelas 85 dalam keheningan mendalam.

     Tanpa diduga terlebih dahulu, kejadian selanjutnya adalah Hana menarik rambut Myunji keatas hingga Myunji sontak berdiri sambil meringis pelan memegangi rambutnya yang ditarik cukup kasar. Semua murid kelas 85 tersentak non-verbal melihat kejadian ini dan mereka hanya bisa terdiam saja.

     Hana menampilkan seringai sinis ketika memperhatikan keadaan Myunji sekarang, meringis kesakitan, juga berlinang air mata.

     "Apa bagusnya kamu sampai-sampai Zeyu tertarik denganmu, hah? Anak home schooling pemalas, mendapat beasiswa jalur pendaftaran online yang diselenggarakan keluarga Woomi. Mengetahui itu, betapa buruknya pendidikan kamu. Penampilanmu..? Apa-apaan pula jaket Puma punyamu? Ahahah, pasti Puma palsu."

     Gadis bernama lengkap Kim Hana tersebut semakin menarik rambut Myunji.

     "Lepaskan!" Myunji berteriak, kedua tangannya berusaha melepas tangan Hana yang semakin mencengkram helai rambutnya kuat-kuat.

     Hana malah terkekeh. "Dengarkan aku, bodoh, jangan pernah mendekati Zeyu lagi. Dia dijodohkan denganku. Dia milikku. Araseo?"

     Myunji menatap Hana menggunakan tatapan ketidaksukaan.

{🌟}

     "Ya! Myunji-ah!"

     Woomi bergegas cepat menghampiri Myunji di daerah koridor kelas 85. Myunji langsung menegakkan tubuhnya tatkala mendengar suara Woomi memanggil namanya, ia tersenyum lebar ketika Woomi merangkul pundaknya. Myunji mulai merasakan perasaan 'aman' jika ia sudah berdekatan bersama Woomi.

     Si ketua OSIS serta sang sahabat berjalan beriringan menyusuri koridor sekolah menuju kantin sembari berbincang seru mengenai seputar boygroup Korea Selatan seperti biasa.

     Saat mereka telah mendapat tempat untuk menyantap makan siang hari ini, sesosok gadis familiar tiba-tiba mendekati mereka berdua.

     "Woomi-ah, Xinlong lagi mencarimu."

     Aura Woomi seketika berubah menjadi suram setiap menotis nama Xinlong.

     "Apa?"

     "Sebaiknya kau menemui Xinlong. Dia mirip orang putus asa mencarimu kesana kemari. Kasian tuh."

     "Tsk, tidak terlalu penting kok."

     "Aih, ini sangat penting! Ayo! Aku akan membawamu!"

     Lengan Woomi diseret paksa oleh gadis familiar itu. "Eh eh tunggu! Myunji! Aku cuma sebentar..!"

     "Sip!!"

     Myunji mengeluarkan tawa lucu menyaksikan Woomi diseret-seret begitu. Ia menghela nafas panjang sebelum mengantri untuk membeli makanan untuknya dan sekalian untuk Woomi. Corn dog, burger, teh apel, juga milkshake stroberi.

     Antrian tidak terlalu panjang. Myunji memainkan ponsel seraya menunggu gilirannya tiba.

     Namun, kehadiran dua laki-laki tidak diundang alias Zeyu Zihao mendatangi Myunji membuat dirinya tidak bisa fokus pada layar ponselnya.

     "Myunji." Zeyu menyapa gadis itu dengan santai.

     Zihao mengangguk sekilas ke Myunji sebagai sapaan.

     "Uhm, Zeyu, Zihao. Bagaimana kabar kalian?"

     Senyum Zeyu benar-benar menyilaukan pandangan Myunji sekarang. "Kami dilanda rasa senang! Ya kan? Li daye?"

     "Diam kau."

     "Hehehehe..." Zeyu tertawa jenaka. "Kau menunggu antrian?"

     Myunji mengangguk beberapa kali menanggapi pertanyaan Zeyu.

     Zeyu pun berdehem. "Kau ingin membeli apa?"

     "Corn dog, burger, teh apel, milkshake stroberi."

     "Oke. Lebih baik kau duduk manis di tempatmu, dan kami bakalan membeli pesananmu."

     "Serius tidak apa-apa?" Myunji bertanya ragu-ragu.

     "Tentu." Jawab Zihao. Singkat, padat dan jelas.

     "Iya, serius. Cepat sana ke tempat dudukmu!"

     "B-baiklah.. Terimakasih Zeyu, Zihao."

     "Sama-sama!" Zeyu membalas dengan kobaran api semangat.

     Myunji kembali menuju tempat duduknya di kantin. Sementara Zeyu bersorak dalam hati karena dia berhasil menjalankan rencananya sesuai dugaan.

     Zihao melirik malas kearah Zeyu. "Cepat atau ku tinggal?"

     "Iyaaaa..."

{🌟}

     "Woomi, aku kesini buat meminta maaf, sebelum aku balik ke Cina."

     "Ya."

     "Kau.. Bereaksi itu saja?"

     "Lalu aku harus bagaimana? Terkaget-kaget? Terharu? Sedih?"

     "Maksudku─"

     "Aku tidak perduli. Aku... Aku cuma bingung terhadap kalian berempat."

     "..."

     "Apa ini karena aku?"

     "Woo─"

     "Tidak, Xinlong. Aku ingin mengetahui kejadian yang tidak pernah aku ketahui setelah Zihao memberi tahu aku dan Zihao pacaran. Tidak sekarang. Aku akan menunggu ceritamu, Hanyu, atau ceritamu, Xinlong."

TBC

{🌟}

C U LATER!

So Shine | ZeyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang