Y/n sudah geram dengan Renjun yang sifatnya terus-terusan begini. Selesai makan, ia memutuskan untuk tidur saja. Tentunya diikuti Renjun. Y/n tidur di kasurnya baru ingin memejamkan matanya, Renjun mengganggunya. Dan itu, membuat Y/n kesal. Y/n tidak mempedulikan Renjun. Tangan Renjun melingkar di perut Y/n, Renjun memeluk Y/n.
"Tambah anak, mau gak Y/n..?" Tanya Renjun, membuat Y/n beranjak dari kasurnya.
"Ohh.. pantesan dari tadi kelakuannya aneh, jadi ada maunya?" Kata Y/n nada sedikit ngegas.
Renjun cengar-cengir.
"Jangan-jangan, Junno sama Jenna nginep di rumah papa ulah kamu juga Jun?"
"Hehe, iya...."
. . . . . Flashback.
"Bantu gue lah chan! Tega amat lo." Renjun memohon-mohon kepada Haechan.
Haechan tidak menghiraukan permohonan Renjun, untuk apa memangnya dia harus melakukan apa yang Renjun suruh. Lagipula Haechan sibuk.
"Kasian adek gue! Lo belendungin lagi perutnya! Gaada akhlak!"
"Yakan, biar nambah gitu.. Cowok lagi."
"Gaada!"
"Pliss lah chan."
"Ga."
"pliss lah demi adik iparmu ini.."
"G."
"Oh, oke. Gue bilangin Y/n kalo lo dulu naksir dia, dan nganggep Y/n lebih dari Adik."
"EHH JANGAN LAH! Yaudah, iyah." Terima Haechan dengan tidak ikhlas.
"Yess! Makasih may chan, lopyuu."
"Najis. Udah buru apa rencana lo?"
"Lo ajak Junno sama Jenna nginep rumah papa, berapa harinya nanti gue chat elo."