Suara sirine terus berbunyi menemani malam hari yang dingin. Tidak sedikit manusia yang tak tahan mendengarnya. Tak tahan karena penasaran, ataupun tak tahan karena merasa takut. Sekitar 4 mobil polisi dan 1 mobil ambulan tengah berjejer di tepi danau. Sekerumunan manusia pun mendatangi tepi danau tersebut untuk mengetahui ada apa disana. Tentu saja, police line tidak memberikan mereka izin untuk melihat lebih dekat."Segera lakukan autopsi. Kita memerlukan sidik jari dan dna korban untuk mengetahui identitasnya."
"Tapi pak, bahkan mayat ini.."
"Jangan banyak bicara dan lakukan saja. Petugas ambulance, kuserahkan kepada kalian."
"Baik pak, kami akan segera memberikannya ke bapak jika sudah selesai melakukan autopsi."
Beberapa polisi san petugas ambulance berjalan menuju mobil mereka dengan membawa sebuah kantung mayat. Walaupun mereka memakai masker, tapi tetap saja mereka tidak bisa menyembunyikan raut wajah sedih mereka setelah melihat kondisi mayat tersebut. Melihat itu, sekerumuan orang yang disana pun menjadi bertanya-tanya.
"Ada apa? Tampaknya polisi dan petugas ambulance pun seperti tidak sanggup melihat kondisi mayat itu.."
"Gatal rasanya ingin bertanya.."
Tidak lama, pemuda itu melihat seorang saksi yang usai di introgasi oleh polisi. Dia sedang berjalan menuju kerumunan ini. Lantas, kedua pemuda ini pun memiliki inisiatif untuk bertanya kepadanya.
"Ah permisi, selamat malam pak. Boleh kami menanyakan sesuatu?"
"Ah iya, ada apa anak muda?"
"Kami hanya penasaran, bapak yang menemukan mayat itu kan?"
"Iya. Aku sedang berjalan santai di tepi danau yang sepi ini, dan tiba-tiba saya menemukan sebuah kardus mencurigakan didekat sana." Ucap bapak paruh baya itu sambil menunjuk tempat dimana kardus itu ditemukan.
"Ah..jadi mayat itu berada di dalam kardus ya. Tunggu, di dalam kardus?"
"Iya. Kondisi mayat itu sangat mengenaskan. Dia merupakan korban mutilasi. Bahkan isi perutnya pun saya temukan terpisah didalam kantung plastik."
"HUKK-" kedua pemuda itu merasa mual karena mendengar ucapan bapak tersebut. Mereka pun menahan mulutnya yang hampir muntah.
"Baiklah cukup. Itu sudah jelas untukku. Aku tidak mau susah tidur karena kepikiran hal ini!"
"Tapi yang mengenaskan bukan cuma itu anak muda."
"Hahhh~? Ada lagi pak?"
"Iya. Walaupun dia korban mutilasi, tapi kepalanya tidak ada didalam kardus itu."
"Apa?! Kepalanya tidak ada?!!!"
"Aku tidak mengerti, semoga polisi segera menangkap pelaku pembunuhan itu. Baiklah aku duluan, selamat malam anak muda." Ucap bapak itu sambil berlalu melewati kerumuna orang-orang disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
SLAVE, Zorobin
Mistério / SuspenseDisclaimer: One Piece © Eiichiro Oda. "Terkadang, hewan masih memiliki rasa simpati dibanding manusia."