2||• Kembali ke Jakarta

12 1 0
                                    

Jum'at, 3 Juli 2020.

"Kamu sekarang udah beda yah, udah gak kek dulu lagi. Dulu kamu selalu dekat dengan ku. Tapi sekarang, kamu malah menjauh dari ku."

~Ranita Agsesya~


"Kita berdua balik ke jakarta ya, Nek. Nenek jangan lupa minum obat nya! Nanti penyakit nya Nenek kambuh lagi," ucap Ranita memperingati sambil menggenggam erat tangan Nenek nya.

"Benar kata Rani, Nek. Kalau penyakit Nenek kambuh lagi, kita berdua pasti bakalan khawatir sama kondisi Nenek." Indri yang berada di samping Ranita, ikut menyahuti omongan Ranita.

Nenek nya melepaskan genggaman tangan Ranita, lalu mengusap dengan lembut kedua kepala cucu nya. "Iya sayang, Nenek akan selalu menjaga kesehatan. Kalian nggak usah khawatirin Nenek! Pokok nya kalian berdua harus belajar dengan baik di jakarta!" ucap Nenek mereka berdua.

"Siap, Nek!" ucap kedua nya dengan hormat. "Kalau begitu ... kita berdua pulang sekarang yaa, Nek." lanjut kedua cucu Nenek Rahma.

"Oke sayang. Indri! Kamu 'kan yang ngendarain mobil ke jakarta? Pelan-pelan aja ngendarain mobil nya ke jakarta!" ucap Nenek Rahma memperingari Indri.

Indri selain mempunyai sifat oon atau bego, ia mempunyai bakat balapan dalam ngendarain kendaraan. Apalagi jika kendaraan nya motor, beuuu ... jangan di tanyakan lagi seberapa jago nya Indri dalam urusan balapan. Kalau dirinya di tandingi dengan pembalap motor terkenal yang bernama Rossi, sudah pasti yang menang Indri. Kenapa bisa Indri? Yaa ... karena mereka tanding nya di dalam mimpi, wkwkwk.

"Ah, Nenek bisa aja deh! Iya, Nek. Aku tau kalau aku ini pembalap terkenal. Tapi gak usah muji juga kali Nek," ucap Indri dengan malu-malu. Gila aja sih Indri. Nenek nya kan cuman memperingati, bukan memuji :v

"Hilihhh ... kegeeran lu, Ndri! Nenek cuman memperingati lu! Dengar baik-baik, M.E.M.P.E.R.I.N.G.A.T.I! bukan memuji!"

"Bacot Lu, Ran!" ketus Indri menatap sengit Ranita.

"Hei ...! Kalian kapan berangkat nya kalau bertengkar terus!" tegur Nenek mereka berdua. Mencoba melerai pertengkaran tatapan sengit kedua cucu nya.

Ranita dan Indri terus saja bertatap sengit tanpa ada yang mau mengalah. Ranita yang menyadari jika Nenek nya menatap mereka berdua, ia pun memutuskan tatapan sengit tersebut dengan di akhiri tampan judes nya.

"Iya, Nek. Kalau begitu ... kita berdua pulang sekarang ya Nek," ucap Ranita menyalimi tangan Nenek nya. Setelah itu, Ranita berjalan keluar dari dalam rumah dengan membawa tas sekolah nya yang hanya berisi pakaian sehari-hari.

"Eh. Kok gue di tinggal sih, Ran! Tungguin woy!" teriak Indri melihat Ranita yang telah duduk di dalam mobil. Indri mengambil tangan Nenek nya dan menyalimi tangan nya.

"Aku pergi dulu ya,Nek. Jaga kesehatan selama cucu mu yang paling imut dan paling jago balapan sedang tidak bersama mu! Good Bye, Nek!"

Indri pun menyusul Ranita yang telah duduk manis di kursi samping mengemudi di dalam mobil. Setelah masuk ke dalam mobil, Indri menyalakan mesin mobil nya terlebih dahulu lalu melambaikan tangan nya kepada Nenek Rahma yang berdiri di depan pintu rumah.

"Dah, Nek!"

Mobil yang di kendarai oleh Indri berjalan keluar dari halaman rumah Nenek nya dan segera menuju ke jakarta. Sedangkan Nenek nya telah kembali masuk ke dalam rumah nya.

Before I Leave (ON GOING!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang