Pertemuan

252 106 146
                                    

⚠️ [Sedang di Revisi] ⚠️

"Argh"

Terlihat gadis yang tengah menggeram kesakitan, ia mulai membuka mata nya. Melihat plafon atap kamar tersebut seperti bukan kamar miliknya, gadis yang tidak sadar sepenuhnya kebingungan.

"Ini dimana?" batinnya

Tersadar akan sesuatu hal, Sial. Pakaian terakhir yang ia pakai malam tadi bukanlah yang ia pakai sekarang. Zea, gadis yang kini entah tengah berada dikamar milik siapa. Ia merasakan tubuhnya seperti remuk. Gadis tersebut mencoba mengingat kejadian semalam tapi bodohnya ia tidak bisa mengingat apa-apa.

"ARGHH"

Terdengar suara pria dibalik pintu yang sedikit terbuka. Zea yang mulai ketakutan karena mendengar suara pria. Pikiran nya mulai memikirkan hal yang tidak-tidak "Jangan bilang gue diculik sama tuh cowok," ucap nya pelan.

Zea mencoba bangun dari tempatnya berjalan pelan-pelan. Merasakan bagian pahanya sedikit ngilu, Ia penasaran siapa pria yang berani menculiknya. Berjalan dikit demi sedikit, ia sampai di depan pintu kamar mandi tersebut.

Zea mengintip melalui celah pintu yang terbuka sedikit, ada sosok pria bertubuh jangkung disana. Dari belakang tubuhnya yang tidak terlalu kekar namun banyak luka lembam dan sayatan. Zea yang refleks melihat luka sayatan tersebut langsung menutup mulutnya. Pikiran nya menjadi tidak karuan. Apa dirinya diculik Om-om gengster?

"Akhirnya" ucap pria tersebut yang meletakan gunting di pinggir westafel. Zea yang syok tidak sadar dirinya jatuh hingga menimbulkan suara. Mendengar ada suara, pria tersebut menghentikan aktivitasnya.

Merasa pria tersebut akan menghampirinya, Zea buru-buru kembali ke kasur dan menutup tubuh mungilnya dengan selimut dan berpura-pura masih tidur.

"Gue kira dia udah bangun"

Drrtt..

Mendengar suara panggilan masuk, pria bertubuh jangkung tersebut menghampiri sumber suara. Dirinya hanya terlilit dengan handuk putih. Smartphone nya berada disamping gadis tersebut, ia mengambilnya dari belakang.

Merasa sosok pria tersebut yang berjarak 5 cm darinya, ia sedikit bisa melihat bahwa dada bidang pria yang memakai kalung berliontin A lingkaran besi tengah berada diatas nya.

Zea memejamkan kembali matanya, pikiranya semakin kacau, takut, dan gelisah menjadi satu.

"Ngapain lo telfon gue pagi pagi" sahut pria tersebut dengan suara sedikit serak.

"Udeh"

Zea tidak bisa mendengar apa yang pria itu bicarakan, pasalnya pria tersebut tidak menyalakan Low Speaker. Zea berusaha mencari cara agar bisa pergi dari tempat ini.

"Masih tidur dia" ya, pria tersebut yang tengah membicarakan dirinya yang berpura-pura tidur

"Duh, gimana caranya keluar dari sini" batinnya

"Ya kali, hahaha! Pasti gue pakelah"

JLEBB

Bagaikan bak disambar petir, Apa? dirinya sudah dipakai? Jadi tubuh yang sekarang ia rasa sakit itu karena dirinya sudah diperkosa? Tidak tidakk. Zea mencoba untuk menahan diri untuk tidak teriak, perasaan nya sekarang sangat sakit bahwa dirinya sudah diperkosa dengan pria tersebut. BODOH

Choosing A Dangerous Boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang