Shinwon mengetuk jarinya di atas novel bacaannya. Kini dia sedang duduk di salah satu cafe, menunggu sahabat tersayangnya untuk segera menghampirinya dan menepati janji mereka untuk menonton film.Sudah kurang lebih dua puluh menit ia menunggu, namun rasanya waktu berjalan dengan begitu cepat akibat novel yang di bacanya. Buktinya, kini pemuda Ko itu tidak sadar bila dirinya terlalu asik membaca sampai-sampai dia hampir melupakan kue yang dipesannya.
"Kalau kau tidak mau kue ini, biar aku saja yang makan."
Shinwon mengangkat kepalanya, memamerkan wajah cemberutnya. "Yak, kalau kau mau, sana beli! Aku bisa membelikannya untuk mu kalau kau mau!" Dia menutup novel pinjamannya, memotong Oreo Cake yang nampak masih cantik dan belum di sentuh.
Pemuda di hadapannya hanya tertawa kecil. Menyesap kopi milik lawan bicaranya, dia kembali mendapatkan tatapan kesal dari yang lebih tua.
"Sudahlah, nanti akan aku belikan makanan yang lain." Ucapnya seraya melepaskan tawa kecil.
"Seokkie, Seokkie. Kalau kau mau, seharusnya tadi titipkan saja kepadaku agar kau tidak perlu menunggu lama dan mencuri makanan milikku!" Shinwon menyodorkan kue miliknya ke hadapan sahabatnya itu.
Memperhatikan sahabatnya melahap hidangan manis itu, hatinya tertawa kecil. 'Menggemaskan sekali,' batinnya bersuara.
Selang beberapa menit, hidangan yang berada di atas meja bundar itu sudah habis. Menyisakan dua pemuda yang masih asik bersenda gurau, tidak mengetahui bila waktu terus berjalan dan perlahan mentari turun dari posisi tertinggi.
Cahaya langit sore menyambut. Lekas kedua pemuda itu berjalan beriringan ketika keluar dari cafe. Berjalan berdampingan dan masih belum habisnya membicarakan berbagai topik.
Mulai dari hal yang menyenangkan hingga kepada hal yang tidak menyenangkan.
Mulai dari perihal kecil hingga perihal besar yang bercabang.
Mulai dari guru semasa SMP hingga para dosen pengajar di Universitas.Mereka tidak lelah untuk membicarakan topik apapun, mereka hanya berhenti berbicara ketika berada di dalam kereta. Dan ketika mereka sampai di Cinema.
"Saran dari Hyunggu, film ini bagus. Aku yakin kalau saran film dari Hyunggu akan selalu bagus." Celetuk Wooseok ketika mereka berdiri di depan pajangan poster.
Shinwon hanya mengangguk, "bagaimana kalau ini? 'Bohemian Raphsody' ?"
Wooseok menggidikkan bahunya, "aku bukan fans untuk film dokumentasi ataupun musikal. Tapi kalau kau mau, ya sudah."
"Hm, hm. Ya sudah. 'Fantastic Beast' saja. Aku dengar dari Jinho hyung kalau film ini menyenangkan." Shinwon mengutarakan pendapatnya.
Ya, mereka menghabiskan waktu sepuluh menit untuk memperdebatkan film yang hendak mereka tonton, meski akhirnya Shinwon mengalah akibat yang lebih muda hampir merengek.
Satu setengah jam berlalu, akhirnya mereka keluar dari cinema, berjalan keluar dari tempat tersebut sambil membicarakan beberapa adegan yang menarik bagi mereka.
"Oh, dan saat Elsa membeku akibat ulahnya sendiri! Astaga, aku hampir menangis!" Wooseok berujar dengan antusias, setelahnya memenuhi mulutnya dengan crepes.
Shinwon tertawa melihat Wooseok yang terlewat antusias, ditambah pemuda itu memakan crepes hingga belepotan. Jemarinya mengelap krim yang berada di sudut bibir pemuda Jung tersebut, masih mendengarkan ocehan dari mulut yang lebih muda.
Sesekali dirinya juga membalas, tapi tetap fokus untuk membersihkan bekas whipped cream yang membekas setiap Wooseok memakan manisan itu.
"Lalu, lalu! Disaat Anna hampir tertindih bebatuan yang dilempar oleh raksasa ituㅡ"
KAMU SEDANG MEMBACA
[3.✔ ] Loser ▪ Pentagon [WooWon]
Fanfiction"I'm just a loser who fell for you" Mereka hanyalah dua orang pemuda yang tidak dapat menyatakan perasaan mereka kepada satu sama lain. . . . . . . Warning : - B x B - [Probably] Harsh-words - [Probably] Out of Character Baru pertama kali ngetik dan...