[12. ]

200 39 10
                                    


Wooseok membopong tubuh Shinwon agar memasuki kendaraan miliknya, sepenuhnya mengabaikan aroma alkohol yang memasuki indra penciumannya.

Pesta itu ramai. Dipenuhi oleh banyak anak populerㅡ seperti yang dapat di duga dari lingkaran pertemanan Shinwon, dipenuhi dengan mahasiswa dan mahasiswi dengan wajah manis, tampan, juga rupawan. Pantas saja Shinwon dapat dengan mudahnya berbaur di pesta ini.

Kembali ke permasalahan utama. Wooseok yang kini mengendarai mobil terus melirik kearah kursi penumpang, memastikan bila tidak ada hal apapun yang terjadi kepada pemuda Ko itu. Tentang suasana, suasana didalam mobil sedan itu... hening. Hanya ada alunan musik tentang one sided love dari radio  tidak ada suara lainnya.

Untuk sepuluh menit, keadaan cukuplah hening. Sampai Shinwon menggenggam tangan kiri Wooseok  yang terbebas dari roda kemudi, berusaha mengatakan sesuatu dengan suara yang sangat pelan.

"Maaf, hyung. Apa yang kau ucapkan?" Wooseok bertanya dan segera terfokus kepada jalanan.

Shinwon mengeluarkan tawa khasnya, "aku bilang, aku menyukaimu. Astaga, Wooseok sangat manis!" Tentu saja dirinya berujar dalam keadaan setengah sadar.

Meski dalam keadaan seperti itu, ucapannya berhasil membuat yang lebih muda terkejut. Semburat merah menghiasi wajahnya, seluruh pemikirannya mendadak menghilang. Namun cepat ia kumpulkan kembali segala pemikirannya dan berusaha untuk terus fokus menatap jalanan.

"Kau tidurlah. Mumgkin kau hanya dikuasai oleh alkohol, hyung. Coba... coba beristirahatlah sekarang dan mungkin ucapkan hal itu kembali," senyuman lembut hadir diwajahnya, "ucapkan hal itu kembali. Disaat kau dan aku tidak lagi bimbang, disaat kita berdua tidak dalam pengaruh racun apapun."

  
   
  
  
  
  
  
  
  
   


 
  
  
  
  
  
  
  
  
  

Mungkin dia egois.
Mungkin saja, dia bimbang.

Pikiran milik pemuda Jung  ini terus saja berkelana. Pergi jauh menyusuri pemikiran lainnya, mengabaikan ide-ide untuk tugas yang masihlah kosong dihadapannya.

Tatapannya mengarah keluar jendela,
Telinganya mendengarkan alunan musik yang lembut,
Jemarinya memainkan pensil yang dipegangnya.

Tuk.

"Satu Grapefruit Ade dan satu Berry Sweet-cake."

Lamunannya pecah, kini dirinya menatap oemuda dengan apron denim yang menaruh pesanan miliknya. Tanpa disadari, senyumannya mengembang.

"Tugas gambar lagi, hm? Sekarang kau disuruh membuat desain apa?" Pemuda itu bertanya.

Wooseok tersadar dan menatap buku gambar A5 yang masih kosong melompong. "U-um... desain tempat minuman, khususnya untuk cafe. Tapi kau tau? Ini cukuplah sulit.." Wooseok mengetuk ujung pensil ke buku gambar miliknya.

Pemuda itu tersenyum tipis, "sebentar. Aku akan segera kembali!"

Wooseok mengangguk patuh. Selanh sepuluh menit, pemuda itu datang dengan membawa minuman model kaleng di tangannya dan telah melepas apron denim yang sebelumnya ia kenakan.

[3.✔ ] Loser ▪ Pentagon [WooWon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang