Sayonara - Last Kiss

2.7K 88 17
                                    

Chapter 1 : Let her know

'Because I can't go to the future... without knowing the meaning of the words that you told on that day...'

Roseanne Park menatap keluar jendela. Awan mendung bergelung di kejauhan, siap mencurahkan hujan deras kapan pun. Ia duduk di tepi tempat tidur berseprai putih, mengabaikan aroma tajam dari obat-obatan di ruangan yang hampir seluruhnya didekorasi dengan warna putih itu.

Jemarinya bergerak pelan, menggenggam tangan seorang pria yang tertidur lelap di sebelahnya, Kim Taehyung, Sahabatnya. Kakaknya. Suaminya. Cintanya.

Taehyung terlelap, wajahnya begitu damai seakan tidak terjadi apapun. Tapi Rose tahu telah terjadi perubahan besar pada fisik suaminya itu. Kanker mengubah segalanya. Kulitnya yang semula kecoklatan memucat, dan mata almond dibalik kelopak yang sedang terpejam itu, biasanya memancarkan semangat dan harapan, tapi kali ini hanya ada keputusasaan.

Rose bahkan sudah tak pernah melihat senyum terkembang di wajah Taehyungnya lagi.

Air mata jatuh membasahi pipi putih Rose bersamaan dengan turunnya titik hujan pertama.

"Chaeyoung ah" bibir Taehyung bergerak perlahan, menyebut nama istrinya dengan suaranya yang melemah itu. Ia lebih suka memanggil nama korea istrinya. Terdengar lebih familiar di telinganya.

Rose cepat-cepat menghapus air matanya. Ia tidak ingin Taehyung melihatnya menangis, suaminya itu selalu berkata kalau senyumanlah yang harus mengiringi kepergiannya, dan Rose sebisa mungkin akan mengabulkan hal itu, walaupun itu adalah keinginan terakhir Taehyung.

"Nde?.. kenapa tae?" tanggap Rose memaksakan seulas senyum. Mata sipitnya tertutup dengan senyum palsu yang terlihat begitu menyesakkan.

Tangan Tae terulur, menyisipkan anak rambut Rose ke dalam cuping telinganya.

Kecupan hangat tiba di kening Rose. Taehyung menciumnya dengan sangat lembut dengan mata terpejam. Rose berdesir, Taehyung dengan kehangatannya yang selalu mampu menguatkan dirinya untuk tetap bertahan.

Taehyung membuka matanya, cercah semangat di sana hampir sirna.

"... Ada sesuatu yang harus kau tahu... tentang masa laluku..."

Rose sedikit terhenyak. 'Hal apa yang masih belum ia katakan padaku selama lima tahun masa pernikahan kami?'

"Apa itu?"

Taehyung melepaskan tangannya dari genggaman Rose.

"Tolong... ambilkan sebuah buku... di tasku..."

Rose menoleh ke atas bufet di samping kepala tempat tidur Taehyung. Di atasnya terletak sebuah tas yang Rose sadari sebagai tas kesayangan suaminya, sejak mereka sama-sama kuliah di Seoul of Performance Art delapan tahun yang lalu.

Rose bangkit dan mencari buku yang dimaksud Taehyung. Ia sedikit tertegun ketika melihat satu-satunya buku yang ada di dalam tas adalah-

"Ini?" Rose mengeluarkan buku yang terlihat seperti buku harian biasa bersampul kulit navy dari dalam tas. Setahunya, buku harian itu datang setahun setelah pernikahan mereka melalui paket. Dan ia masih ingat dengan jelas ekspresi suaminya begitu melihat buku itu.

Taehyung terdiam selama beberapa menit sambil memandangi sampulnya, dan kemudian langsung memasukkannya lagi ke dalam kotak pembungkusnya tanpa membacanya terlebih dahulu. Ia melarang keras Rose untuk menyentuh buku itu, apalagi membacanya. Sedangkan Taehyung sendiri juga melakukan hal yang sama. Mereka tak pernah mengungkit-ungkit buku harian itu lagi setelahnya.

Tapi entah kenapa hari ini Tae memintanya untuk-

"Bacakan untukku, Chaeyoung ah."

Rose memandang Tae heran. Ia kembali duduk di sisi suaminya, tapi sama sekali belum melaksanakan perintahnya. Ia ragu.

Tae menghela napas pelan, dan menggenggam tangan Rose.

"Ada sesuatu tentang masa laluku... yang harus kau tahu, chaeng... dan satu-satunya cara hanya dengan... membaca buku itu..."

Rose mengalihkan pandangannya dari mata almond Tae ke buku harian di pangkuannya. Ia yakin sepenuhnya tak ada rahasia di antara mereka berdua, tapi pada kenyataannya Tae masih menyembunyikan sesuatu darinya. Ia benar-benar ingin tahu... tapi kalau Tae menyimpannya dalam-dalam selama ini, ia ragu, apakah ia benar-benar ingin tahu? Ia takut. Ia takut kalau ia tidak bisa menerima kenyataan yang disembunyikan suaminya. Ia takut kalau kenyataan itu terlalu menyakitkan.

"Chaeyoung ah... let the story begin... "

Rose menatap mata suaminya, bimbang. Tapi akhirnya ia membuka sampul buku harian itu, dan menghadapi halaman pertama penuh tulisan rapi.

"Tolong bacakan untukku..." ulang Tae, memejamkan matanya. Sekilas, Rose melihat seulas senyum samar di wajah suaminya, membuatnya menggenggam tangan Tae lebih erat, dan ia mulai membaca.

"Jimin's journal, sebelas Januari, dua ribu sembilan." Rose berhenti membaca. Ini buku harian sepuluh tahun yang lalu. Ia menatap suaminya yang masih memejamkan mata, seakan meresapi apa yang dibacakan oleh Rose.

"Siapa itu Jimin, Tae?"

Tae hanya tersenyum kecil. Senyum tulus pertama yang Rose lihat sejak enam bulan yang lalu, ketika Tae pertama kali divonis mengidap kanker mematikan.

"Dia lah masa laluku, jadi kuharap kau bisa segera membacakannya untukku. Chaeyoung ah..."

Rose kembali menunduk menatap buku harian itu, Rose tak punya pilihan lain selain meneruskan. Karena ia pun sudah kepalang penasaran dengan masa lalu suaminya.

Ia berdehem pelan, dan kembali membaca tulisan rapi agak miring yang tertera di tiap lembaran buku harian usang itu.

"Jimin's journal, sebelas Januari, dua ribu sembilan ..."

_To Be Continued_

Ada yang familiar dengan cerita ini?

Yup. Ini cerita favorite aku di ffn yang aku remake jadi minv.

Angst sepertinya. Siapkan tisu banyak banyak

Next or end?

Vote and comment juseyo

Dulu sebelum kenal bts aku penggemar beratnya naruto dan pernah baca ff ini sampe nangis.

Jadi ku remake deh jadi vmin. Moga klean sukak

TAEHYUNG X ALL MEMBER NC (some Chapter)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang