1

271 27 6
                                    

Seperti biasa, tidak ada bosen-bosennya author mengingatkan kalian untuk klik bintang terlebih dahulu.

Ayo dong klik, biar author makin semangat nulisnya :D

~~~~~~

"Sekuat apapun kamu melupakan cinta pertamamu,
Itu semua tidak ada gunanya."

^^ Anaz ^^

~~~~

Anaz menuruni tangga dengan santai, di lehernya tergantung handuk kecil yang ia gunakan untuk mengusap rambut di kepala pria itu.

Anaz melangkah menuju dapur, ada kedua wanita yang ia sayangi tengah bercanda gurau sambil memasak makan malam nanti.

Anaz membuka lemari pendingin, mengambil sebotol air, lalu menuangkan air pada gelas yang tersusun rapih di atas meja makan. Pria itu meminum air putih dengan tenang, hingga saat dirinya kembali menaruh sebotol air, anak kecil berusia lima tahun yang selalu memanggilnya Papa memeluk erat kaki kanan Anaz.

Anaz menatap ke bawah, dimana anak berjenis kelamin perempuan itu tersenyum menampilkan deretan gigi yang tersusun rapih.

"Papa, hali ini Shakil masak makanan kesukaan papa," ujar gadis kecil itu dengan merentangkan tangan.

Anaz menggapai anak tersebut, ia menggendongnya saat tahu maksud dari Shakira.

"Tante Fira mana? Belum pulang?" tanya Anaz pada gadis kecil tersebut.

"Belum, Shakil masak sama Nenek," jawab gadis itu.

Anaz menatap ibunya yang kini kian menua, walaupun wajahnya mulai keriput, tapi kecantikannya masih sama seperti dulu saat Anaz masih SMA.

"Kamu ini, selalu saja nyium Ummi," protes Ummi Anaz saat pria itu kembali menciumnya.

"Gimana Mi? Anaz sudah wangi, kan?" tanya Anaz.

Umminya menangguk. Iya, wanita yang selalu Anaz cium pipinya saat pulang ke rumah adalah Umminya.

Wanita yang selalu menyuruhnya mandi.

"Abi mana, Mi?" tanya Anaz kembali.

"Bentar lagi pulang," jawab Ummi sembari meletakkan semangkuk besar penuh berisi sayur sop.

Anaz membawa anaknya di samping ruang tengah, dimana ruangan itu kosong, hanya ada mainan yang berserakan.

Ruangan tersebut memang dikhususkan keluarga Al-Farizqi untuk Shakira. Maka dari itu seluruh mainan yang layak dimainkan bahkan sudah rusak berserakan begitu saja.

"Hayo, Shakira belum beresin mainannya. Ayo beresin, Papa bantu," ujar Anaz sembari menurunkan Shakira dari gendongan, hingga kaki kecil gadis itu menyentuh lantai kembali.

Shakira berlari melompati setiap mainan miliknya, ia tertawa dengan ceria sambil mengambil satu kotak besar yang difungsikan untuk menaruh mainan miliknya.

Gadis kecil itu mulai mengambil satu persatu mainan lalu diletakkan di dalam kotak, sementara Anaz mengambil mainan tersebut lalu memeluknya, hingga mainan itu tidak muat dipelukan barulah ia akan menghampiri anaknya, menaruh mainan tersebut di dalam kotak yang sibuk diseret oleh Shakira.

"Papa, lihat. Bola Shakil bocol," adu Shakira sembari memperlihatkan bola yang bocor.

"Kenapa bisa bocor?" tanya Anaz dengan tenang.

"Tadi Shakil mau masukin jalum yang buat Ummi sama Tante bisa pake jilbab, tapi malah bocor," ungkap Shakira.

"Nanti beli lagi ya, Pa?" minta gadis itu sembari mengampiri sang Papanya.

I'm Fine 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang