Gladis kini sedang berada di teras rumahnya bersama dara, Mereka tampak bahagia dan antusias karena sedang membicarakan hadiah dari pacar mereka.
"Ck,lu harus milih riko ajaa dis.Liat, belum fiks aja lu udah dibelanjain gini kan?"kata dara
Gladis hanya menaikkan bahunya membuat dara kesal dan lari masuk ke kamarnya untuk mengambil sesuatu.Gladis yang melihat dara lari terbirit-birit hanya acuh saja tak perduli apa yang akan sahabatnya lakukan.
Gladis masih asik menatap langit sesekali meminum teh buatannya, tiba-tiba badannya terdorong pelan karena dara yang menubruk tubuhnya.
Gladis dengan kesal berkata,"Heh!apaan si lu dorong-dorong!?"dan dara hanya terkekeh pelan.
Dara menaikan kedua tangannya memperlihatkan dua kantong belanja dari salah satu brand terkenal,gladis yang melihatnya membelalakkan matanya dengan lebar.
Gladis merebut kantong itu dan melihat isinya,"dar!ini serius,baju yang gw incer!lu dapet darimana!?"hebohnya.
Dara hanya tersenyum sombong,"iyalah,bebeb aji gwkan tajir.Gimana,yakin gamau sama riko dan dibelanjain semuanya?"katanya sambil menaikkan alisnya membuat gladis terdiam.
Seketika gladis mengingat sesuatu, bahwa ia akan dibelikan apa saja sekalipun itu mobil oleh riko,tapi dirinya juga mengingat seorang rey yang amat ia cintai.
Dara yang sedang melihat beberapa belanjaan dan melirik gladis yang menunduk merasa bersalah,lalu ia segera menenangkan gladis,"Dis,kalo lu begini lu harus milih salah satu kalo gak mau nyesel."dara memandang ke langit
"Gw rasa lu harus putusin rey,dan pacaran sama riko biar lu puas.Ayolah kembali kaya dulu,jangan melow gini ah""Gw bimbang dar"kata gladis
Ting nonggg..
Dara dan gladis menoleh keluar karena terdengar bunyi bel rumahnya,mereka melihat seorang kurir bunga tengah berdiri didepan pagar mereka.
Sontak mereka saling melirik,dan menaikkan satu alis mereka.Dara menggeleng bermaksud bukan ia yang memesannya, begitupun gladis.
Akhirnya mereka berdua turun untuk bertanya,setelah mereka membuka pagar ternyata banyak sekali bunga yang cantik
"Maaf,mba dara bukan?"tanya kurir yang membawa bunga tersebut membuat dara dan gladis saling pandang.
Dara mengangguk,"iya saya,ini dari siapa ya?"
Kurir tersebut menyerahkan bunga utama tersebut ke dara,dan dara mengisyaratkan untuk membawa beberapa bunga lain ke teras.
"Mas,ini dari siapa?"tanya gladis.
"Maaf mba,kata pengirim saya tidak boleh mengatakan apapun.Silahkan liat suratnya,permisi"kata kurir tersebut dan pergi meninggalkan rumah mereka.
Gladis mengisyaratkan dara untuk buka,dan dara angukkin segera ia membuka surat itu
Dara tiba-tiba tersenyum,"Dis,dari ajii omaigat ish sosweet banget sihh.Liat deh, bunganya juga bagus dan banyak banget."kata dara sambil menunjuk bunga-bunga tersebut.
Gladis yang iri hanya tersenyum kaku,dia memikirkan bagaimana Rey bisa memperlakukan seperti ini.Bahkan,membeli setangkai bunga saja Rey tidak akan mau dan berkata "buang-buang uang." Gladis mendengus memikirkan itu.
"Gw mah rapihin ah biar nih teras jadi tambah cantik,mau gak dis bunganya?banyak loh ini."kata dara dan hanya digelengi oleh gladis.
"Gak,gw duduk aja ah sambil lihat lu kecapean nata bunga segitu banyaknya"kata gladis sambil terkekeh pelan dan dara menimpukkan satu bunga ke gladis, membuat mereka terkekeh.
Gladis mengambil bunga cantik yang dilempar dara,dan memandangnya dengan penuh harap untuk rey membelikannya agar ia bisa memilih rey dengat tepat.
"Hey"
Gladis mematung seperti mengenal suara tersebut,dia mendongak dan ternyata benar didepannya berdiri orang yang ia rindukan dengan cepat ia memeluk lelaki itu dengan sedikit tangisan.
"Reyy!!kenapa lamaa?"ucap gladis membuat dara yang tak menyadari kehadiran rey menoleh dan kaget.
Rey tersenyum,"Aih,udah kangen ya?"katanya
Dara mengerutkan dahi,dan mendekati pasangan itu."Loh paman medit?bawa hadiah gak buat gladis?"katanya sambil sinis
"Ada kok"
Gladis menengok sebentar ke dara dan kembali menatap rey,"mana?oh iya sayang,aku minta beliin bunga boleh?"
"Bunga? untuk apa kuberi padamu, memang kamu sudah meninggal kuberi bunga?"kata rey membuat dara melongo.
Gladis kini dibuat malu,"Ish liat tuh dara dapet banyak banget bunga dari pacarnya."
Rey melirik sekitar teras dan menaikkan alisnya,"Terus?kamu maju?"gladis segera mengangguk,"yaudah minta dara, lagian aku udah belikan kamu baju nih yang diskon dapet banyak"katanya lagi sambil memberi kantong plastik ke tangan gladis
Dara kembali dibuat melongo,bahkan gladis pun ikut melongo,"Diskon? berapa emang?"tanya dara
"100ribu dapet 5,keren kan?"
Gladis tak percaya,ia pikir sebulan rey bekerja diluar kota akan bertambah kaya, ternyata sama aja.Dara yang ilfeel kepada rey pun masuk kedalam rumah tanpa pamit apapun.
Gladis menatap rey,"Aku gapercaya kamu sepelit ini sama aku,kamu gak ngasih hadiah mahal setelah aku ditinggal kerja sebulan,kamu gak kasih aku bunga seperti yang lain."
"Lho,buat apa mahal-mahal kalo sama aja sayang?"kata rey
Gladis semakin tak percaya lagi,"Aku kecewa sama kamu rey."katanya dan pergi masuk kedalam
Tbc❤
Jangan lupa votment
-Cha
KAMU SEDANG MEMBACA
My Medit Boyfriend{Completed}
Teen FictionFirst story,Enjoy this story with ease✨. Remaja jaman sekarang kebanyakan mengartikan kata 'pacaran' untuk kesenangan pribadi entah seperti salah satu pihak irit biaya atau hanya menggunakan kata itu untuk dipublikasikan seakan mereka 'laku'. Seper...