27. Rüsàk

582 91 1
                                    

"Hei hei! Kacanya retak! Cepat hubungi mereka!!" Teriak Jaehyun sambil mengetuk tangan patung itu.

"Cepatlah kembali! Kacanya retak!" Teriak Jaehyun didepan sensor itu. Suaranya tampak menggema, sepertinya berhasil.

Setelah itupun Jaehyun berjalan keluar dan melihat diluar sangat sepi, "Tunggu, dimana yang lain?"

Tiba tiba Queensha pun berlari dan menyeret Jaehyun untuk mengikutinya, Queensha mengajak Jaehyun ke suatu tempat, disana ada Taeil yang sedang duduk

Anehnya jaehyun melihat di langit ada seperti proyektor yang menampilkan sebuah film, di sana terpampang teman teman mereka di masa lalu, ada Chenle, Taeyong dan beberapa yang lain.

Taeil yang melihat kedatangan Jaehyun pun dengan cepat berlari dan menarik tangannya untuk mendekat.

"Lihat, mereka dalam kesulitan. Chenle pingsan, Taeyong akan kehabisan darah dari kepalanya yang terkena pukulan kayu." Kata Taeil sambil memperlihatkan kepada Jaehyun bagian mana yang menunjukkan Chenle dan Taeyong.

"Tunggu, kenapa Taeyong bisa terkena pukulan kayu? Bukankah dia tidak terlihat?" Tanya Jaehyun sambil melihat Taeyong yang memegangi kepalanya dan nafasnya yang memburu. Keadaannya sangat menyedihkan, dia ditengah hutan.

"Kristal yang diberikan oleh Chenle untuk membuat tubuh mereka tetap tidka terlihat berada jauh darinya lalu dia terlihat dan tertangkap oleh warga karena Taeyong yang muncul di dalam kamar perempuan.

"Pfft, kamar perempuan? Dasar Taeyong"

"Chenle juga sama, dia kedinginan, dia lelah, kondisi tubuhnya sangat memprihatinkan, untung saja dia tidak melakukan teleportasi, jika saja dia melakukan teleportasi, tubuhnya akan semakin lemah dan bisa saja dia akan pingsan seketika." Kata Taeil sambil tangannya bergerak ke atas, lalu tampilan uang menunjukkan Chenle menjadi lebih besar, dia diguyur hujan lebat, tubuhnya menggigil.

"Mereka dalam bahaya, kembali kerumah, katakan kepada mereka bahwa Taeyong berada di tengah hutan dan Chenle di jembatan menuju dorm lama yang terbakar." Kata Taeil sambil menatap Jaehyun, sejenak Jaehyun terpana, mata kiri Taeil berubah menjadi biru muda. Tetapi karena tidak punya waktu, Jaehyun segera berlari.

"Taeil Hyung, Jaehyun melihat mata birumu" kata Queen sambil menarik narik baju yang Taeil gunakan.

Taeil tersenyum, "Sudahlah tak apa, mungkin sekarang waktu yang pas untuk memperlihatkan yang sebenarnya bukan?"

Queen tampak cemas, "Aku tidak yakin yang lain akan baik baik saja, aku takut..."

Tangan Taeil pun tergerak untuk menggendong Queen dan menenangkannya, "Hei, jangan takut, mereka itu anggota yang hebat, aku percaya itu, aku memilih mereka sebagai anggota karena aku tau karakteristik mereka, tenanglah, disaat keadaan tersesat, aku akan membuka segel dalam diri mereka dan mereka sejenak akan melupakan banyak hal kecuali misinya, dengan itu mereka akan baik baik saja"

"Kenapa tidak sekarang saja kau buka segelnya? Hm?" Tanya Queen

Gelengan pelan terlihat di kepala Taeil. "Tidak, itu berbahaya, mereka bisa saja membahayakan diri mereka sendiri jika segel itu terbuka"

Queen tampak tenang sekarang, dan Taeil kembali melihat tampilan di langit yang dia buat. Seketika matanya terbelalak.

"Gawat.."

.

.

.

.

Ji-Sung, Jungwoo, Lucas, Haechan, dan Jhonny sekarang telah berteleportasi ke dorm lama mereka dan mengambil lukisan itu.

"Apa yang akan kita lakukan pada lukisan ini?" Tanya Ji-Sung.

"Kita harus membakarnya dan semua akan berakhir" kata Lucas

"Jadi, kita akan mati?" Tanya Haechan dengan khawatir

"Tidak tidak, kita akan membakarnya lalu benar kita akan mati, tapi ingat ini semua ilusi, kita hidup dalam dunia alur yang kita ciptakan sendiri, kita akan bangun tepat dimana sensor ini tidak ada, tepatnya saat Jungwoo masih ada di dunia nyata" Kata Lucas tegas

"Kau yakin berhasil? Kaca sensor itu sudah retak juga sih .." balas Jhonny sambil memandang lukisan itu dengan seksama

"Mau tidak mau kita harus menghentikan ini, aku juga sudah lelah berpura pura dalam drama ini, lagipula kaca itu akan pecah dan tidak akan ada lagi hal hal aneh" balas Ji-Sung

"Chanyeol dimana? Apakah dia bisa datang kemari kira kira?" Tanya Haechan

"Chanyeol? Hah? Kenapa dia diikutkan?" Kata Ji-Sung dengan tatapan sinisnya

"Dia spectoranya, dia yang bisa menentukan sekarang selain Lucas dan Jungwoo, juga kalian mungkin kan belum tau siapa spectarnya, mungkin Channyeol akan membawa Spectar itu kesini, bukankah disini pas? Ada Spectahave, Speliest, Spectarist, Spectaclear, pemilik asli dan jika mereka datang, ada juga Spectora dan Spectar" kata Lucas

"Baiklah, Jhon, coba panggil Chanyeol deh, kita harus mengambil keputusan"

"Tapi, hei, kita dalam masalah, sebenarnya aku sudah bertemu dengan Spectar bersama dengan Jhonny dan Haechan, benar?" Kata Jisung murung, "Kita bertengkar lumayan hebat disana, bahkan kepalaku hingga berdarah karena ulahnya, juga bahuku. Kita sudah menentang dia disana, bukankah Spectar itu Taeil Hyung?"

"..., Kau benar, ini bahaya, apa yang harus kita lakukan sekarang?.."

Semuanya tampak putus asa, mereka benar benar dalam bahaya, "Apa hasil kalian memata matai Chenle dan Taeyong dulu? Apakah Taeyong tau sesuatu disana?" Tanya Lucas

"Tidak, kami hampir saja ketahuan, hanya Chenle yang memberitahu tentang Spectarist dan sebagainya saja lalu uang kami hilang banyak karena Hyung yang tidak mau menaktrir kami" kata Jhonny dengan sebal

"Heheheh maaf, lagian kalian disuruh begitu saja tidak becus, dasar" jawab Lucas tanpa merasa bersalah, " Baiklah, mau tidak mau kita harus menghubungi Chanyeol. Apapun yang terjadi, kita hadapi bersama."

Tiba tiba suara menggema terdengar, "Bahaya! Sensornya retak! Taeyong Hyung ada di tengah hutan dan Chenle di jembatan menuju dorm lama, dia pingsan, Taeyong juga!"

"Itu Jaehyun, cepat, 2 orang bawa Chenle dan Taeyong kemari! Kalian hanya perlu berkata tempat Taeyong, sial sekali Chenle tidak tau trik ini, jadi dia tidak bisa menyusul Taeyong" Lucas berkata sambil kembali masuk kedalam dorm baru mereka.

"Ji-Sung dan aku yang akan menyusul mereka" kata Haechan dan tiba tiba tubuhnya menghilang bersamaan dengan Ji-Sung.

Lucas pun menoleh kearah Jhonny, "Bagaimana? Bisa?"

Tuuuut.

"Ha-halo? Chan, cepatlah ke dunia lukisan dan masuk kedalam portal, atau terserahlah pakai caramu sendiri, kita di dorm 127 yang baru, tepatnya di dalam masa lalu, kita harus berunding untuk keselamatan dunia in-"

Belum selesai Jhonny berkata, telepon sudah diputuskan sepihak oleh Chanyeol. "Dasar, mentang mentang ketua saja belagu, astagaa!" Kata Jhonny kesal

"Apa? Belagu? Apa maksudmu?" Kata seseorang tiba tiba dibelakang Jhonny. Dia Chanyeol, entah dari mana dia datangnya,tiba tiba dia sampai dan sudah berada disana.

"ASTAGA! Kau mengagetkanku!" Kata Jhonny dan yang lainnya.

"Ayo segera kita selesaikan saja, oh iya sebentar lagi Taeil juga akan datang, dia yang berperan penting." Kata Chanyeol

Semuanya pun berjalna menuju ruang bawah tanah tempat biasa Jhonny Haechan dan Taeyong dulu berkumpul.

 ❝New Dorm -Lee Taeyong❞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang