8

103 12 1
                                    

Matahari masih belum nampak di ufuk timur, udara masih dingin dan cahaya lampu penerang di kala malam masih nampak menyala disetiap penjuru rumah, gadis bersurai hitam legam dan berkulit putih itu sudah sibuk dengan beberapa tas dan sedang bersiap mengenakan sepatunya ada dua gadis yang telah menunggunya sedari tadi.

"Udah siap?". Telisik Wendy melihat Irene yang sudah selesai mengenakan sepatunya, Irene mendongak kan wajahnya kearah Wendy memberikan sinyak jawaban yang di butuhkan Wendy.

"Yok berangkat". Lanjut Wendy, sambil mengangkat tas dan jinjingan yang dia bawa. Sama seperti irene serta Seulgi.

"Kita kepagian gak sih?". Seulgi memeriksa jam tangan warna kuningnya, hanya dia memang yang terlihat seperti masih mengantuk.

"Lebih cepat lebih baik Seul". Jawab Irene. Wendy menganggukan kepalanya.

"Iya Seul, lagian kata bang Onew kan kita panitiakan udah harus di tempat pemberangkatan Jam 6. Jam 7 pagi kita harus berangkat". Tambah Wendy

"Iyaa deh, apa kata bang Onew, Wendy sih hayu", celetuk Irene berniat bercanda kepada temannya itu. Wendy sekilas tersenyum cerah sumringah sepertinya suka dengan candaan Irene kali ini.

"Senang deh lu ...". Tambah Seulgi, "Sebenarnya naksir siapa sih kamu tuh Wen?". Yang ditanya akhirnya jadi berfikir setelah mendengar pertanyaan spontan Seulgi.

" Bang onew, Agus, atau si tiang, Chanyeol?" Tebak Seulgi, Irene terkekeh. Wendy gemas, jika saja tangannya tidak sedang membawa jinjingan berat mungkin temannya itu sudah habis Wendy cubit.

"Heiish, bantet apa kabarnya Seul?". Balas Wendy. Seulgi menahan tawa mengenai pertanyaan Wendy, tentu saja dia tahu siapa yang di maksud, Irene menahan tawanya agar tidak terdengar kencang.

"Tidak boleh menghina Wen, bantet gitu juga Uwu". Sergah Seulgi, Wendy dan Irene langsung beradu pandang dan saling menahan tawa.

"Cieeee... "

Tanpa terasa mereka sudah sampai kampus, jarak kampus dan Boardinghouse mereka tidak terlalu jauh, semenjak masuk kepanitian Irene memilih bergabung di boardinghouse agar tidak terlalu kelelahan karena jika harus pulang kerumah mesti naik transportasi umum bus dan kereta bawah tanah. Mereka sudah di meeting point dan ternyata ramai oleh beberapa adik kelas dan para anggota kepanitian yang harus stand by dan berangkat bersama peserta Camp. Mereka sigap berbalas salam, dari kejauhan terlihat Joy dan Yeri yang baru saja turun dari mobil CRV yang mengantar mereka.

"Weh, anak sultan. Diantar papih nih pasti", celetuk Seulgi dari kejauhan sudah jelas Joy dan Yeri nampak sibuk dengan barang bawaanya.

"Hehe, Iya dong". Jawab Joy santai.

"Ngomong-ngomong mau pada fashion Show mbaknya". Tambah Wendy, Keduanya otomatis melihat barang bawaanya yang harus membawa sebuah koper dan tas jinjing serta tas makeup dan membandingkan dengan barang bawaan tiga orang didepannya itu.

"Kalian cuma bawa itu?". Selidik Joy, mereka bertiga serempak mengangguk.

"Iyalah kakak-kakak, kita kan mau keliatan cetaaaar membahana selalu". Pamer Yeri, yang sebelas dua belas sama seperti Joy. Mereka sibuk bertos ria Joy tersenyum sumringah.

"Heh, bocah cilik. Sana gabung ke barisan peserta". Tegur Irene sambil menunjuk kemana harusnya yeri berada. Yeri langsung menghela nafas, bibirnya nampak manyun.

"Iya sana, biar cetar". Joy mendorong Yeri agar segera beranjak, yeri menghela nafas panjang menyerah disuruh suruh kakak seniornya. Mereka terkekeh melihat tingkah yeri yang menggemaskan.

M.V.P Mrs. BaeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang