Keesokan harinya ....
Tasya merenung menatap kosong ke depan. Pikirannya berkecamuk, dia benar-benar merasa bersalah karena telah membunuh anaknya. Bahkan sekarang Rey tidak akan pernah melepaskannya.
Seorang pemuda masuk dan menatap tajam ke arah Tasya yang masih duduk termenung. Pria itu melemparkan kertas ke depan Tasya, membuat gadis itu terkejut.
"Tanda tangani dan kita pulang sekarang," ucap Rey dingin. Tasya hanya diam, dia mengambil kertas itu dan membaca isinya.
KONTRAK PERJANJIAN PERNIKAHAN
Nona Keyla Anastasya atau pihak kedua adalah milik dari Tuan Rey sepenuhnya. Tuan Rey bebas melakukan apa pun pada pihak kedua. Tidak boleh ada perlawanan.
Pihak kedua tidak berhak pada apa pun yang dilakukan Tuan Rey. Baik itu berjalan bersama wanita lain. Dan pernikahan ini dirahasiakan.
Pihak kedua tidak boleh berhubungan dengan lelaki lain selama menjadi istri Tuan Rey.
Mencoba kabur, maka keluarga pihak kedua akan dibunuh.
Kontraknya berakhir setelah pihak kedua melahirkan anak untuk Tuan Rey. Dan setelah itu Tuan Rey dan pihak kedua akan resmi bercerai. Hak asuh diserahkan kepada Tuan Rey.
-----Tasya menatap kosong ke arah Rey. Dada gadis itu seperti terhantam sesuatu yang keras. Dia sudah seperti hewan peliharaan. Rey bahkan tidak mengasihaninya dan itu semua terjadi karena kesalahannya sendiri.
"A-Aku tid—"
"Berani menolak, maka ibumu akan mati sekarang," ucap Rey dengan penuh penekanan.
Tasya menghembuskan nafas berat lalu menanda tangani surat perjanjian itu. Dia memberikan surat itu kembali ke arah Rey.
"Lima menit lagi, aku ingin kau sudah ada di parkiran," ucap Rey lalu melenggang pergi.
Apa dia gila? Tasya sedang dalam proses pemulihan dan dia menyuruh gadis itu untuk turun ke lantai dasar. Pria kejam!
Dengan cepat Tasya merapikan barang-barangnya dan berlari ke lantai paling bawah. Tubuhnya sangat lemah, tapi dia tetap memaksakannya.
Dengan nafas ngos-ngosan gadis itu masuk ke dalam mobil.
"Terlambat sepuluh detik."
"Maaf ak--"
"Hukumanmu nanti malam," ucap Rey datar. Pria itu melemparkan buku nikah ke arah Tasya.
"Ini hanya kontrak, jadi jangan pernah ada rasa yang tumbuh dalam hatimu," tekan Rey. Tasya hanya mengangguk mengiyakan.
Mereka tiba di kediaman Rey. Rumah yang sangat megah.
Tasya menarik kopernya menaiki tangga. Gadis itu benar-benar kelelahan sekarang.
Rey yang sudah di kamar dari tadi, melemparkan baju yang biasa dipakai para pembantunya ke arah Tasya.
Tasya menatap bingung ke arah baju itu.
"Kau juga bekerja di rumahku," ucap Rey lalu berlalu pergi melewati Tasya yang masih ada di ambang pintu.
"Tapi sekolahku?" tanya Tasya pelan.
"Tetap bekerja setelah pulang sekolah! Tidak ada istirahat. Dan aku ingin sebelum kau pergi ke sekolah pagi hari, rumah ini sudah bersih."
Tasya terduduk lemas, gadis itu menangis dalam diam. Pria kejam itu memperlakukannya seperti robot. Apa dia tidak berpikir kalau Tasya juga manusia, yang memerlukan istirahat?
"Hiks ... kenapa seperti ini?" lirih Tasya. Sedangkan dari jauh seorang pria memperhatikannya dengan sinis.
"Ini baru permulaan," ucap pria itu sinis lalu berlalu pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Percintaan Semalam
Romance"Disaat cinta datang dalam hati Rey. Membuat egonya untuk memiliki Tasya semakin tinggi. Cinta yang membuat orang yang merasakannya tersakiti. Mereka mengukir kisah mereka sendiri dalam coretan tangan Pty_Stry. Kelinci polos yang harus terjebak dala...