~Mengertilah, hanya perlu satu tindakan ikhlas untuk membuat seseorang bahagia dengan tulus. Tak lebih dan tak kurang, mengertilah.
*flashback On
Aku selalu bahagia di kelas, bercanda, tertawa dan selalu bercerita tentang apapun bersama teman-teman yang sepertinya sangat tulus membersamaiku. Aku selalu ramah, antusias dan bersemangat melakukan apapun dengan mereka. Menyadari bahwa ini kali pertama aku memiliki sandaran, aku teramat bahagia dan lupa akan luka yang tergores di masa lalu. Aku terlalu percaya diri dan menganggap semua adalah hakku untuk bahagia. Sungguh, sekarang tak ada yang perlu kucemaskan lagi, pikirku pendek. Beberapa bulan berlalu, satu semester pun telah terlewati. Banyak hal yang telah kita lalui bersama, tidak ada yang aneh sampai saat itu. Hingga tibalah liburan bagi kami, para anak rantau pun pulang ke kampung halaman. Yang dirumah pun, menikmati hari santai selama liburan. Aku, tetap begini, sendiri, tak ada teman seperti saat kuliah yang kupunya di rumah. Aku, tetap begini, menyendiri dan melakukan hal-hal yang sudah menjadi rutinitas selama liburan. Aku, tetap begini, tak ada seorangpun yang mengajak keluar untuk setidaknya menghirup udara segar. Ya, aku tetap begini. Dalam pantauanku di media sosial, selama liburan banyak teman yang benar-benar menikmati liburan. Menikmati waktu bersama teman dan keluarga. Aku ikut bahagia, hingga satu waktu aku mendapati dalam sebuah foto yang diunggah salah seorang teman bahwa dia sedang berkumpul dengan teman lainnya. Ya, teman-teman yang selalu membersamaiku ketika kuliah. Tanpa aku, tanpa setidaknya basa-basi untuk mengajakku. Mentalku seketika ambruk, banyak pikiran macam-macam mengisi kepalaku. Banyak dugaan buruk karena mereka tidak mengajakku, hanya aku. Sungguh, aku baru menyadari bahwa semua bahagia yang kupunya bukan lah milikku. Aku tidak pernah bahagia, karena tawa yang kupunya hanyalah sanderaan bagi takdirku sedari dulu.
*Flasbak off
Setelah kuliah selesai, aku berniat langsung pulang. Tak ada lagi yang perlu dilakukan setelah selesai kelas seperti dulu. Sedih dan memalukan mengingat masa ketika aku sangat bahagia bersama mereka. Tapi yasudahlah, semua sudah tersebut dalam takdirku. Aku sudah berusaha, tapi sungguh percayalah bahwa kekuatan takdir sangatlah kuat. Apapun yang sudah dilakukan apabila tak sesuai dengan takdir kita,hanya akan sia-sia dan semakin menyaksikan. Aku bergegas menuju tempat parkir untuk mengambil sepeda motor, melewati beberapa kelompok mahasiswa yang sedang asyik berbincang di taman. Rasanya tak nyaman melewati mereka yang sebagian kukenal tanpa menyapa. Rasanya ingin menghilang tanpa mereka tahu bahwa aku berada di dekat mereka, tapi apa daya aku harus tetap menghadapi nya. Mengambil langkah cepat, aku hampir berlari menuju tempat parkir. Sampai seketika, tinggal satu langkah aku meninggalkan sekelompok orang itu seseorang memanggil ku. Sial ! Pikirku kesal. Aku berpaling, tanpa senyum seperti biasa. Terlihat seorang mahasiswa laki-laki dengan santainya menghampiriku.
" Ah! Kenapa pula aku harus menunggu si lambat ini " gumamku, akupun bersegera memalingkan badan dan kembali berjalan.
"Afza ! Tunggu dulu ! " Suaranya terdengar sedikit berteriak kesal, aku terhenti. Tanpa menoleh dan berpaling.
"Tolong ya, nanti buatin power point buat presentasi besok. Ini materiku, nama file nya tugas kelompokkkkk " ucapnya sembari menyodorkan flashdisk hitam kecoklatan. Aku menerima, tanpa sepatah kata.
" Inget ya kelompokkkk, huruf k nya banyak " aku mengamati pergerakan mulutnya yang menekankan huruf k. Sangat lucu, aku hampir tertawa.
"Ngetawain aku ?" Responnya cepat setelah tahu bahwa aku sedang menahan tawa.
"Gak, oke nanti kalo udah langsung aku kirim " aku pun langsung meninggalkannya. Tanpa salam perpisahan, tanpa senyum apalagi lambaian tangan. Ya, seperti inilah aku. Setelah kejadian yang sungguh tak bisa kulupakan sampai sekarang, aku menjadi orang yang berbeda. Tidak, mungkin aku hanya berubah sedikit. Karena memang beginilah apa adanya aku sebelum kenal mereka.
Bersambung....
![](https://img.wattpad.com/cover/227323066-288-k814804.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cheerless Stranger
Novela Juvenil" Saya akan tetap begini, selalu menjadi saya walau orang lain kerap meninggalkan saya karena mengetahui bagaimana saya yang sesungguhnya. Saya tidak akan menjadi orang lain hanya untuk dikasihani dan agar orang tak berpaling dari saya " Ujar gadis...