"Makanya liat-liat dongg kalo motong" kata Hana sambil membalutkan perban ke jari manis Angel.
"Iyaiyaa."
"Dahh."
"Thanks, Han."
"Iyaa. Yuk, makan!" ajak Hana "Sindi sama Mama udah nunggu tuh di meja makan."
"Oke."
Langit menjadi gelap, tanpa terlihat adanya bintang. Petir bergemuruh sangat kencang, rintik-rintik air hujan mulai turun dari langit.
"Gerimis ya?" tanya Mama Hana
"Iyaa, Te," sahut Sindi
"Besok siapin jas hujan sebelum berangkat," ucap Mama Hana
"Iyaa, Ma. Sans!" Hana menjawab
Setelah selesai makan malam, Hana, Sindi, dan Angel pun masuk ke dalam kamar.
Mereka bertiga duduk di atas kasur bermotif polkadot hitam milik HanaUhuk! Uhukk!!
"Gaenak badan?" tanya Angel pada Hana.
"Iya nih kayaknya."
"Kebanyakan makan gorengannya Mbak Inem sihh!" Sindi menyeletuk.
"Emm, besok kita packing-packingg, yeayy!" seru Angel
"Yoii. Eh btw, tas-tas kalian mana?" tanya Hana
"Tuh. Kita gantung" kata Angel sembari mengarahkan jari telunjuknya ke gantungan yang berada di dinding, tepat berada di samping kaca rias. Dan disana terdapat dua tas ransel berwarna merah muda milik Angel dan ransel biru muda milik Sindi.
"Kita bawanya tas yang kecil aja kan? Gak yang besar-besar kan?" tanya Sindi
"Iyaa. Lagian bentar doang kok. Santuy!" kata Hana dengan muka santainya.
"Ntar kan kita berangkat ke sananya pagi tuh, perjalanan kira-kira berapa jam?" tanya Angel
"Sekitar dua jam dari sini," kata Sindi
"Terus, ntar kalo udah sampai di sana, kita rehat dulu atau langsung jalan?" tanya Hana
"Kita rehat dulu lah bentar. Makan, habis itu baru mulai bertualang!" ucap Sindi penuh semangat.
"Gue udah pesen penginapan, btw" ujar Sindi
"Berapa kamar?" tanya Hana
"Dua. Satu kamar untuk tiga cowok, satu kamar lagi untuk kita bertiga" jelas Sindi
"Okey laa. Udah jam sebelas nih. Ngantuk gue, tidur yuk!" ajak Angel
"Wait, gue beres-beres dulu." Hana merapikan barang-barang yang masih berserakan di karpet samping kasur.
"Nii headset siapa sih? Sembarangan banget naroh!" tanya Hana, sedikit emosi.
"Headset lu kan? Headset gue ada birunya" ucap Sindi
"Eh! Iya ding, hihii."
Sindi hanya membalas dengan lirikan mata tajamnya
"Eh! Angel udah tevar gaes!" kata Sindi
"Haa? Serius?" tanya Hana, tidak percaya. "Kecapean tu anak paling."
"Capek apa?"
"Bantu mama masak hahaa! Eh tapi, jari dia kena pisau tau. Untung ga dalem banget, darahnya banyak banget tadii" papar Hana
"Mungkin dia kekurangan darah"
"Ya engga mungkinlah! Ada-ada aja loo! AHAHAA!" kekeh Hana
"Udah we. Tidur" perintah Sindi
KAMU SEDANG MEMBACA
Lawang Wates
Horror"Kita harus pergi dari sini! Ini bukan tempat yang baik untuk kita! Bisa-bisa kita semua celaka!!" "Kalo tau bakalan kayak gini, gue juga gak mau pergi ke tempat ini Han!" Kisah ini berawal ketika Hana berkenalan dengan sekelompok teman-teman kampus...