Author pov.
"Astaghfirullah!" Hana terbangun dari tidurnya pada jam 03.00 pagi dengan napas yang tersengal-sengal.
"Ya Allahh barusan gue.. ketindihann! Kenapa coba! Untung gak kelihatan mukanya, cuman rambut panjang doang!
Di dalam kamar yang gelap, Hana melihat temannya, Sindi. Ia sedang tertidur lelap di samping Hana.
"Sinn.." panggilnya dengan nada lembut, sambil menepuk pelan bahunya.
Tak ada respon dari Sindi.Kayaknya dia lelap banget deh tidurnya, dasar kebo!
Tok! Tok! Tokk!
Suara ketukan pintu dari luar kamar..Deg!
Sekejap Hana berpikir.
Tumben ada yang bangun jam segini, masak iya mama? Biasanya mama kalo kesini langsung manggil, kok cuman ngetuk? Kalo papa? Papa kan lagi di luar kota.
Tapi kalo bukan mama yaa siapa lagi? Pasti mama!Hana turun dari atas kasurnya, menyalakan lampu dan berjalan menuju pintu untuk mengetahui siapa yang mengetuk pintu kamarnya tadi.
Ceklekk!
"Hana!"
"Astaghfirullah!" Hana terkejut hingga memundurkan tubuhnya ke belakang.
"Isshh mama! Ngagetin Hana aja!" Sambil mengelus dada.
"Ini" menyodorkan secarik kertas ke hadapan Hana.
Hana mengambil kertas yang diberikan Mamanya tadi lalu membukanya, kalian tahu apa isi di dalamnya?
Isi di dalam kertas itu adalah sebuah tulisan "MATI!"Tulisan itu berwarna merah seperti warna darah, Hana saat itu juga langsung terkejut setelah membukanya.
"Mati? Apa maksudnya ini ma??"
"Lahh! Maa! Mama kemana?! Lohh kok??" Seketika itu juga mamanya menghilang dari hadapan Hana, tidak seperti biasanya, kali ini tingkah laku Mama Hana sangat aneh.
"Isshh! Apa coba maksudnya mama ngasih kayak gini?" Membuang kertas itu ke tempat sampah tepat di sebelah pintu, lalu menutup pintu kamarnya tersebut.
Hana yang masih memikirkan kejadian tadi, menyandarkan tubuhnya di atas kasur, ia bingung akan kejadian aneh yang barusan saja terjadi.
Bagaimana tidak bingung? Bayangkan saja jika kalian berada di posisi Hana, bagaimana perasaan kalian?Tok! Tok! Tokk!
Siapa lagi sihh?! Haduuhh heran gue tadi mama ngasih kertas kayak gitu tu ngapain coba? Pengen anaknya mati??
Tokk! Tokk! Tookk!
"Hanaa! Hana sayangg!"
"Iyaa maa tunggu bentarr!"
Ceklekk!
"Ngapain sih maa kesini lagi? Tadi kann udah kesinii"
"Gak jelas lagi mama ngasih Hana kertas tulisan kayak gitu, mama pengen Hana mati??"
"Lohh! Mama baru aja kesini dan mama gak ada tuh ngasih Hana kertas apapun itu"
"Harusnya mama yang tanya, ngapain tadi Hana ngetuk pintu sambil manggil mama?"
"Enggak. Hana gak sempat turun ke bawah, apalagi ke kamar mama"
"Lohh terus yang ke kamar mama siapa? Sindi?"
"Engga kok, Sindi dari tadi tidur"
"Jadi tadi mama gak kesini? Masak sih? Ahh bohong mama yaa.. mau ngerjain Hana? Malem-malem gini ngerjain Hana? Ultah Hana udah lewat loo ma"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lawang Wates
Terror"Kita harus pergi dari sini! Ini bukan tempat yang baik untuk kita! Bisa-bisa kita semua celaka!!" "Kalo tau bakalan kayak gini, gue juga gak mau pergi ke tempat ini Han!" Kisah ini berawal ketika Hana berkenalan dengan sekelompok teman-teman kampus...