“Aisyah..., Aisyah.., Aisyah..!” Suara lelaki itu menggema, ia terus berlari memasuki masjid terapung mencari sosok yang dirindukannya selama ini. Laut yang luas membentang tak berbatas. Tak ada kuliner di sepanjang pantai atau satu nyawa pun manusia yang menampakkan diri, tak ada aktivitas di siang itu. Matahari bersinar cerah dan mencetak bayang tak beratur di atas hamparan laut. Terik panas namun tak membuat pria itu berkeringat. Ia terus mencari sebagian dari dirinya yang hilang. Di dalam masjid hanya ada kesunyian. Fadli berlari menaiki tangga yang berkelok bergegas seakan ingin mencapai puncak bangunan berkubah biru itu.
“Aisyah!” Sapanya sekali lagi dengan kehangatan yang semakin menyilau pandangan. Berkas putih matahari menyamarkan segala yang ada di sekitarnya. Mata lelaki itu berfokus pada satu sosok perempuan berpakaian putih cerah dan berjilbab putih. Perempuan itu nampak tersenyum meski wajahnya tersamarkan karena silau cahaya putih mentari. Jantung lelaki itu berdetak tak menentu. Ia meninggalkan anak tangga teratas masjid, mendekati sosok perempuan jelita yang ia yakini adalah Aisyah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Bukan Aisyah
RomanceFadli tercengang melihat calon istrinya masuk menawarkan sepiring brownies. Gadis kecil berusia sembilan tahun yang mengenakan jilbab pink itu adalah Aisyah. Perempuan yang akan dinikahinya. Sementara Aisyah kecil terlihat senang ketika mendapat ha...