Chapter 3

962 138 10
                                    

Disclaimer :

Naruto : Masashi Kishimoto

Happy Reading 😉


💖

💖

💖

💖

Sekitar lima belas menit lagi bel pelajaran pertama berbunyi hal itu membuat Hinata sedikit cemas karena harus bergegas masuk ke kelas sebelum terlambat untuk mengikuti pelajaran mengingat hari ini akan ada ulangan Matematika.

"Kalau begitu aku ke kelas duluan." Pamit Hinata hendak pergi meninggalkan area parkir juga Pein.
Namun tiba-tiba saja Pein menarik tangan Hinata membuatnya mau tak mau menoleh. "Ada apa!?" Tanya Hinata bingung.

Pein hanya tersenyum sekilas menatap wajah cantik sang kekasih.

Cup...

Sebuah kecupan singkat Pein berikan tepat di pipi kanan Hinata membuat si empunya langsung memerah padam bak kepiting rebus. Merasa malu sekaligus kaget dengan aksi tak terduga juga nekat dari Pein terlebih di lakukan di sekolah dimana bisa saja para siswa lain melihat aksinya tadi.

Tangan Hinata masih memegangi pipi kanannya yang terasa sangat panas karena ciuman singkat yang diberikan Pein. Terlebih ini pertama kalinya dalam hidupnya dicium oleh laki-laki.

"Ini bayaran atas yang tadi." Pein menyeringai senang.

Sementara Hinata masih terdiam membisu akibat syok, seseorang tiba-tiba saja datang di tengah-tengah suasana romantis mereka sebagai penggangu.

"Pein Yahiko! Hinata Hyugha!" Teriak lantang Rock Lee, ketua Komite Kedisiplinan di sekolah sekaligus musuh bebuyutan Pein beserta gengnya.

Merasa ada yang memanggil nama mereka berdua, baik Hinata maupun Pein langsung menoleh bersamaan melihat siapa yang memanggil tadi.
Raut wajah keduanya terlihat berbeda satu sama lain.

"Rock Lee?!" Seru Hinata bingung.
Sedangkan Pein malah bersikap sebaliknya. "Kepala mangkok." Gumamnya menyindir tajam gaya rambut dari Rock Lee yang dianggap aneh sekaligus norak apalagi ditambah alis tebal yang dimiliki membuatnya terlihat semakin lucu.

Tapi yang membuat Pein dan teman-temanya sangat sebal pada Rock Lee adalah sikapnya yang selalu berusaha mengatur mereka dimana peraturan di sekolah ada untuk dilanggar bukan patuhi, maka tak heran jika Pein berserta teman-temannya selalu langganan masuk ruang konseling, menerima berbagai macam hukuman dari para Sensei tapi hal itu tak pernah sekalipun membuat Pein jera atau merubahnya menjadi anak baik malah semakin memberontak.

"Pagi alis tebal." Sapa Pein begitu santai sambil melambaikan tangan.

Namun Rock Lee diam tak menjawab ataupun menyahut.

Merasa kesal sendiri dengan sikap si alis tebal, Pein langsung mengambil tas lalu menggandeng mesra tangan sang kekasih pergi meninggalkan parkiran namun langsung di tahan Rock Lee.

"Kalian berdua tak boleh pergi." Rock Lee menghalangi keduanya
Pein mendesah berat menatap kesal para Rock Lee tapi mengingat kalau ada Hinata disampingnya dia harus menahan diri sebisa mungkin. "Kau pergi duluan ke kelas, nanti istirahat aku akan ke kelasmu."

"Eh, itu tak perlu aku..."

"Sudah cepat pergi jangan bicara lagi." Ujarnya seraya mendorong jauh tubuh Hinata agar tidak terlibat masalah dengan Rock Lee.

"Kau mau kemana Hinata?" Tanya Rock Lee kesal karena Hinata berhasil pergi melarikan diri sebelum diberi hukuman.

"Tentu saja ke kelas." Jawab Pein dengan santainya mewakili Hinata.

My Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang