6. Titik Awal

51 7 0
                                    

Semua siswa mengikuti upacara. Beberapa menit kemudian panas pagi sangat terik. Raya belum sempat sarapan dan minum obat, karena waktu yang memaksa dia untuk segera berangkat ke sekolah agar tidak terlambat. Raya merasakan ada yang aneh dia merasakan pusing, hidungnya mengeluarkan darah, mata yang mengarah ke sekelilingnya mulai terlihat sangat terang dan tak terkendalikan saat itu dia jatuh dan tidak tersadarkan diri (pingsan)..  Anggota PMR segera menghampiri cewek itu dan membawanya ke ruang UKS. Sementara itu Riogo, Arka, Khansa memberi tau Tama yang berada di badisan pertama upacara bahwa adiknya pingsan tidak sadarkan diri.

"Bilangin si Tama adeknya pingsan" ucap Rigo berada di barisan ke tiga saat upacara kepada khansa, kemudian cowok  itu membisikan kembali kepada Khansa

"Bilangin si Tama, pacar gue pingsan" ujar Khansa dengan seenak jidatnya kepada Arka

"Siapa pacar lu?, setau gue lu ga ada pacar. Juga kalo ada yang lu tembak bakalan nolak mereka?" Tanya Arkan kepada Khansa dengan menahan tawanya

"Pacar gue si Rayalah" jawab Khansa

"Dih jijay" ujar Arka. Kemudian  cowok itu memberitau Tama kalau adiknya pingsan

"Adik lo pingsan bro" ujar Arka kepada Tama, namun hanya mendapat tanggapan santai kepada Tama

"Hmm" Ujar Tama. Dia sudah menduga adiknya  akan pingsan karena dia tau, Raya belum sarapan dan meminum obat. Sedangkan Arka, cowok itu bingung kepada Tama karena dia menanggapi dengan sanggat santai.
Sedangkan Angkasa??, Angkasa ada di bagian belakang barisan dia melihat sekelompok anggota PMR enggotong tandu yang membawa Raya ke dalam UKS.

*****
Perlahan Raya membuka matanya, dia merasa sangat lemas
"Sudah bangun ya?" Suara laki-laki yang berada di sana membuat cewek itu tersenyum

"Udah kak, lu ga kekelas?" Ucap Raya kepada Tama

"Lu tadi kenapa sih ga makan dulu?"

"Kan lu tau tadi udah siang"

"Lain kali jangan di ulang. Gak baik buat kesehatan lu"

"Iya deh" ujar Raya kepada Tama. Arka, Rigo, Khansa dan Angkasa juga berada di UKS, mereka melihat kondisi adik dari sahabatnya itu

"Lain kali sarapan dulu Ray, biar ga kek gini" saran Arkan

"Siap kak" ucap Raya sambil meringis dengan menampilkan giginya

"Kalo belum sempet sarapan bilang aja sama kak Rigo, biar ntar kakak beliin makanan buat Raya" ujar Rigo menawarkannya kepada Raya

"Makasih kak Rigo, ga usah repot-repot hehehe" jawab Raya kepada Rigo

"Jangan di ulangin ya beb, nanti abang Khansa jadi  sedih kalo bebeb kek gini lagi" ucap Khansa dengan segala kata-kata alaynya

"Iya bang" ucap Raya kepada Khansa

"Bab beb bab beb. Enteng amat tu  mulut" ucap Tama kepada Khansa

"Tau tuh si Khasa. Gilanya kumat tu" ucap memukul punggung Khansa sambil tertawa Rigo

"Sikat abis Tam, adek lo digombalin abis sama si Khansa" Ujar Arka kepada Tama membuat seisi ruangan itu tertawa kecuali satu, ya siapa lagi kalau bukan Angkasa. Dia duduk di kursi di dalam ruangan itu dengan muka datar dan tatapan dinginnya

"Ampunnn bang Tama. Gue kan cuma bercanda" ujar Khansa menatap Tama dengan tangan memohon dan cengar cengir.

"SAAA. KOK LO DIEM AJA SIH DI SITU KEK PATUNG TAU GA" ucap Kahansa dengan nada tinggi membuat semua orang menatap angkasa

"Gue cape habis upacara kaki gue rada keram" ucap Angkasa dengan segala alasannya.

*****

Raya kembali ke kelasnya, Alira dan Zoya menghampiri Raya di bangkunya untuk memastikan keadaan cewek itu. Ozan memperhatikan Raya, cowok itu mulai merasakan ada yang aneh dengan perasaanya saat melihat Raya.

Angkasa RayaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang