Maaf yg kemaren salah, hehe.
"Siyeon?"
•••
Tubuh Siyeon tersentak disaat telinganya mendengar suara berat yang terasa familiar di telinganya. Itu suara Jeno, lelaki dingin incarannya selama bertahun-tahun.
Perlahan, Siyeon menoleh dengan raut wajah yang tegang. Sial! Ia terciduk oleh Sang pujaan hati! Diam-diam Siyeon merutuk dalam hati. Bisa-bisanya ia terciduk seperti ini.
"J-jeno?" gagap Siyeon di saat matanya sudah bertatapan dengan mata elang milik Jeno.
Lee Jeno tak menjawab, melainkan lelaki itu mengangkat alis kirinya, sebelum akhirnya melangkah untuk menghampiri Siyeon dan Roseanne.
Tubuh Siyeon semakin menegang disaat Jeno sudah berada di dalam area mereka. Bukan, bukan karena takut atau apa, melainkan aroma maskulin Jeno yang menguar yang begitu memabukkan.
Jeno menghentikan aktifitasnya kala dirinya sudah berada di area tersebut. "Lo ngapain?" tanya Jeno.
Siyeon menunduk sebentar, kemudian gadis yang lebih muda dari Rose itu mendongak, menatap Jeno takut setelahnya tersenyum samar. "O-oh, g-gue mau bertamu aja kok!"
Dahi Jeno mengerut, sesaat kemudian lelaki bongsor itu menatap Siyeon dengan tatapan menyelidik. "Masa?"
Rose yang sedari tadi hanya menyimak, kini buka suara. Gadis yang lebih tua dari mereka tersebut menarik lengan jaket milik Jeno, sehingga membuat sang empu menoleh ke arahnya dengan kerutan dahi yang jelas terlihat.
"Stt, ga boleh gitu!" tegur Rose, seraya mencubit lengan Jeno.
Jeno mengaduh, "Aduh! Emang kenapa si, Nun?"
Roseanne menghela napasnya, "Dia tamu, Jenoo!"
Seketika Lee Jeno berdecak, "Ck! Aku ga percaya Nun kalo dia tuh bertamu. Cih, apa-apaan." ucap Jeno dengan sinis.
"Heh!" Dengan spontan, Rose menepuk pelan mulut Jeno.
"ADUH! NUNAAA!"
Siyeon mendelik di saat mata tajamnya melihat kejadian tersebut. Gadis muda tersebut menatap Rose dengan tajam, dan tanpa disadari Jeno melihat tatapan tajam Siyeon yang ditujukan kepada Nuna kesayangannya, Roseanne Park.
"Apa maksud lo natep Nuna gue kayak gitu?" tanya Jeno seraya menatap Siyeon sinis.
Glup!
Lagi dan lagi, Siyeon terciduk. Gadis tersebut menelan salivanya kasar di saat Jeno memergoki aksi tatapan tajamnya yang menurutnya tidaklah sopan.
"H-hah? Enggak kok, Jen. Hehe." jawab Siyeon kaku.
"Ga usah ketawa, lo jelek." ketus Jeno yang membuat Siyeon serta Rose melototkan matanya tak percaya.
"Jeno!" tegur Rose.
Jeno menatap Rose malas, "Apaan si? Emang dia jelek."
Siyeon hanya tersenyum tipis. Bibirnya melengkung ke atas, namun tidak di dalam hatinya. "Liat aja lo, Roseanne."
"JENO!"
"IYAA IYAA!"
Oke, cukup sudah kesabaran Siyeon disini.
Plak!
"BITCH!" teriak Siyeon secara tiba-tiba.
Jeno dan Rose terkejut, apalagi Rose yang notabenenya adalah gadis yang gampang terkejut.
"Kamu kenapa?" tanya Rose sedikit was-was. Rose hanya takut jika gadis ini err..... bipolar.
Tangan Siyeon terangkat untuk menjambak rambut blonde milik Rose. Tentu saja Rose merasa terkejut atas tindakan Siyeon yang tiba-tiba. Sementara Jeno membolakan kedua matanya disaat melihat aksi Siyeon.
"LO APA APAAN ANJIR?!" teriak Jeno. Lelaki itu memegang pergelangan tangan Siyeon, kemudian memaksanya untuk melepaskan jambakan dari rambut Nuna tercintanya.
"LO GAUSAH IKUT CAMPUR!" sarkas Siyeon sembari menatap Jeno kesal.
Rose merintih, "Siyeon lepas." pintanya seraya memegang tangan Siyeon yang sedang menjambak rambutnya.
"Gak, gabakalan gue lepas" balas Siyeon sinis.
“HEH BANGSAT!" Teriakan Jaemin yang melengking itu berhasil membuat Siyeon melepaskan jambakannya.
Rose, Jeno, beserta Siyeon menoleh ke arah pintu, disana terdapat Jaemin dan Haechan yang sedang berdiri di depan pintu sambil membawa makanan.
Lagi dan lagi Siyeon terkejut. Gadis itu nunduk ketika Jaemin dan Haechan menghampiri mereka.
"Lo ngapain Rose Nuna?" tanya Haechan dengan nada yang rendah.
Siyeon menunduk, enggan menjawab pertanyaan Haechan. Hal itu membuat Haechan geram. "Jawab woy."
Siyeon mengangkat wajahnya, lalu menatap wajah Haechan yang kini sedang menatap dirinya dengan tatapan yang tajam. Segera dia merapikan penampilan nya, lalu tersenyum.
"Hai, haechan." sapa Siyeon dengan senyuman nya.
"Apaan si lo jamet" celutuk Jaemin sembari melipat kedua tangan di dadanya.
"Jawab pertanyaan gue." tekan Haechan ke Siyeon. Siyeon tetap ga menjawab pertanyaan dari Lee Haechan.
"Budeg ya lo?" celutuk Jeno yang sedang memegang kedua bahu Rose.
"Sialan, gue harus pergi dari sini" batin Siyeon geram.
Tanpa menjawab pertanyaan dari Haechan, dia langsung berlari menuju pintu, "Liat aja lo, Rose." teriak Siyeon, kemudian dia segera pergi dari sana.
"APAAN SI SINTING" teriak Jaemin yang kesal terhadap tingkah Siyeon.
Rose yang sedari tadi menyimak, akhirnya membuka suara. "Udah udah, Jaemin."
Haechan dan Jaemin menoleh ke arah Rose. Segera kedua lelaki itu mendekati Rose. "Nuna gapapa kan?" tanya Haechan penuh ke khawatiran.
Rose hanya tersenyum, tangannya terangkat untuk mengelus surai hitam Haechan. “Nuna gapapa kok, Chan."
Haechan menikmati elusan dari Rose. "Beneran nun? Gaada yang luka kan? Tadi si Siyeon ngapain kesini?" tanya Haechan bertubi-tubi.
"Heh goblok, lo nanya pelan pelan kenape si" tegur Jeno kepada Haechan. Haechan menoleh ke arah Jeno, lalu mendengus.
"Apaan si lo, ikut campur aja" kata Haechan.
"Astaga, Iya Nuna ga kenapa napa, Lee Haechan."
Haechan senyum, "Okelah baguss."
“EKHEM!"
Tbc
HAI HAI, apa kabarrrer? maaf ya baru up skrg. asli lupaaa HAHAHA.
oke have a nice day yaa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Babysitter ─NCT00
FanfictionBabysitter ─ft. Park Chaeyoung and NCT DREAM 00line. "Serasa ngurusin bayi ini mah." ©skylerdo #21 in jaerose #37 in millenial #4 in nct00 #184 in nana #67 in 00l #30 in babysitter #143 in leehaechan